34

2.5K 505 350
                                    

Pangeran Haruto sedang berada di kamar Raja.

Tempat tidur itu sendiri adalah Defenisi Kemegahan dengan warna Krem dan Emas.

Namun, Pria yang berbaring di tempat tidur itu berada dalam kondisi yang kurang baik, dan memiliki mata yang cekung dan merah serta wajah yang sangat pucat.

Haruto mencengkeram tangan Raja Martinez III, Kakaknya dan juga Raja Kerajaan Barat.

Dengan setiap hembusan napas Raja, jantung Pangeran Haruto semakin tenggelam.

Butuh waktu agak lama bagi Martinez III untuk mengenali Adiknya, dan ketika dia berbicara, napasnya serak dan terdengar sesak.

"Haruto... "

"Ya, saya disini, Yang Mulia."

"Haruto ... "

"Ya saya disini. Saya tepat di sampingmu, Kakak." Pangeran Haruto meremas tangan Raja Martinez III.

"Haruto ... segeralah Menikah."

Pangeran Haruto meringis. Bahkan sebelum Kakaknya sakit, dia selalu mengomelinya tentang mengambil seorang Istri.

Namun, dia tidak bisa menjawab dengan dingin kepada Kakak laki - lakinya yang sedang sakit.

Tanpa bicara, Haruto berpegangan pada tangan Martinez III, dan Raja itu balas menatapnya lembut.

Senyum tipis muncul di wajah Sang Raja, seolah - olah dia memperhatikan ekspresi Adiknya yang terlihat tidak bahagia.

"Aku tidak sedang mengomel. Kamu harus menikah, Haruto."

" ... Saya mengerti Kakak."

"Jika Aku mati ... Kamu akan menjadi Raja. Kamu membutuhkan seorang anak sebagai penerusmu. Bagi Raja untuk menyambut seorang Ratu ... bukanlah pilihan ... tapi itu adalah tanggung jawab."

Haruto menghela nafas.
"Kenapa kamu masih membuat ini sulit Kakak?"

"Negara ini pantas mendapatkan Ratu yang baik ... bukan Ratu yang indah di matamu ... tapi seorang Ratu yang akan mencintai Rakyat di kerajaan kita."

Sebuah wajah langsung muncul di benak Pangeran Haruto.

Seorang Ratu yang sangat Cantik dalam pandangan matanya dan mampu mencintai bangsanya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri.

Tapi orang itu sudah memiliki Pria di sampingnya sebagai Suami ... Jantung Haruto berdenyut sakit.

"Bagaimana jika ada orang yang mempunyai kedua sikap itu, kak?"

"Itu sangat Baik. Dan Jangan pernah biarkan dia pergi darimu." Raja Martinez III tersenyum bukan sebagai Raja, tetapi sebagai seorang Kakak kepada Adiknya.
"Jika kamu menikah, berhentilah menjadi seorang Playboy."

Haruto berpura - pura menjadi Penggoda untuk menciptakan Citra yang ringan, tetapi sekarang dia menyesal pernah melakukan itu karena untuk sekarang dia sudah memiliki seseorang yang sangat disukainya.

Mulutnya terangkat ke atas dalam senyum tulus yang tak pernah terlihat.
"Tentu saja Kakak."

"Ya ... Aku yakin kamu akan melakukannya dengan baik ... untukmu dan untuk Negara."

Haruto menghela nafas dan mengelus punggung Kakaknya.
"Apakah ada hal lain yang perlu Kakak sampaikan kepada Saya? Tidak ada yang sulit, maksud saya-"

Meskipun mereka tidak pernah dekat satu sama lain, dada Haruto dibebani dengan banyak Kesedihan dan Penyesalan.

Martinez III berkedip perlahan, lalu berbalik untuk menatap kosong kearah Kanopi tempat tidur.

Remarried Empress (Harukyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang