11. Ultha E2

888 95 3
                                    

"SELAMATTT PAGIII! WAHAI CEBONGGGG!" Edylin tersentak pelan dalam tidurnya karena mendengar suara membahana itu.

"PAGI! PAGI! ANAK ANAK CEBO---- DUKE ERLAND!" Edylin bangkit. Ia menatap sekelilingnya, menetralkan matanya.

Edylin melirik Evylin yang masih tertidur lelap. Clay mendekati Edylin yang sedang membenari gaun tidur yang ia kenakkan.

"SELAMAT ULANG TAHUN para Gadis. Sekarang kalian mandi! Ayo kita rayakan ulang tahun kalian secara sederhana dulu." Ucap Clay sembari menarik Selimut yang di gunakan Evylin.

"Cepat Cepat. setelah itu kalian ikut ibu ke Mall. Kalian boleh memilih tiga barang di sana sebagai hadiah untuk kalian dari ibu." Ucap Clay. Edylin tersenyum.

"Terimakasih ibu." Clay tersenyum manis. Ia mengangguk, lalu mengecup singkat kening Putrinya.

"Mandilah dulu. Ibu akan membangunkan Kecebong malas ini." Edylin mwngangguk. Ia bangkit, menuju kamar mandi di bantu oleh Elie.

"Tilly?"

"Hamba Duchess?"

"Ambilkan aku sesuatu yang nyaring." Tilly yang tak lain adalah pelayan Clay semasa di Kediaman Marquess La Rozie mengerutkan keningnya. Tetapi, tak lama setelah itu ia langsung mengangguk dan menuruti perintah Duchess Leazeno itu.

Setelah Tilly pergi. Clay mendekati Putrinya Evylin yang masih tertidur nyenyak.

"Kau harus menerimanya Evylin. Dia bukan untukmu." Gumam Clay. Selama ini, ia sudah tau jikalau Putrinya masih saja mengejar Putra Mahkota Colen yang jelas jelas sudah memiliki tunangan.

"Ibu berharap, saat kau sudah memiliki suami nanti, aku berharap--- kau dapat melupakan cinta pertamamu nak. Colen adalah cinta pertamamu, dan 'dialah cinta terakhirmu." Ucap Clay. Setelah itu, wanita beranak tiga itu langsung keluar dari kamar Putri kembarnya.

Sementara itu, Evylin meneteskan air matanya. "Aku tidak bisa melupakannya ibu. Aku terobsesi padanya. Tujuanku seakan ingin menikah padanya. Tiada lagi. Aku akan mengejarnya ibu, demi mendapatkan tujuan hidupku."

🐝💨💨💨

"Selamat ulang tahun." E2 tersenyum, Evylin terlihat sangat ceria. Edylin tak kalah ceria. Jarena bagi mereka, hari yang paling menyenangkan adalah, saat hari ulang tahun.

"Terimakasih ayah." Ucap si kembar bersamaan. Duke Erland tersenyum tipis, walaupun wajahnya terlihat sangat lelah, namun Pria itu tetap nenyempatkan merayakan Ulang tahun Putri Putrinya.

"Apa yang kalian inginkan di Ulang tahun kalian yang ke 17 ini, dari Ayah?" Tanya Duke Erland seraya mengelus kepala Edylin.

"Aku ingin ayah mengajariku berpedang selama satu minggu." Ucap Edylin, selain berkuda, hobi Edylin yang lain adalah Berpedang. Duke Erland tertawa pelan. Padahal setiap bulan is selalu menyempatkan diri mengajari Putri Putranya berpedang. Walaupun jarang, karena tugasnya yang banyak ia jadi tidak selalu bisa mengajari mereka.

"Baiklah." Putus Duke Erland. Sekarang, Duke Erland menatap putrinya yang lain, Evylin.

"Apa yang kau inginkan dari ayah, hm?" Evylin terlihat berfikir. Dengan wajah penuh antusias Evylin ingin menjawab. Namun ia urungkan.

"Aku----- emm, aku tidak menginginkan apapun ayah." Ucap Evylin. Clay menghela nafas berat. Ia mengelus lengan suaminya.

"Baiklah, jika ada yang Evylin inginkan. Katakan saja, mengerti?" Evylin mengangguk faham.

"Baiklah, selamat ulang tahun."

"Pergilah bersama ibu mencari gaun yang kalian inginkan untuk pesta nanti malam."

Evylin (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang