85

3.4K 697 205
                                    

Dari awal, Jeno tidak merasa baik untuk menjalankan misi ini. Dia adalah tipe orang yang mengacungkan ujung pedang ke leher musuh daripada bekerja dibelakang dan bertele - tele bak tikus. Dia memiliki kesabaran yang kecil, terlebih ini menyangkut kedua orang tuanya. Wanita itu akan dia buat mengakui perbuatannya tidak terkecuali Kaisar angkuh yang berani menyakiti adiknya.

Sejak dahulu Jeno tidak pernah merestui Junkyu untuk menikahi bajingan itu semenjak kejadian beberapa tahun silam.

"Sstss! Inilah kenapa aku tidak suka anak kecil! Diam, gadis kecil!"

Yang tertua menghela nafas, dibuyarkan lamunannya karena tangisan anak kecil dan Jaemin yang tidak pernah berurusan dengan anak kecil, karena tentu saja dia lebih handal bermain dengan wanita dan pria dewasa, sehingga saat ini dia dibuat mati kutu oleh tangisan seorang bocah.

Jaemin benar - benar antara tidak profesional menyerempet tidak punya hati nurani membekap mulut bayi berumur satu tahun itu membuat Jeno menggeleng.

Menaruh gelas bir yang masih tersisa seperempat, Jeno merebut gadis kecil itu dari tangan Jaemin.

"Kau akan membunuhnya yang artinya kau yang akan masuk penjara, bodoh."
Ketus Jeno.

Ajaibnya, sedetik  setelah pindah ke dekapan Jeno, bayi yang diculik oleh mereka berdua itu menjadi tenang.

Sang Duke tertawa cemooh menjilat bibir bawahnya, lalu menatap Jeno dengan ekspresi takjub yang dibuat - buat.

Jaemin teringat bahwa Jeno adalah seorang kakak yang sangat menyayangi adiknya.

"Baguslah ada gunanya kau disini." Jaemin menepuk pundak kiri Jeno dengan semangat. Seringai tipis tidak pernah tertinggal di wajah tampannya.

"Bukan aku yang dipenjara, jika rencana ini gagal maka kita yang akan menanggung semua ini."
Jaemin mengusap surai abu - abu gadis kecil tak berdosa itu.

Semenit yang lalu Jaemin masih menganggapnya bak binatang yang berisik namun ketika tertidur, bayi itu sangat manis.

Jeno memperhatikan Jaemin dengan seksama.

"Kau yakin ini akan sesuai dengan rencanamu?"

Jeno memicingkan matanya memperdekat jarak mereka menancapkan keseriusan dan ancaman di kedua manik kembar sang Duke.

Jaemin menangkap rahang Jeno di kedua tangannya. Perbedaan tinggi diantara mereka harus membuat Jeno membungkuk dan terkejut oleh aksi tiba - tiba dan menyisakan jarak seinci. Obsidian biru itu balas menusuk.

"Dasar, jika kau masih ragu tidak seharusnya kau mengikutiku terus, Lord!"
Bisiknya penuh penekanan.

"Aku mengikutimu untuk mengawasimu, Jaemin. Aku masih mencurigaimu."

Jaemin tertawa melepaskan Jeno
yang memerah karena jarak yang terlalu dekat antara mereka.

Putra sulung Ezikyel ini memang kolot dan selalu menghindari yang namanya hubungan romansa. Sebab itulah wajahnya menjadi bersemu hanya karena berdekatan dengan orang lain.

"Beruntungnya aku memiliki pengawal gratis yang menjagaku. Sekaligus pengasuh bayi. Kau sudah cocok untuk menikah, Lord."
Ucap Jaemin tepat di telinga memerah Jeno yang dianggapnya lucu. Tidak menyadari ada sesuatu yang terjatuh dari saku jasnya.

"Hei, kau menjatuhkan ini."
Jeno mengambil sesuatu itu yang merupakan sebuah foto tua seorang wanita muda dan laki - laki kecil di pangkuannya.

Jaemin agaknya terkejut namun berusaha menekan ekspresinya dan meminta baik - baik foto itu. Tapi Jeno tampaknya tahu akan sesuatu. Dia menahan foto itu sebentar untuk membaca ekspresi Jaemin yang masih setia dengan senyum tipisnya sebelum melepaskannya.

Remarried Empress (Harukyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang