👙Part 35👙

746 10 0
                                    

happy reading👙

"Leyyy, selamat ya atas pertunangan lo sama Orion," ucap Gabby menyelamati gadis yang sedari tadi bermuka masam.

Gadis yang sudah menerima banyak kata selamat itu hanya bisa memutar bola matanya malas. Dari banyaknya hari yang telah ia lewati, ia sangat membenci hari ini.

"Wah, terima kasih ya, Ansel," balas Orion. "Ini suamimu?" tanyanya melirik Zavier yang berdiri di samping Gabby.

Gabby tersenyum. "Yash. Zav kenalin ini Orion, and Orion ini suami gue; Zavier."

Zavier menyodorkan tangannya lebih dulu yang langsung diterima ramah oleh Orion.

"Orion."

"Zavier."

"Fenly belum datang juga, Ley?" tanya Gabby karena masih belum melihat sosok itu.

"Barusan kabarin gue udah di depan si," jawabnya. "Tuh anaknya," tunjuk Aleeza ke arah keberadaan Fenly.

Lelaki jangkung itu berjalan dengan santai. Banyak pasang mata yang menatap ke arahnya yang memang sukses mencuri perhatian dengan wajah tampan dan tubuh tegapnya itu.

Tangan Gabby refleks melambai ke arah Fenly diikuti suaranya yang memanggil nama lelaki itu.

Fenly yang menangkap kode itu langsung melempar senyum dan membawa langkahnya menuju tempat dimana Gabby berada. Namun senyum itu memudar ketika ia melihat keberadaan Zavier, apalagi tangan lelaki itu memeluk pinggang Gabby dengan erat.

"Sorry telat, gue anter nyokap dulu," ucapnya begitu sampai di depan mereka. Matanya melirik ke arah pinggang Gabby yang Zavier peluk.

Mereka mengobrol ringan, kecuali Zavier tentunya. Karena ia tidak akrab dengan teman istrinya, apalagi dengan Orion yang baru ia temui.

Tiba-tiba obrolan mereka teralihkan karena suara nyaring dering telepon milik Zavier. Semuanya melirik ke arah lelaki itu.

"Sorry," ucapnya tak enak. "Aku angkat telepon dulu," ijin Zavier pada Gabby yang dibalas anggukkan oleh istrinya.

"Kamu bakal ke sini nggak sih, Kak?" bentak orang di seberang sana begitu Zavier menerima panggilannya.

"Gue ada urusan lain," jawab Zavier pelan sembari melihat situasi sekitar.

"Sengaja banget ya kamu pengen aku kasih tahu semuanya ke istri kamu itu? Kalo kamu nggak datang dalam 30 menit, aku bakal bilang semuanya." Setelah itu Elea menutup teleponnya yang membuat Zavier mengumpat kesal.

Ia memaki perempuan yang dulu sempat ia sukai itu. Dengan malas dan masih merasa kesal, Zavier melangkahkan kakinya kembali mendekati Gabby.

"Ada apa, Zav?" tanya Gabby begitu suaminya sudah berada di sebelahnya.

"Aku ada urusan bentar. Nggak apa-apa kalo aku tinggal bentar? Nanti aku jemput."

Gabby mengangguk. "Ya udah kalo kamu emang ada urusan penting, pergi aja. Nanti aku di antar Fenly."

Zavier terdiam sejenak, ragu. Sebenarnya ia tidak ingin istrinya itu berduaan dengan rivalnya. Tapi mau bagaimana lagi, ia tidak bisa memikirkan cara lain. Mana mungkin ia menyuruh Gabby naik taksi.

Akhirnya Zavier menganggukkan kepalanya, menatap sekilas Fenly. "Gue titip Gabby."

Setelah melayangkan ciuman singkatnya pada sang istri, Zavier langsung pergi dari acara itu dengan sedikit tergesa.

Fenly membuang wajahnya karena adegan tiba-tiba tersebut.

"Harus banget emang cium-cium gitu?" sindir Aleeza.

"Kenapa? Kamu mau dicium juga?" timpal Orion yang dibalas tatapan tajam tunangannya.

"Lo diem aja deh. Sana pergi temui tamu-tamu lo. Males gue liat lo di sini."

Orion mengendikkan bahunya. "Ya sudah kalau memang mau kamu. Jangan cari aku buat minta peluk." Aleeza menatap sinis lelaki yang tengah jalan menjauhinya.

"Jangan benci-benci gitu, Za. Ntar malah lo yang cinta mati sama Orion," ucap Fenly mengingatkan.

"Yang ditinggal nikah, dilarang bacot," balas Aleeza sarkas.

Wajah Fenly langsung berubah masam.

"Eh, sorry nggak maksud jujur."

Namun bercandaan mereka teralihkan karena ringisan Gabby. Bahkan perempuan itu sudah berjongkok.

Melihat Gabby yang seperti tengah kesakitan itu tentu membuat mereka berdua khawatir.

"Kenapa, Ans?" tanya Aleeza panik.

Gabby menggeleng. "Nggak apa-apa, cuma kram perut aja."

"Oh ... lagi datang bulan, ya?" Gabby mengangguk. "Kalo emang sakit banget, mending lo pulang aja."

"Nggak apa-apa emangnya? Gue baru sampai juga padahal, Ley."

"Nggak apa-apa, Ans. Lo kan lagi sakit. Nanti biar Fenly yang anterin lo."

Fenly dengan sigap langsung memegang lengan Gabby. "Gue anter Ansel balik dulu, Za. Sorry ya cuma sebentar."

Aleeza mengangguk. "It's okay. Kabarin kalo misal ada apa-apa."

Setelah itu keduanya pergi ke parkiran. Fenly masih setia memegang lengan Gabby. Takut perempuan itu oleng, dilihat dari wajahnya yang pucat.

"Zavier masih belum tau, Ans?"

tbc👙

Deapest Fall [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang