👙Part 19👙

1.3K 27 4
                                    

happy reading👙

Suasana makan bersama keluarga besar Zavier itu berjalan khidmat. Seluruh anggota keluarga fokus menyantap hidangan yang sudah disediakan.

Setelah selesai makan pun, mereka memilih diam di tempat masing-masing. Biasanya, Eyang akan mulai mengajak mereka mengobrol atau hanya sekadar bertanya keseharian putra-putri dan cucu-cucunya. Kali ini sudah masuk giliran Zavier.

"Kuliahmu gimana, Zav?"

"Nggak gimana-gimana, kuliah kan cuma gitu-gitu aja," jawab Zavier malas. Ia sangat malas berada di sana. Apalagi ada wajah yang sangat tidak ingin ia temui.

Orang-orang di sana tersenyum sinis karena ucapan tak sopan Zavier.

Wanita tua itu pun tak ambil pusing. Ia beralih menatap cucu kesayangannya.

"Kamu sendiri gimana, Fenly? Bukannya kamu bilang ke Eyang mau bawa calon kamu, ya?"

Fenly mengulas senyumnya. "Telat, Eyang. Udah di ambil orang," ucapnya seraya melirik sekilas ke arah Zavier.

"Kok bisa?"

Lelaki itu mengendikkan bahunya. "Takdir, Eyang."

Lalu obrolan itu beralih ke obrolan mengenai pencapaian-pencapaian anak serta cucu-cucu Eyang lainnya.

Zavier melirik jam tangannya sekilas.

"Zavier pamit pulang duluan, Eyang. Sudah jam segini, Elea harus pulang. Nggak enak kalo harus pulang kemaleman," ucap Zavier seraya bangkit dari posisinya. Ia melirik ke arah Elea yang sedikit kebingungan.

Jarum jam memang sudah menunjukkan hampir pukul 10 malam, tapi ia juga tidak apa pulang lebih dari jam tersebut. Tidak akan ada yang memarahinya juga. Namun tak urung ia mengikuti Zavier.

Setelah mendapat persetujuan para tetua, Zavier langsung menggenggam jemari Elea; melangkah pergi dari sana.

"Kenapa buru-buru pulang, Kak? Aku nggak apa-apa kok kalo memang harus pulang lebih malam."

"Udah malam, Elea."

Elea mendengus sebal. "Apa karena ada Kak Fenly? Kalian berdua ada masalah apa sih memangnya sampai kayak gini? Lagipula dia sepupu kamu, kan?"

Tanpa menjawab pertanyaan Elea, Zavier masuk ke dalam mobil lebih dulu yang semakin membuat kekasihnya kesal. Dengan wajah tertekuk, Elea ikut masuk ke dalam mobil.

Selama perjalanan pun Elea diam. Ia masih kesal karena sikap Zavier.

Zavier yang merasa perubahan sikap Elea pun mengulurkan tangannya menggenggam jemari gadis itu. Dikecupnya lembut punggung tangan sang kekasih.

"Sorry, El. Karena kekesalan aku ke Fenly, jadi kamu yang kena sasaran aku. Sorry karena aku kekanak-kanakkan."

Elea menghela napasnya, kemudian dia mengangguk. "Iya," jawabnya singkat.

Zavier yang merasakan ponselnya bergetar di saku celananya itu merogohnya sebentar lalu dimasukkannya kembali.

Zavier yang merasakan ponselnya bergetar di saku celananya itu merogohnya sebentar lalu dimasukkannya kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena baru jam sepuluh lebih, sebagai permintaan maaf aku, aku ajak kamu keliling dulu sebelum pulang. Gimana?"

Senyum Elea kembali merekah. "Okay."

👙👙👙

"Itu kayak Kak Ansel nggak sih, Kak?" tanya Elea ketika mereka melewati toko milik Gabby.

Zavier sengaja memelankan mobilnya. Ia melirik sekilas ke tempat di mana istrinya berdiri sendirian di tengah malam seperti ini.

"Stop, Kak. Kayaknya dia ada problem," ucap Elea yang membuat Zavier menghentikan mobilnya.

Begitu Zavier menghentikan mobilnya, Elea langsung turun menghampiri Ansel.

Lelaki itu berdecak. "Lagian buka toko kenapa sampe malem gini sih."

Tak lama dari kemudian, Elea masuk ke dalam mobilnya diikuti Gabby. Zavier melirik Gabby sekilas dari spion depan.

Selama dalam perjalanan pun Zavier selalu memperhatikan Gabby yang duduk anteng di belakang seraya sesekali mengobrol dengan kekasihnya.

Zavier merasa Gabby terlihat berbeda hari ini. Wajahnya pun menunjukkan jika dia kelelahan. Apa selama ini ia terlalu keterlaluan pada Gabby? Padahal gadis itu sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi sekarang. Tapi Zavier malah semakin membuat Gabby terluka.

Harusnya ia bisa sedikit menahan amarahnya meskipun Gabby memancingnya.

tbc👙

ngetik krna ttiba kbngun. nih mhon d mklumi klo gajelas

Deapest Fall [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang