"Seseorang memberikan kalung sihir penyembuh kepada Dekan?"
Dalmiro Qian Kun Eginhardt, Kepala Sihir di Kekaisaran Timur menyampaikan kasus kembalinya sihir secara perlahan yang terjadi pada sebagian siswa yang mengalami tragedi kehilangan sihir mereka sejak beberapa bulan yang lalu.
Sihir itu menunjukkan perkembangan yang bagus dan sudah dibuktikan tidak ada kecacatan atau mengandung sihir hitam. Semua berkat pemberian anonim kalung batu sihir yang konon berwarna magenta.
Tetapi Dekan dengan sangat aneh dan keras kepala tidak mau memberitahu siapa pembuat dan penyumbang kalung itu kepada Kepala Sihir. Beliau kukuh karena ini permintaan sang sponsor untuk merahasiakan, begitu beliau menyebutnya.
Akademi Sihir terletak di kota Wirwol yang masih di wilayah kekuasaan Timur.
Sejak zaman perdamaian antara kaum pemilik sihir dan pemilik kekuasaan tanah bumi, Kekaisaran Timur sudah menjadi sponsor terbanyak kepada Akademi Sihir Dunia. Ntah itu pendanaan maupun sumber daya manusia. Oleh sebab itu, kasus kehilangan sihir menjadi masalah penting bagi Timur.
Pasukan penyihir adalah pilar utama Kekaisaran Timur. Sudah bukan rahasia umum lagi jika banyak pihak atau negara lain yang ingin menjatuhkan Kekaisaran.
Pelaku yang menyebarkan virus penurunan sihir ini sudah pasti sangat kuat dan tahu vital kelemahan Kekaisaran Timur.
'Sihir... Musuh... Kekaisaran.'
Jaehyun memutar - mutar pena di atas jarinya sambil menyambung benang kusut di dalam kepalanya. Meski belum pulih total, kasus sihir yang menjadi agenda teratas permasalahan di Kekaisaran. Tidak mungkin untuknya mengesampingkan masalah yang dapat berdampak besar ini lebih lama.
Dekan tidak mau membuka mulut, semakin sulit informasi maka dalang dibaliknya mungkin sesuai yang dipikirkan Jaehyun.
"Aku akan pergi ke Wirwol besok."
Karena Count Lucas sedang dalam perjalanan delegasi ke Kekaisaran Barat untuk menyampaikan investigasi kasus pencobaan pembunuhan kepada Duke dan Duchess Ezikyel, juga membawakan informasi kondisi Junkyu padanya nanti.
Jaehyun tahu betapa disayangnya Junkyu oleh keluarganya. Dia pasti sedang shock sekarang. Ini aneh, tapi Jaehyun khawatir Junkyu ditekan oleh orang - orang Kekaisaran Barat sebab Junkyu adalah mantan Permaisuri dari Kekaisaran lain.
"Orang busuk itu ... !"
Desisnya, menggertak rahang."Setelah mengambil istriku, kau hendak menghancurkan negara ku?"
Ntah seberapa besar kebenciannya pada pria yang mendeklarasikan diri menjadi pesaingnya.
Pintu dibuka menampakkan sekretaris istana lainnya yang kompeten, Count Johnny.
Jaehyun mengkonfirmasi jadwalnya esok ke Akademi Sihir. Pekerjaannya sangat padat namun ini harus ditindaklanjuti. Ia harus membuktikan kebenaran bahwa Kekaisaran Barat adalah dalang dibalik hilangnya sihir serta mencari tahu apa alasan mereka mengembalikan sihir tersebut.
Biasanya persoalan ini ditangani oleh Permaisuri langsung. Sedikit demi sedikit Jaehyun mulai merasakan betapa pentingnya posisi Permaisuri sekompeten Junkyu di sisinya. Tapi sekarang dia hanya bisa menelan kepahitan dalam bentuk senyuman getir.
"Jadwal seperti apa yang bisa kubatalkan sementara? Aku harus pergi ke Akademi Sihir besok."
"Masalah ini lebih mendesak dari jadwal - jadwal besok. Saya bisa mengaturnya untuk anda."
Jaehyun mengangguk, matanya melebar ketika Count Johnny menaruh sepucuk surat dan sebuah map cokelat yang distempel.
"Yang Mulia, Presiden Ten dari lembaga sosial yang dikelola mantan Permaisuri Junkyu mengirim ini. Presiden Ten berpesan bahwa anda harus membacanya sekarang juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Remarried Empress (Harukyu)
RomanceJunkyu merupakan sosok permaisuri yang sempurna. Dengan kecerdasan dan kecantikan yang dimilikinya, ia sangat di kagumi oleh para bangsawan dan rakyat yang di pimpin nya. Namun itu saja tak cukup untuk suami nya yang merupakan Kaisar kerajaan timur...