[FOLLOW SEBELUM BACA!!!]
||Zavier-Gabby||
Hidup bertahun-tahun sebagai sahabat Zavier membuat Gabby tidak bisa merasa bebas. Lelaki itu terlalu mencampuri urusan asmaranya.
Hingga suatu hari, perlakuan yang Zavier lakukan membuat Gabby menjauhinya.
...
Motor Fenly terparkir di pekarangan rumah Gabby. Dari luar terlihat suasana sepi yang hadir di rumah itu.
"Makasih ya, Fen udah anter gue balik."
"Iya, sama-sama."
"Ya udah sana balik," usir Gabby dengan nada bercandanya.
"Iya deh ini mau balik, kalo emang nggak ditawarin mampir." Fenly mulai menyalakan mesin motornya.
"Lo sendiri di rumah?" tanya Fenly yang melihat tak ada tanda-tanda kehadiran Zavier.
Terlihat Gabby celingak-celinguk. "Iya kayaknya, Zavier masih belum balik."
"Nggak apa-apa?"
Gabby terkekeh. "Emang kenapa kalo sendirian di rumah?"
Fenly mengendikkan bahunya. "Ya siapa tau lo takut kan."
"Terus kalo gue emang takut, lo mau nemenin?"
"Mau lah."
Akhirnya Gabby tertawa lepas. "Udah ah sana lo balik. Keburu laki gue datang, terus malah berantem."
Sudut bibir Fenly terangkat. Ia senang melihat Gabby tertawa. Karena sedari tadi wajah gadis itu muram.
"Ya udah. Gue balik deh."
"Iya-iya, hati-hati ya di jalan. Jangan kebut-kebutan, nyawa lo cuma satu."
Setelah mengacungkan jempolnya, Fenly menjalankan motor kesayangannya itu menjauhi Gabby.
Sepeninggalan Fenly, Gabby mengulas senyumnya. Fenly memang selalu bisa membuatnya tertawa karena tingkah tidak jelasnya itu.
Menghela napasnya panjang, Gabby melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Ia berusaha menguatkan dirinya sendiri.
"Nggak boleh sedih lama-lama, Gab. Bunda nggak akan suka liat lo sedih terus," ucapnya pada diri sendiri.
Gabby sudah bertekad tidak akan bersedih lagi. Ia akan hidup bahagia dengan pilihan Bundanya. Maka dari itu, ia berusaha memahami Zavier.
Berbicara tentang Zavier, ke mana laki-laki itu pergi? Ia kira Zavier sudah sampai rumah lebih dulu.
Gabby merogoh ponsel di saku celananya. Ia mencoba menghubungi Zavier. Namun tidak ada tanda-tanda Zavier akan menerima panggilannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Padahal Zavier sedang online dan sudah membaca pesannya, tapi tidak juga membalas. Akhirnya Gabby hanya bisa menghela napasnya.
Ketika akan menutup ponselnya, ia tak sengaja melihat Zavier membuat story. Karena penasaran, ia membuka story yang Zavier buat. Gabby tersenyum miris ketika melihat apa yang Zavier posting.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pantas saja Zavier tidak membalas pesannya. Ternyata lelaki itu tengah bersama wanita yang ia cintai. Lagi-lagi Gabby disadarkan realita. Zavier tidak mungkin meninggalkan Elea demi dirinya.
👙👙👙
Zavier memasuki rumah Gabby yang gelap gulita. Apa Gabby pergi?
"Gab?" panggilnya seraya terus melangkahkan kakinya menuju kamar Gabby.
Ia melihat Gabby tengah terlelap di ranjangnya. Zavier bernapas lega setelah melihat keberadaan Gabby. Setelah itu ia memilih untuk membersihkan dirinya lebih dulu.
Bertepatan dengan pintu kamar mandi yang tertutup, kelopak mata Gabby terbuka. Matanya menatap lurus ke depan. Raut wajahnya pun datar tak bereskpresi.
Suara notifikasi milik Zavier mengalihkan pikiran Gabby. Karena rasa penasarannya yang tinggi, ia meraih ponsel Zavier yang lelaki itu letakan di samping ranjang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lagi dan lagi, Gabby tersenyum miris. Terlihat sekali jika Zavier sangat menyukai Elea. Sampai-sampai lockscreen miliknya saja foto lelaki itu bersama Elea.
"Udah bangun?" Suara Zavier mengejutkannya.
Ia melihat ke arah Zavier dan tersenyum kecil. "Ada pesan dari 'pacar' kamu," ucap Gabby menekankan kata 'pacar', lalu pergi dari sana meninggalkan Zavier yang terpaku di tempat.