👙Part 29👙

1K 20 2
                                    

ini bakal ada sekat2nya, jadi maapkeun ya hehehe

aku nulisnya memang ngasal, mklumi klo hncur lebur

happy reading👙

Raut wajah berseri tadi kini lenyap di wajah Gabby tatkala ia melihat kehadiran rivalnya di pesta ulang tahun perusahaan keluarga suaminya. Yang lebih menyebalkannya lagi, Wiza benar-benar terlihat senang akan kehadiran Elea, berbeda saat bertemu dengannya.

"Papi kamu undang pacar kamu juga ternyata," sinis Gabby di samping Zavier.

"Aku nggak tahu apa-apa, Bby. Papi cuma suruh kita datang aja."

Gabby sudah tak tahan berada di sana. Apalagi melihat Elea yang bergabung bersama mereka.

"Eh, ada Kak Ansel juga," ucap Elea seraya menyapa Gabby dengan senyumannya.

Dengan terpaksa, Gabby pun ikut tersenyum. "Hai," sapa Gabby.

Elea bergeser hingga berdiri di samping Zavier. Melihat itu Gabby melayangkan tatapan tajamnya. Tidakkah terlihat di mata gadis itu jika sedari tadi Gabby berdiri di samping Zavier, bahkan tangannya masih berada di genggaman lelaki itu.

Melihat Zavier yang hanya diam membuat Gabby sedikit kesal. Ia melepaskan genggaman suaminya dengan kasar.

"Gabby ijin ke toilet dulu, Mam, Pi." Herma mengangguk, sedangkan Wiza sedang asik mengobrol dengan menantu idamannya.

"Papa kamu nggak ikut, El?" tanya Wiza.

Elea menggeleng. "Papa mendadak ada urusan, Om. Jadi Elea minta maaf ya mewakilkan Papa."

Pria baya itu tersenyum. "Nggak apa-apa. Papa kamu kan orang sibuk. Kehadiran kamu saja sudah membuat Om senang."

"Kalau begitu, Om tinggal dulu ya, El?" Elea mengangguk. "Ayo, Sayang!" ajak Wiza pada sang istri.

"Kamu kenapa datang ke sini?" tanya Zavier sepeninggal orang tuanya. Wajah lelaki itu datar.

Lagi-lagi Elea mengulas senyum. Sepertinya gadis itu tengah merasa bahagia.

"Aku kan di undang Papi kamu, Kak. Nggak enak kalau nggak datang."

"Ya kan bisa cari alasan supaya nggak datang."

"Kamu kenapa sih, Kak? Aku nggak boleh datang memangnya? Om Wiza yang punya acara aja seneng kok aku datang." Elea merasa tak terima dengan ucapan Zavier yang ditujukan padanya.

"Boleh kok, boleh banget. Tapi sebelum kejadian kemarin," balas Zavier.

Elea tersenyum kecut. "Jahat banget tau nggak sih kamu? Setelah kita lakuin hal itu kemarin, sekarang kamu malah buang aku gini."

Zavier terdiam sejenak. "Lakuin apa? Kamu jangan gila."

👙👙👙

Gabby menatap pantulan dirinya di cermin. Wajahnya memang lebih tirus dibanding dulu. Bahkan tubuhnya pun menjadi kurus. Benar-benar tidak terawat.

Dibandingkan Elea, jelas gadis itu lebih unggul. Apalagi gadis itu berasal dari keluarga setara dengan Zavier. Hal itulah yang membuat point plus dari Wiza untuk Elea.

"Wajar sih kalo Zavier lebih tertarik ke Elea," gumamnya seraya menelisik tubuhnya.

"Wajar sih kalo Zavier lebih tertarik ke Elea," gumamnya seraya menelisik tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuhnya memang lebih kecil ketimbang Elea. Padahal Elea lebih muda darinya. Mungkin karena gen juga.

"Stop banding-bandingin lo sama Elea, Gab. Sekarang yang istrinya Zavier itu lo, bukan Elea. Lo lebih berhak atas suami lo," ucapnya meyakinkan diri sendiri. Beruntunglah toilet sedang sepi.

Setelah merapalkan kata-kata untuk menyemati dirinya, Gabby keluar dari toilet seraya menarik sudut bibirnya lebar. Matanya langsung menangkap keberadaan Zavier dan Elea. Ia membawa langkahnya mendekati mereka berdua.

"Jahat banget tau nggak sih kamu? Setelah kita lakuin hal itu kemarin, sekarang kamu malah buang aku gini."

Begitu mendengar perkataan Elea, langkah Gabby refleks memelan. Tanpa mendengar kalimat-kalimat lain yang akan mereka katakan, Gabby memilih pergi dari sana.

Tangannya mengepal erat. Napasnya pun memburu seiring dengan langkahnya yang cepat.

Jadi mereka sudah melakukannya? Gabby mendengus, harusnya ia sudah memperkirakan hal ini. Tapi mendengarnya secara langsung menyisakan nyeri di hatinya. Tanpa sadar, air matanya menetes.

Sebelum ia meninggalkan tempat itu, seseorang mencekalnya. "Dengan ini harusnya cukup untuk membuat kamu sadar diri."

👙👙👙

Sedari tadi Zavier terus menghubungi istrinya. Namun tak kunjung diangkat.

"Kenapa sekhawatir itu sih, Kak? Kak Ansel udah dewasa, nggak perlu kamu jagain terus. Tadi kan udah ijin ke toilet," protes Elea yang melihat Zavier terus menerus mengecek ponselnya.

Zavier memilih tak menanggapinya. Ia mencoba menghubungi Gabby lagi. Beruntunglah kali ini tersambung.

"Halo? Kamu di mana?" Bukan tanpa alasan Zavier bertanya seperti itu. Dikarenakan ia sudah mencari Gabby di sekitar pesta, namun istrinya itu tak ada tanda-tanda kehadiran. Ketika menanyakan pada karyawannya yang ada di sana, ternyata Gabby keluar dari gedung sejak tadi seraya menangis.

"Nggak tau. Aku dari tadi jalan, nggak tahu di mana sekarang." Terdengar isakan kecil di seberang sana.

"Coba liat sekitar, ada tempat yang spesifik nggak?"

"Ada Saka Florist."

"Diem di situ jangan ke mana-mana, aku jalan sekarang," ucap Zavier tergesa lantas menutup teleponnya. Untungnya ia hafal daerah sekitar sini. Jadi ia tahu lokasi Gabby sekarang yang tidak terlalu jauh dari tempatnya sekarang.

Yang ia bingungkan, kenapa bisa istrinya itu berjalan sampai sana?

"Mau ke mana, Kak? Aku ikut, ya?" ucap Elea ketika melihat Zavier akan pergi.

"Jemput istri gue, lo mending diem di sini."

Mendengar ucapan Zavier, wajah Elea berubah datar. Rautnya pun berubah dingin tak seperti Elea yang biasanya. Apalagi mendengar Zavier memakai panggilan yang asing baginya.

"Brengsek."

tbc👙

udah ah sgtu aja dlu. myan panjang kan hehehe

see u~

Deapest Fall [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang