Evylin memeluk tubuhnya sendiri. Ia di lempar ke dalam sebuah ruangan yang berada di dalam goa. Entah kenapa bisa ada ruangan di dalam goa ini.
"Monyet hutan! Jangan berani beraninya kalian menyentuhku! Jika tidak! Suamiku akan datang, dan membunuh habis keturunan kalian!" Evylin berusaha mengulur waktu. Entah kenapa, ia merasa sangat yakin jika suaminya akan datang. Yah, walaupun kenyataan itu sangat--- hah.
"Hahahah, rupanya gadis manis ini sudah memiliki suami. Ah, sayang sekali. Aku kalah cepat rupanya."
"Hey, jangan bersedih Dolny. Kita masih bisa mencicipinya bukan?"
"Hahaha! Kau benar Rconk."
"Yayaya. Itulah aku, jadi---- mari kita mulai. Hahahah!" Tubuh Evylin bergetar hebat. Tentunya ia tau apa yang dimaksud kedua pria jelek itu.
Mereka ingin tubuhnya. Ya! Dasar manusia bajingan! Tidak ada gunanya mereka hidup di dunia ini. "Jika aku seorang Dewi, aku tidak akan melahirkan manusia bajingan seperti kalian!" Ucap Evylin masih mengulur waktu.
"Hahaha, sayang sekali lady. Jika tidak ada manusia bajingan seperti kami. Maka, bentuk bumi tidak lagi bulat. Namun kotak, Hahahah!" Arthur, aku mohon datanglah.
"Heh, namun sepertinya bumi berbentuk kotak tidak buruk. Yang dimana bisa membedakan sebuah kasta. Kasta kalian rakyat rendahan berada di bawah. Sedangkan aku berada di atas!" Evylin sontak menutup mulutnya. Sial, ia salah bicara!
"Sialan kau! Sudah cukup bermain mainnya. Saatnya aku akan membuatmu mati karena merasa sudah tidak berguna!" Tekan salah satu bandit yang mengerungnya.
Evylin mundur secara perlahan saat bandit berjalan maju mendekatinya. Tidak! Arthur aku mohon! Cepatlah datang! Jika tidak. Aku tidak yakin bisa tetap hidup dengan keadaanku nanti! Arthur! Aku mohon.
Air mata Evylin menetes. Sebenarnya ia tidak ingin terlihat lemah jika di depan para bajingan bajingan tidak tau diri. Namun, kali ini ia tidak bisa. Ia sangat takut. Lagi pula, gadis mana yang tidak takut jika di perilakukan seperti Evylin.
Aku tidak yakin Arthur bisa menemukanku jika aku berada di goa ini. Aku harus keluar dari sini. Goa ini sangat terpencil. Susah bagi Arthur untuk menemukanku di sini.
Evylin memejamkan matanya. Mencoba mengingat ingat sesuatu. Hingga ia teringat akan pesan ibunya.
"Dengar nak. Jika ada seorang pria yang ingin melakukan yang tidak seonoh padamu. Maka, tendanglah organ vitalnya. Ibu yakin, Pria itu akan kesakitan."
Dengan keberanian yang sudah ia tumpuk. Evylin mencoba terlihat tenang. Agar bandit itu semakin dekat dengannya. Dan membuat Evylin mudah melakukan 'pesan' yang pernah ibunya sampaikan.
"Wahahah, lihatlah Dolny. Sepertinya gadis manis ini akan suka rela menerima kita. Betul tidak?"
"Yahaha, kau betul Rconk. Baiklah, ternyata kau sudah pasrah ya? Baguslah." Mereka mendekat. Evylin hanya diam saat mereka menyentuh rambutnya. Ia masih terlihat tenang.
Namun saat salah satu dari mereka hendak memegang pundaknya. Dengan cepat Evylin langsung mengikuti pesan dari ibunya.
"ARGHHH! WANITA SIALAN!"
"SIALANNN! JALANG KEMBALI KAU!"
Evylin berlari keluar dari tempat itu. Ia terus berlari sampai akhirnya ia berada di luar goa. Goa itu cukup besar. Dengan tertatih Evylin bersembunyi di balik pohon besar.
Evylin menangis dalam diam. Hampir saja. Evylin menghapus air matanya. Ia melihat sekeliling hingga akhirnya.
Puk
KAMU SEDANG MEMBACA
Evylin (S2)
Historical FictionKisah seorang Evylin Valentine Laezeno, ya Putri dari Duke Leazeno dan Duchess Leazeno.kisah Evylin yang terus mencoba mengejar Cinta Pertamanya, tanpa mempedulikan hati sang Suami yang sangat mencintainya. Bagaimana jadinya jika cinta pertama gadis...