49

2.7K 649 207
                                    

Hari ini, sidang darurat digelar. Seluruh dewan dan Kepala keluarga bangsawan akan datang untuk mendengarkan pengumuman darurat dari Kaisar.

Junkyu memakai pakaian serba putih yang sederhana. Tidak ada perhiasan atau emblem yang biasa bertengger gagah di dadanya.

Kini Junkyu datang dengan situasi yang tenang dan kosong. Setelah berhari - hari menyimpan rahasia akan menceraikannya, Junkyu ingin melihat bagaimana wajah Jaehyun ketika tahu bahwa Junkyu telah mengetahui perceraian ini. Ia ingin melihat wajahnya digerogoti rasa bersalah, atau justru dia akan merasa lega karena penghalang cintanya akan segera pergi?

Kehadiran Pontifex di tengah hari bolong saja sudah membuat seisi istana berisik. Rumor Kaisar dan Permaisuri akan bercerai pasti tersebar dengan cepat.

Para penjaga pintu membukakan pintu tanpa berkontak mata dengannya. Junkyu bisa merasakan rasa simpatik dari wajah mereka. Ketika Ia memasuki aula, fokus para bangsawan dan pejabat di dalam tiba - tiba berbalik ke arah Sang Permaisuri.

Sejumlah besar perasaan tercermin di mata mereka, tetapi ruang audiensi sunyi senyap. Suara tetesan air yang jatuh terdengar sekeras tabrakan beton.

Jaehyun duduk di singgahsana dan matanya tertuju pada Junkyu dari awal masuk sampai la duduk di sebelahnya.

Ketika Junkyu duduk di singgahsana yang terasa lebih keras dan dingin dari biasanya, pribadinya yang tenang tidak runtuh. Menatap lurus kepada para tamu.

"Permaisuri ... "

Junkyu menoleh padanya, Jaehyun memberi ekspresi minta maaf yang jelas.
"Maafkan aku- "

Junkyu memotong kontak mata mereka.

"Aku tidak perlu minta maafmu. Simpan saja kata - katamu."

"Junkyu, aku- "
Kalimatnya terpotong lagi ketika pintu terbuka lagi. Itu adalah Pontifex.

Sekali lagi, keheningan mencekam membentang di ruangan itu. Pontifex berdiri di depan singgahsana dengan cemberut di wajahnya, dan para bangsawan saling melirik ketika mereka menahan napas.

Setelah beberapa saat, Jaehyun bangkit dari singgahsana, dan para bangsawan semuanya membungkuk secara bersamaan. Dia melambaikan tangannya, dan kemudian berbicara dengan suara berat.

"Saya akan bercerai dengan Permaisuri Junkyu."

Para bangsawan yang terdiam semenjak memasuki aula dan menahan nafas mereka sepanjang waktu sekarang menelan ludah mereka. Seketika aula penuh oleh pertanyaan demi pertanyaan yang berulang.

"Yang Mulia Kaisar, tolong pertimbangkan kembali!"

"Ini bukanlah keputusan yang tepat, Yang Mulia!"

"Yang Mulia .. !"

Suara - suara protes dan keberatan muncul dimana - mana.

Junkyu tetap menjaga wajahnya setenang mungkin menahan rasa malu dalam diri. Melindungi ekspresi untuk tidak bereaksi terhadap perceraian ini adalah satu - satunya cara untuk melindungi martabatnya.

"Ini sudah diputuskan."

Jaehyun memberi final dengan tegas disela kericuhan para penjabat. Begitu sidang darurat berakhir, setiap langkahnya Ia diikuti oleh tatapan simpatik. Junkyu mengabaikan tatapan mereka dan berjalan keluar dari ruang audiensi dengan kecepatan yang sama seperti biasanya.

Begitu Junkyu meninggalkan ruangan itu, Ia melihat Wonyoung setengah bersembunyi dibalik pilar. Matanya dipenuhi dengan rasa kasihan. Wanita itu perlahan mendekati Junkyu.

"Yang Mulia Kaisar keterlaluan. Mengapa dia membicarakannya di depan umum ... "
Wonyoung berucap dengan lirih dan air mata tergenang di mata kelabunya.

Remarried Empress (Harukyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang