Bunyi nyaring dari pecahan cangkir terdengar dari sudut istana tepat dimana selir kesayangan Kaisar berada.
Pelayan yang berada di sekitar sana tergerak namun sedetik kemudian tersadar. Mereka saling melempar tatap jengah mengendikkan bahu menjauh pergi seakan di dalam sana tidak perlu diperhatikan.
"Mari pergi sebelum kita yang dibunuh wanita itu ... !"
Ucap salah satu pelayan kepada teman - temannya diseling tawa."Hei, menurut kalian apakah bayi itu adalah darah daging Kaisar?"
"Sstss!"
Kelima bibir itu merapat berkomunikasi melalui mata dan memutuskan untuk melanjutkan teori konspirasi mereka di dapur. Menjauhi bagian utama istana untuk menggosip adalah pilihan yang baik untuk menyelamatkan nyawa.
Kembali ke sumber suara pecahan tadi berada.
Lima menit dia terpaku dengan bacaan yang sama. Mulanya Wonyoung takut melihat koran tetapi demi mendapatkan informasi baru sekaligus memeriksa keadaan berharap Jaehyun melakukan sesuatu untuknya.
"Aku telah melahirkan anaknya dan dia masih hutang janji posisi Permaisuri kepadaku jadi tidak mungkin Yang Mulia diam saja, kan?"
Begitu dugaannya membuka lembar koran itu dengan tangan gemetar sembari menyesap teh mawar guna mengurangi gugup. Matanya memicing tajam, bilah bibir mungilnya terbuka tidak sadar lengan kecil cangkir terpeleset dari jemarinya.
"Permaisuri hamil?!"
"Tidak! Pasti aku salah baca ... mungkin bukan Permaisuri Kekaisaran Barat."
Tapi Permaisuri dari Kekaisaran mana yang bisa dijangkau surat kabar lokal.
Begitu diperiksa kembali, jelas tertera besar dan jelas ' Carlvier Empire ' beserta foto kedua pasangan itu.
"B - bagaimana bisa ... ?"
Desisnya memulai kebiasaan buruknya yaitu menggerogoti kuku - kuku hingga terluka.
"Apakah Yang Mulia sudah tahu?"
Hawa dingin dan mencekam menari di bawah kaki. Tidak peduli atau tidak sadar bahwa tidak ada seorang pun yang menghampiri kamarnya.
Wonyoung beranjak dari posisinya dan tergesa - gesa. Beberapa bangsawan yang dilewatinya memasang mata dan mulut untuk memperhatikan gerak - geriknya. Dia merasa risih namun ada urusan yang lebih penting daripada menegur perilaku tidak sopan mereka .
"Wonyoung! Wonyoung tunggu!"
Familiar dengan suara yang tiba - tiba memanggilnya, Wonyoung langsung menoleh dengan wajah jengkel. Sedang apa bajingan itu kesini dan seenaknya memanggil namanya terang - terangan?!
"Apakah kau tidak punya sopan santun dan etika di istana?! Bagaimana cara kau masuk kesini, hah?!"
Bentak Wonyoung kepada kekasih lamanya.
Alston berlari pontang - panting. Keringat mengucur deras membasahi sebagian pakaiannya membuat Wonyoung risih.
Wonyoung menengok sekitar, ada beberapa figur yang lewat namun jarak mereka jauh. Dia kembali menatap Alston dengan tajam.
"Pergi kau. Aku sibuk!"
Wonyoung menghardik tangan Alston di lengannya."Angelise hilang!"
Langkahnya seketika terhenti. Wonyoung berbalik dengan raut lancip di wajahnya.
"Apa peduliku? Itu anakmu, Tuanm Aku sudah memiliki Putri bersama Yang Mulia. Jangan ganggu kami lagi." Ucapnya memberi bahu dingin kepada Putra tunggal Viscount.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remarried Empress (Harukyu)
RomansaJunkyu merupakan sosok permaisuri yang sempurna. Dengan kecerdasan dan kecantikan yang dimilikinya, ia sangat di kagumi oleh para bangsawan dan rakyat yang di pimpin nya. Namun itu saja tak cukup untuk suami nya yang merupakan Kaisar kerajaan timur...