👙Part 24👙

1.2K 24 3
                                    

happy reading👙

Dengan kepala yang masih nyeri, Gabby menatap lurus langit-langit kamarnya. Sedangkan lelaki di sampingnya masih tertidur lelap di bawah selimut yang sama dengannya. Gabby memegang erat selimut yang menutupi tubuh telanjangnya.

Sialan. Gabby benar-benar kehilangan kesadaran semalam. Dan bisa-bisanya suami sialannya itu memanfaatkan kesempatan yang ada.

Baru saja Gabby akan bangkit dari ranjang, tangan kekar milik Zavier menarik tubuhnya masuk ke dalam dekapan lelaki itu.

"Zav!"

"Masih pagi, By," ucap Zavier masih dengan mata tertutup.

Wajah Gabby memerah mendengar panggilan Zavier padanya. Padahal ia tahu jika itu hanya sepenggal dari namanya.

"A-aku mau mandi." Gabby gugup sendiri. Ah sialan, ayolah ini bukan Gabby yang biasanya.

"Mau mandi bareng, hm?" tawar Zavier di belakang telinga Gabby. Napas berat lelaki itu yang terasa di kulit Gabby, membuat perempuan itu merinding.

"Kamu udah gila beneran, Zav."

"Yes, i am. Aku tergila-gila sama kamu," jujur Zavier. Tubuh Gabby benar-benar membuatnya hilang akal.

Gabby sendiri merasa aneh dengan perubahan drastis di dalam hubungan mereka. Ia tidak berekspetasi akan berubah sejauh ini.

"Main pagi ya, By?"

Sialan, tanpa sempat Gabby menolak dan melarikan diri, Zavier sudah membalikkan tubuh istrinya. Ia menatap wajah Gabby yang terhalangi oleh helaian rambut panjangnya.

"Cantik." Satu kata yang mampu membuat perut Gabby dipenuhi kupu-kupu yang memaksa terbang.

👙👙👙

Zavier pov

Gue rasa sekarang gue mulai gila. Iya, gila karena cewek yang ternyata adalah istri gue sendiri.

Gue akui, semua yang ada di diri dia itu bikin gue candu. Termasuk tubuhnya.

"Sayang?" Like this, pas bareng cewek yang gue suka pun pikiran gue tertuju ke Gabby.

"Kamu dengerin aku cerita nggak sih, Kak?"

Bisa gue lihat wajah Elea udah jengkel karena dari tadi gue nggak begitu dengerin dia. Gue meringis, "Sorry, El. Aku lagi mumet aja."

"Mumet apanya, kamu dari tadi senyum sendiri loh. Dah lah males banget aku."

"Senyum apa sih? Aku lagi pusing beneran, El."

Elea berdecih. "Mending kamu pulang aja, Kak. Aku mau istirahat."

Gue tahu Elea merajuk. Wajahnya udah cukup menunjukkan kalau dia kesal sama gue.

"Sorry," ucap gue yang langsung peluk dia. Walau masih kesal, Elea tetap balas pelukan gue.

Gue cium kecil bibirnya yang merona itu. Tapi Elea tarik kepala gue sampe akhirnya ciuman itu berlangsung lama.

"Nginep di sini ya, Kak?" bisiknya yang napasnya aja udah gue rasain depan muka gue.

"Nggak bisa, El."

Wajahnya kecewa. "Kenapa?"

"Papi balik. Suka ribet kalo Papi di rumah tapi aku nggak ada."

Bohong. Aslinya gue pengen ketemu Gabby. Gue kangen dia. Bahkan saat gue lagi sama Elea. Kayaknya emang beneran gue kena pelet Gabby.

👙👙👙

Gabby terkejut ketika sepasang lengan kekar memeluk lehernya. Tak lupa juga sebuah kecupan di pipinya.

"Udah makan?" tanya Zavier pada istrinya yang sedang fokus menonton televisi. Ia ikut duduk di samping Gabby.

"Aku kalo lapar ya makan."

Benar juga sih, batin Zavier.

"Aku belum makan," ucap Zavier.

"Makan aja sana. Tadi aku masak rendang."

Senyum Zavier mengembang. "Temenin aku makan."

Gabby menolehkan kepalanya. "Makan sendiri aja kenapa sih, Zav."

"Maunya ditemenin kamu." Gabby hanya bisa menggelengkan kepalanyatak percaya melihat sikap manja Zavier.

Mendengus sebal, namun Gabby tetap berdiri diikuti suaminya yang sudah tersenyum.

"Kamu nggak makan sekalian?" tanya Zavier yang dibalas gelengan saja.

"Nih." Gabby menyodorkan sepiring nasi dan rendang yang telah ia masak tadi sore. Zavier langsung menyantapnya.

Sembari menunggu Zavier makan, Gabby memainkan ponselnya. Entah itu membalas pesan atau hanya scroll-scroll sosmed miliknya.

"Oh iya, tadi Mami telepon. Katanya kamu nanti pulang aja, soalnya Papi kamu pulang."

Zavier tertegun. Kebohongannya tadi menjadi nyata. Papinya benar-benar pulang. Lagipula kenapa pulang sih? Biasanya juga Papinya itu jarang pulang hingga sang mami yang harus terbang menemuinya.

"Pulang ke mana? Aku kan udah pulang."

"Pulang ke rumah kamu ah, masa pulang ke Tuhan."

"Mulutnya, By." Gabby mencibir.

"Udah cepetan makannya, aku mau tidur. Ngantuk banget."

"Sabar kenapa, By? Kan aku juga lagi makan ini."

"Dan stop panggil aku itu."

Zavier meletakkan sendoknya dan menatap penuh istrinya. "Kamu lagi kenapa sih? Aku ada salah?"

"Enggak. Aku emang gini kan orangnya."

"Karena aku pulang kemaleman? Kalau iya, maaf. Tadi jalanan bener-bener macet."

"Udah makannya? Aku mau tidur." Setelah itu Gabby melangkahkan kakinya meninggalkan Zavier yang masih makan malam.

Zavier benar-benar bingung dan tidak mengerti akan perubahan sikap Gabby. perempuan itu jarang bersikap seperti itu jika tidak ada penyebabnya.

Atau karena Zavier bersama Elea? Tapi Gabby pun mengetahuinya.

Padahal tadi pagi mereka baik-baik saja. Ya walaupun Gabby misuh-misuh karena aktifitas pagi mereka.

tbc👙

sowryyy klo gajetot🙏

Deapest Fall [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang