Seperti yang diduga. Tak ada seorangpun yang menerima tawaran Junkyu meski sudah dijanjikan imbalan lebih, tetap saja mereka tidak sudi menurunkan derajat hanya untuk seorang bekas ' budak ' . Itulah hukum sosial yang kejam bagi kalangan bawah.
Junkyu berusaha menyampaikan seperti yang disampaikan oleh Jaehyun perihal Wonyoung bukanlah seorang budak, melainkan gadis biasa yang terjebak dalam perangkap berburu.
Sebagai seorang pemimpin negara kedua di Kekaisaran, Junkyu tetap tidak bisa memaksakan kehendaknya maupun Jaehyun kepada orang lain. Apalagi, menyelenggarakan pesta teh dan mengundang pemuda - pemudi dari rumah - rumah bangsawan demi mencari dayang untuk selir itu saja sudah memalukan. Mau taruh dimana mukanya?
Malam harinya, ini adalah akhir pekan. Seperti biasa ini adalah malam dimana Ia dan Jaehyun akan menghabiskan waktu berdua. Jujur, Junkyu sama sekali tidak mood untuk melihat wajah Jaehyun. Ia ingin tidur malam ini. Meski begitu, Junkyu harus melaporkan hasil perekrutannya hari ini kepada Jaehyun.
Yang mengejutkan adalah ketika Junkyu tidak mendapatkan makanan di meja makan. Selama perjamuan teh yang canggung tadi tidak ada segigitpun kudapan yang masuk ke mulutnya. Perutnya sakit selama perjalanannya ke istana bagian timur. Semakin sakit dan tidak nyaman melihat meja yang kosong.
"Aku mendengar kau mengadakan jamuan teh hari ini. Aku pikir kau pasti masih kenyang karena jamuanmu lama sekali aku sampai lelah menunggu kapan kau selesai."
Junkyu memeluk perut kosongnya yang mustahil dilihat Jaehyun dan mengangguk tenang.
" ... benar."
"Aku hanya sebentar, tenang. Aku akan makan dengan Wonyoung nanti."
Bukan suaminya yang Ia tatap dengan nanar, melainkan siluetnya di dasar ----- meja.
"Apakah kau menemukan dayang untuk Wonyoung?"
Junkyu menahan ringis sakit perutnya. " Tidak ada yang bersedia, Yang Mulia."
Jaehyun mengerutkan keningnya.
"Hanya itu?"Junkyu mengangkat wajahnya yang lesu, bingung akan respon Jaehyun.
"Ya, Yang Mulia."Demi selirnya itu la rela menahan kondisinya dihadapan orang banyak, dan bukan harapannya bahwa itu tidak berjalan mulus. Seharusnya Jaehyun sudah paham lebih dari siapapun.
"Pasti ada alasannya." Jaehyun mengalihkan wajahnya untuk mendecihkan bibirnya.
"Ini hanya dugaan ku, karena persiapan tahun baru sudah dekat aku berpikir tidak ada yang sempat untuk mengurusi orang lain untuk saat ini. Orang - orang pasti sangat sibuk." Junkyu mencoba menyembunyikan fakta sebenarnya di perjamuan tadi yang berisi caci - makian para bangsawan kepada Wonyoung.
"Bukankah karena kau yang mengatakan hal - hal buruk tentang Wonyoung? "
Junkyu tertawa getir. Ujung matanya sudah basah karena menahan rasa sakit di perut dan dadanya. Mengapa Jaehyun selalu menambah kesulitan?
"Tentu saja tidak. Saya tidak mengetahui apapun soal selir anda. Jadi buat apa saya melakukan hal itu."
"Banyak orang yang senang mengatakan hal - hal yang tidak mereka ketahui." Dengus Jaehyun.
"Itu benar. Tapi ada beberapa orang yang juga meragukan pasangannya sendiri. Jadi, orang itu harus berbuat apa selain mengatakan hal yang dilihatnya atau .. diam."
Kilasan rasa bersalah terlintas di wajah Jaehyun akan ucapan Junkyu.
Mereka saling diam untuk beberapa saat hingga Jaehyun akhirnya pamit.
"Aku percaya padamu, Junkyu. Maaf, aku masih ada kerjaan yang harus segera diselesaikan. Kau bisa kembali ke kamarmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Remarried Empress (Harukyu)
RomanceJunkyu merupakan sosok permaisuri yang sempurna. Dengan kecerdasan dan kecantikan yang dimilikinya, ia sangat di kagumi oleh para bangsawan dan rakyat yang di pimpin nya. Namun itu saja tak cukup untuk suami nya yang merupakan Kaisar kerajaan timur...