👙Part 26👙

1.2K 18 3
                                    

happy reading👙

"Woy, Sel. Bengong mulu lo dari tadi. Kenapa sih?" tegur Aleeza ketika melihat sahabatnya yang satu itu hanya diam dan melamun sejak ia jemput tadi.

Gabby mengulas senyum menandakan ia baik-baik saja. "Nggak apa-apa, Ley. Cuma kepikiran sama Bakery aja dikit."

"Oh kamu punya Bakery?" tanya lelaki di samping Aleeza. Mata perempuan itu memutar malas. Aleeza kesal karena lelaki itu terus saja menimbrung. Padahal ia sudah susah payah berakting jika ia berpacaran dengan Fenly, tapi tetap saja lelaki itu tak acuh.

"Sebenarnya peninggalan Bunda."

"Hebat karena kamu pandai membuat cake dan sejenisnya. Padahal seumuran kamu ini harusnya lagi senang-senangnya main, kan?" ucapnya diakhiri sindiran untuk orang di sebelahnya.

"Nyindir gue, lo?" sewot Aleeza dengan mata melotot.

Lelaki itu mengendikkan bahunya. "Aku nggak lagi membicarakan kamu, kok. Kalau kamu merasa, berarti memang."

Aleeza mengembuskan napasnya kesal. Arion sialan, umpat Aleeza dalam hati.

"Udah sana lo pergi deh. Gue ini mau quality time sama temen-temen gue."

"Loh, katanya Fenly pacar kamu. Jadinya temen atau pacar?"

Tangan Aleeza sudah mengepal di bawah meja. Lelaki bernama Arion ini benar-benar membuat kesabarannya menguap begitu saja.

"Peduli lo apa sih? Mau Fenly pacar gue juga itu urusan gue bukan lo."

"Aku calon suami kamu kalau kamu lupa." Dengan santainya, Arion berkata demikian seraya menyandarkan punggungnya.

"Gue nggak ada bilang mau terima lo ya."

Melihat perdebatan temannya dengan lelaki yang mengaku calonnya itu, Fenly menggaruk belakang kepalanya.

"Nih gue sama Ansel tinggal dulu, ya? Beresin aja urusan rumah tangga kalian sampai clear." Setelah berkata seperti itu, Fenly menarik tangan Gabby untuk pergi dari sana; meninggalkan keributan pasangan tersebut.

"Lo tuh maunya apa sih?" Aleeza benar-benar dibuat jengkel.

"Kamu."

"Lo baru keluar RSJ, ya?"

"Mulutmu, Al."

"Ya lagian lo nih kenapa keukeuh banget sih udah gue bilangin kalau gue nggak mau nikah sama lo."

"Tapi aku mau."

"Guenya yang gak mau, ege."

"Aku tetep mau."

"Serah lo deh, capek gue ngomong sama lo."

"Oke, kalau terserah aku berarti kamu setuju ya?"

Aleeza melotot. "Stress lo."

Melihat kejengkelan calonnya, Arion terkekeh. "Fenly keliatan cinta banget ya," ucapnya tiba-tiba yang membuat Aleeza bingung tak mengerti.

"Maksud aku, Fenly keliatan cinta banget ke temen kamu itu." Aleeza benar-benar dibuat takjub. Padahal tidak ada yang membicarakan tentang Fenly dan Gabby tadi. Tapi Arion bisa langsung berpikiran seperti itu.

"So tau banget lo."

"Bukan so tahu. Keliatan banget kok kayak gitu." Aleeza berdecih. "Coba sekarang kamu liat aku. Gimana tatapan aku ke kamu?"

Aleeza menatap manik milik Arion dengan serius. "Mirip tatapan orang gila," ucap Aleeza lantas pergi dari sana meninggalkan Arion.

Sialan, kenapa gue malah deg-degan cuma karena tatap Arion, gerutu Aleeza dalam hati.

Deapest Fall [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang