22

2.8K 524 134
                                    

"Junkyu, kau masih saja membaca buku walau kita datang kemari untuk istirahat." monolog sang Kaisar saat memasuki kamar yang digunakan oleh Permaisuri secara turun - temurun.

"Yang Mulia ... " Seru Junkyu yang sedang bersantai diatas sofa panjang sambil membaca buku baru hadiah ulang tahunnya.

Junkyu menutup buku dan berdiri menyambut Jaehyun. Terlepas menikmati liburan, Jaehyun terlihat lelah karena perjalanan sepanjang malam.

Junkyu baru saja ingin bertanya, namun tiba - tiba Jaehyu  mengambrukkan tubuhnya kepada Junkyu.

Nafas Jaehyun terasa panas di lehernya.

"Jaehyun, kau- " kening Junkyu merengut cemas.

"Aku lelah ... " potong Jaehyun, mengangkat kepala dan menegakkan tubuhnya untuk menatap netra sang Permaisuri.

Junkyu mengangkat tangannya dan menempelkannya ke dahi hangat Jaehyun.

"Kau demam."

Jaehyun memejamkan mata dan menghela nafas. Kemudian dia menatap Junkyu dengan mata lebar dan mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna hijau zamrud, lalu memberikannya pada Junkyu.

"Hadiah?"

"Kau langsung tahu?" Angguk Jaehyun dengan senyum ringan.

Junkyu membuka kotak itu, musik lembut berdenting, dan sebuah cincin yang bersinar dipajang ditengah. Ada juga kalung dan anting - anting perak di kedua sisinya.

Jaehyun mengangkat kalung berbandul batu rubi ungu yang langka, "Akan kupakaikan." Pinta Jaehyun.

Junkyu dengan ragu - ragu membalikkan tubuhnya memaparkan leher seputih saljunya itu.

Tangan Jaehyun terasa panas di kulit lehernya saat dia meletakkan kalung itu. Lalu tiba - tiba ada sesuatu yang hangat juga halus menyentuh lehernya dan seketika membangunkan saraf sensorinya.

Junkyu terkejut dalam hati oleh sentuhan tiba - tiba itu. Matanya melebar, terdiam kaku sambil menatapi cincin di kotak perhiasan yang ia pegang.

Tiba - tiba lagi ia merasakan bibir lembut Jaehyun menyentuh telinganya.

Junkyu berbalik dan menutup kotak perhiasan itu tepat di wajah Jaehyun dengan bunyi 'klak!' yang cukup keras, sebuah peringatan untuknya berhenti.

Jaehyun mengangkat sebelah alisnya dan dengan cepat tangannya menangkup sisi rahang Junkyu dan menempelkan bibirnya diatas bibir ranum istrinya.

Alih - alih membalas, Junkyu justru menutup mulut dan mendorong dada Jaehyun membuat suaminya terkejut dan tampak terluka.

Ketika mata mereka bertemu, Jaehyun tersenyum getir dan mengulurkan tangan padanya.

Junkyu dan hatinya yang masih berbekas rasa sakit ulah Jaehyun sendiri, ia tidak menyimpan dendam, hanya saja hatinya masih menolak untuk menerima sisi lembut Jaehyun lagi setelah berkali - kali melukai hati dan harga dirinya sebagai istri sah.

"Junkyu..." Suara Jaehyun begitu lembut, tapi Junkyu tetap menggelengkan kepalanya dan memejam erat matanya.

Entah kenapa Junkyu merasa kotor karena telah berciuman dengan suami sahnya sendiri saat membayangkan bahwa ada wanita lain yang berbagi Jaehyun dengannya membuat batin Junkyu menolak mentah - mentah.

Canggung rasanya mencium seseorang yang sudah berbagi ciuman dengan orang lain.

Jaehyun menurunkan tangannya yang kaku, dia lalu kembali menatap Junkyu.

"Terkadang kau hanya seperti rekan kerja, bukan pasangan ku."

"Bukankah memang begitu?!"

"Sebegitu bencinya kah kau pada suamimu ini, Junkyu?"

Remarried Empress (Harukyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang