31

2.6K 525 117
                                    

Junkyu pikir dia akan kesepian setelah teman baiknya pergi. Kenyataannya agak sebaliknya, karena Jaehyun memutuskan untuk mengadakan jamuan untuk merayakan Bayi pertamanya, sehingga Junkyu menjadi lebih sibuk dari sebelumnya.

"Anda tidak harus pergi, Permaisuri." Suara Haechan bergetar karena menahan amarah.

"Bahkan jika itu dengan grup, atau teman dekat, anda tidak boleh hadir."

Ada kewajiban yang berbeda antara menghadiri Perjamuan versus Pesta besar, tetapi jika Junkyu tidak datang untuk merayakan Bayi Jaehyun, dia mungkin akan menyakiti Jaehyun.

"Aku tahu itu Haechan."

Wajah Junkyu sangat tenang, tapi Emosi sangat menggelegak di bawah permukaannya. Dia tidak ingin tersenyum ketika semua orang merayakan pesta untuk Wonyoung dan Kaisar, dia juga tidak ingin berpura - pura tidak tahu ketika orang - orang menatapnya.

Namun, jamuan sudah dijadwalkan, dan Junkyu tidak bisa mundur.

Empat hari setelah Jaehyun memutuskan jamuan makan, Junkyu berjalan mengelilingi Istana dengan mekanis.

Akhirnya dia mencuri waktu dan menyembunyikan diri pada bangku terpencil di sudut Taman.

Junkyu duduk di sana, menekan amarah yang memuncak dalam dirinya.

Empat hari yang lalu, Sekretaris Jaehyun yang memberi tahunya akan ada jamuan untuk anak pertama Kaisar. Jaehyun memiliki kebijaksanaan untuk meminta Sekretarisnya menyampaikan berita itu kepada Junkyu, dan kemudian Jaehyun melakukan perjalanan inspeksi ke Provinsi lain, sehingga Junkyu belum melihatnya sejak itu. Dengan suasana hatinya yang sekarang, ada kemungkinan Junkyu akan menginjak kakinya dan menampar wajahnya begitu dia melihatnya.

Junkyu duduk di kursi taman sendirian, ketika dia menyadari suara langkah kaki yang mendekat. Junkyu tidak ingin mengangkat kepala, jadi dia hanya mengangkat tangannya untuk menaungi mata dari cahaya matahari. Lagipula itu mungkin hanya Pejabat pemerintahan, Pejabat Pengadilan, atau Ksatria. Mereka pasti akan segera berbalik atau sekedar lewat.

Namun, langkah kaki itu terhenti tepat di depannya.

Junkyu menurunkan tangan dan mengangkat kepala.

Itu Jaehyun.

Dia pasti baru saja kembali dari inspeksi, karena Dia masih mengenakan jubah berpergian berwarna cokelat gelap dan rambutnya yang terlihat tidak terawat.

Mata mereka bertemu, dan Dia berbicara dengan sedikit cemberut.

"Apakah kamu merasa tidak sehat, Junkyu?"

"Aku baik - baik saja. Kamu baru saja tiba?"

"Ya ... tapi apakah Kamu benar - benar baik - baik saja?"

"Iya, tentu saja aku baik - baik saja." Junkyu membayangkan akan menginjak kakinya atau menampar wajahnya sebelum dia datang ke sini. Tapi sekarang dia sendiri bertanya - tanya apa yang harus dia lakukan sekarang karena dia tepat berada di depannya.

Sulit baginya untuk tetap berada dihadapan Jaehyun, jadi dia berdiri dari bangku dan merapikan pakaiannya.

"Kamu pasti lelah, jadi istirahatlah hari ini."

Junkyu memberi senyum ala kadarnya dan berbalik. Namun, Jaehyun mengulangi pertanyaannya sekali lagi.
"Apakah kamu sungguh baik - baik saja, Permaisuri?" Pertanyaannya sama, tetapi kali ini nuansanya terasa aneh.

Ketika Junkyu berbalik, Jaehyun mengiriminya tatapan gelap seolah - olah dia mencoba untuk mencari tahu isi pikirannya.

"Aku baik - baik saja, hanya merasa kosong karena teman - teman ku telah pergi." Junkyu mencoba tersenyum.

"Kebetulan, apakah kamu tidak suka Aku mengadakan jamuan menyambut kehadiran Bayi ku?"

Itu pertanyaan yang memalukan yang pernah Junkyu dengar.

Jaehyun menatapnya lurus tepat pada mata. Jika dia menanyakan hal ini begitu dia tiba, apakah dia benar - benar perlu repot untuk bertanya pertanyaan konyol ini?

Bagaimanapun, Junkyu menjawab pertanyaannya dengan jujur.
"Aku sangat tidak ingin hadir di acara itu, tetapi karena aku harus tetap menyelenggarakannya karena Keinginan Kaisar yang terhormat ini, aku terpaksa harus datang. Tapi aku yakin bahwa aku akan semakin membenci kalian berdua setelahnya."

"Permaisuri, kau masih sangat dingin dan tidak mempunyai perasaan kasih sayang sama sekali."

"Hal yang sama juga terjadi pada anda, Yang Mulia. Kamu sangat tahu bahwa aku tidak suka mengatur Perjamuan ini, tetapi kamu dengan bodohnya masih menginstruksikan aku untuk melakukan hal yang paling aku benci ini. Tidak kah kau tau bahwa ini menyakitiku?"

Jaehyun menghela nafas dan menekan pelipisnya.
"Apakah kau tahu alasanku mengadakan jamuan ini?"

"Apakah aku perlu tahu alasan tidak penting seperti itu?"

Mudah ditebak kenapa alasan Jaehyun mengadakan perjamuan ini. Dia pasti sangat ingin memamerkan Wonyoung. Dia sangat senang memiliki Anak pertamanya . Atau mungkin dia dengan sengaja ingin menyakiti perasaan Junkyu. Atau bisa jadi ketiganya.

"Kamu mengatakannya sebelumnya, bahwa Bayi Wonyoung tidak secara resmi menjadi bagian dari Keluarga Kekaisaran. Mungkin suatu hari, mereka akan dilupakan dalam sejarah, seperti yang kamu katakan. Tetapi setidaknya ketika kita hidup, orang akan menganggap Bayi itu sebagai Anak Sulung Kaisar."

"Dan kamu memintaku untuk menyiapkan jamuan ini untuk mengakuinya?"

"Apakah kamu mengakuinya atau tidak, itu tetap tak akan mengubah apapun."

Junkyu menekan bibirnya dengan erat dan melihat ke samping, menghindari tatapan mata Jaehyun.

Junkyu takut akan kalah jika dia tidak memalingkan muka. Lehernya meregang dan rahangnya mengeras, Junkyu berusaha mati - matian menahan emosi agar Ekspresi wajahnya tetap tenang.

"Kita belum punya Bayi sampai saat ini. Tentu saja kita berdua masih muda, jadi kita mungkin akan punya suatu hari nanti. Atau ... " Wajahnya semakin gelap.
"Itu mungkin justru tidak akan pernah terjadi sama sekali."

Junkyu menatap Jaehyun tak percaya. Lelaki itu tampak santai saat mengatakan hal menyakitkan ini. Pemandangan itu membuat hati Junkyu sesak mendadak.

"Jadi yang kamu maksud adalah ... " Junkyu berusaha menjaga suaranya setinggi mungkin, tetapi suaranya bergetar. "Jika kita tidak memiliki Bayi, Bayi Wonyoung dapat dikenali sebagai bagian dari keluarga Kekaisaran?"

Jaehyun mengerutkan kening.
"Aku sedang berbicara tentang kasus terburuknya. Dan jika ya, jangan benci pada Bayi yang belum lahir itu."

"Semakin kamu mengatakannya, semakin aku membencinya."

"Dia bisa jadi anak yang baik."

"Apakah kamu sudah mempertimbangkan siapa yang akan mengambil hak asuh Anak itu?"

"Jika kau tak bisa memberiku keturunan, Bayi Wonyoung aku menjadi anakmu."

"Siapa pun yang mengambilnya, Bayi itu tidak akan pernah menyukaiku. Dan aku juga tidak akan pernah menyukainya."

Setelah mengucapkan kata - kata itu, Junkyu membungkuk cepat dan membalik badannya lalu segera pergi dari sana.

Jaehyun memanggilnya berulang kali dari belakang, tetapi Junkyu tidak akan melihat kebelakang lagi.

Suatu tempat di hatinya telah mengeluarkan asap yang mengepul kuat dalam dirinya. Hidungnya terbakar dan membuat matanya terasa panas. Ada sensasi mendengung di otaknya.

Ketika Junkyu kembali ke Istana Pusat, dia memutuskan untuk kembali bekerja secara mekanis mungkin.

Namun Junkyu membutuhkan kehangatan Queen sekarang. Dia sangat membutuhkan Queen lebih dari sebelumnya.











Jangan lupa vote dan kasih tau kalo ada yang typo ya sayang"ku, bye byee❤️

Remarried Empress (Harukyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang