20

3.1K 568 78
                                    

Karena sebelumnya Queen menangis dan terbang begitu saja, Junkyu memutuskan untuk mengunjungi Istana Selatan sendiri.

Sepertinya ini akan baik - baik saja selama dia tidak tinggal terlalu lama disana.

Junkyu ingin berterima kasih kepada Pangeran Haruto untuk Kue nya, tetapi sebagian besar dia sangat khawatir pada Queen.

"Astaga, Permaisuri Junkyu."

Seorang Ksatria Kerajaan Barat tercengang ketika dia melihat Junkyu.

Junkyu kini berada tepat di depan tempat tinggal Pangeran Haruto, dan seorang Ksatria berambut biru datang menghampirinya. Ksatria ini terlihat mengenali Junkyu, tetapi lebih dari itu sepertinya ksatria ini juga tau sesuatu.

Pelayan dan Dayang Junkyu semuanya tahu bahwa Pangeran Haruto dan dia sering bertukar surat, dan pasti ada seseorang juga yang tahu tentangnya di pihak Pangeran Haruto.

Tetap saja, Junkyu harus menjaga diri untuk orang - orang yang dekat dengan Pangeran, jadi dia tersenyum tipis pada ksatria itu.

"Aku punya beberapa hal untuk disampaikan pada Pangeran Haruto. Apakah Dia berada di dalam"

"Saya senang anda datang Permaisuri. Saya sangat khawatir karena saat Pangeran kembali dia terlihat menangis."

"Pangeran menangis?"

"Maafkan saya. Oh, tidak, maksud saya ehm, bukan Pangeran, tapi burung. Iya Itu burung. Burung nakal Pangeran datang dengan keadaan sedang menangis."

Pria berambut biru itu lalu buru - buru mengetuk pintu yang tertutup rapat dan berteriak keras.

"Pangeran, Yang Mulia Permaisuri ada di sini!"

Sekitar tiga detik berlalu.

Junkyu pikir dia mendengar suara keras dari dalam, mungkin sesuatu seperti perabotan yang jatuh, tapi kemudian keadaan kembali sepi.

Junkyu melirik Ksatria berambut biru untuk melihat apakah semuanya baik - baik saja, tapi sepertinya ksatria itu tampak tidak terganggu oleh suara keras yang datang dari ruangan Pangeran Haruto.

Beberapa menit kemudian, Ksatria itu membuka pintu setelah sinyal bahwa tidak apa - apa, jadi dia menuntun Junkyu untuk masuk kedalam ruangan.

"Terima kasih."

Perlahan - lahan Junkyu memasuki ruangan, sedikit mengamati dan ingin tahu tentang suara apa yang tadi sempat dia dengar.

Kamar Pangeran Haruto jelas dari Istana Selatan dan masih termasuk bagian dari kerajaannya, namun entah bagaimana ini terasa sangat asing dengan istana yang biasa Junkyu tempati.

Aroma tubuhnya masih tercium samar di udara, dan ada barang - barang tidak biasa yang tersebar di sana - sini.

Pangeran Haruto, dia berdiri di tengah ruangan.

"Maafkan Aku. Aku memiliki sesuatu yang harus diselesaikan terlebih dahulu, Queen ... "

Ketika Junkyu dengan cepat melihat sekeliling ruangan dan menatapnya, Sang Pangeran tersenyum dan mencium tangannya sebelum kembali melangkah mundur.

'Sesuatu yang lain apakah itu berarti dia sedang mandi?'

Sepertinya Pangeran Haruto dengan terburu - buru mengenakan pakaiannya. Dia biasanya tidak memiliki kerutan pada pakaiannya yang dipilih dengan hati - hati, tetapi sekarang dia tampak agak kusut saat. Junkyu bisa melihat kulit putihnya mengintip melalui kancing kemejanya yang longgar, tetapi akan terasa aneh jika Junkyu mengatakannya.

Junkyu mengalihkan pandangan ke wajah Haruto, bertanya - tanya apakah akan mengabaikannya atau mengatakan nya langsung, tetapi Junkyu melihat sesuatu yang sangat mengejutkannya.

Remarried Empress (Harukyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang