56

3K 662 199
                                    

Setelah berkeliling istana seharian, kaki - kaki Junkyu lumayan pegal saat mengitari dan menghafal jalan juga fungsi ruangan di Kerajaan ini.

Hyunsuk pergi untuk membuatkan teh.

Setelah wawancara dadakan yang berakhir singkat, seperti ada suatu perasaan tertarik juga cemas.

'Bagaimana reaksi Jaehyun ketika membaca koran itu nanti?'

Junkyu menekan sudut bibirnya menahan tawa dan memejamkan matanya, lalu bersandar di sofa dekat jendela menikmati angin sejuk masuk ke kamarnya.

Jika kakinya tidak pegal, Ia ingin bertemu Haruto.

Kelopak matanya terbuka saat mendengar suara ketukan. Namun itu bukan berasal dari pintu, melainkan jendela. Ketika Ia membuka jendela, Haruto berdiri di sana dengan sebuah keranjang makanan.

"Haruto!"
Serunya terkejut.

"Queen, ayo kita makan cemilan bersama."

Melihat cemilan yang dibawa oleh Haruto membuat wajah Junkyu terang seketika. Perutnya berbunyi rendah.

Ini mengingatkannya pada masa lalu. Ketika dia masih kecil, Jaehyun suka menyelinapkan makanan ringan untuk mereka berdua makan dengan sembunyi. Ada perasaan sedih sejenak, tetapi Ia segera berhenti memikirkannya dan menerima keranjang itu.

Tidak disangka kalau Haruto akan melompat melalui jendela dengan mudah seperti sudah terbiasa.

Junkyu berdecak menatap suaminya dengan tidak percaya. Dalam hati Ia berjanji lain waktu, dia akan merubah sikap bebas suaminya itu menjadi sikap seorang Raja yang semestinya.

Jika sudah nyaman satu sama lain, Junkyu tidak akan segan memarahi Haruto.

Haruto meletakkan kue - kue kering dan buah potong yang masih segar di atas meja kemudian mereka duduk berdampingan di sofa.

"Countess Hyunsuk sedang mengambil teh, jadi ini semua akan lengkap."

Haruto mengangguk, memberikan sebuah garpu emas mini dan menusuk buah apel lalu memakannya. Rasa segar asam manis apel menyapa lidah.

"Bagaimana harimu, Queen?" Wajahnya tampak bersalah karena baru bisa menemuinya.

Junkyu memulai pembicaraan hanya tentang hari ini. Mengenai Greta dan dewan kemarin, Junkyu tidak mau mengangkatnya karena takut Haruto akan bereaksi lebih parah daripada saat dia mengahadapi Sir Jihoon 

Berkeliling istana hingga bertemu dengan seorang jurnalis. Junkyu meneceritakan wawancara dadakan itu.

Haruto mendengarkan dengan serius sambil memangku dagu dan bergumam.

Junkyu menatap Haruto sedikit cemas sambil mengunyah macaroon.

"Sampai saat ini aku terus berpikir ... " ucap Junkyu menurunkan pandangannya.
"Aku akan selalu berterimakasih padamu." Lanjutnya kemudian.

"Queen, aku selalu bilang padamu kalau aku yang menginginkanmu menjadi Ratuku."
Haruto mengulurkan tangannya dan dengan canggung Junkyu meletakkan tangannya diatas tangan hangat dan besar itu.

Sofa yang mereka duduki panjang, namun Haruto merapatkan tubuhnya dan menaruh kepala Junkyu di pundaknya.

Harum parfum Haruto menggelitik yang hidung anehnya semakin menarik Junkyu dengan nyaman. Rasa penat setelah berkeliling hari ini meluap seketika.

"Apakah ada dayang lain yang kau inginkan selain Countess Hyunsuk sebelum para dayang lamamu tiba?"

Ia harus memikirkannya dengan hati - hati. Namun, di posisi saat ini tidak ada yang bisa Ia lakukan.

Remarried Empress (Harukyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang