39. DIA ADALAH HERA SCOALD!

904 82 1
                                    

"Aku tidak akan meninggalkanmu, aku akan tetap bersamamu, suamiku."

Mendengar kalimat itu, hati Putra mahkota Arthur berbunga bunga. Namun, ia mencoba menahan rasa senangnya. Pria itu berbalik.

Ya, yang memeluknya adalah sang istri, Putri dari Duke Leazeno.

"Aku tidak akan meninggalkanmu." Ucap Evylin mengulang ucapannya. Putra mahkota Arthur mencoba melepas lilitan tangan Evylin di pinggangnya.

"Cukup, Evylin. Pergilah padanya. Pergilah pada Colen. Aku tidak ingin menjadi penghalang antara kalian. Pergilah, aku membiarkanmu pergi bersama sepupuku. Aku membiarkanmu---"

Cup

Putra mahkota Arthur terdiam dengan wajah terkejut. Pipi serta telinga pria itu memerah karena ciuman yang Evylin berikan di pipinya.

"Aku akan tetap bersamamu. Kau adalah suamiku. Aku akan tetap bersamamu." Ucap Evylin sembari tersenyum manis. Putra mahkota Arthur masih terdiam. Ia membeku karena mendapat kecupan mendadak dari Gadis yang ia cintai itu.

Cup

"Sepertinya kau butuh kesadaran. Jadi aku mengecupmu lagi." Mendapatkan kecupan lagi, tentunya membuat Jantung pria itu berdebar tidak karuan.

"Hm, tetapi kau masih tidak sadar rupanya." Putra mahkota Arthur menundukkan kepalanya sedikit.

Alhasil, kecupan yang ingin Evylin berikan di pipi Pria itu, malah terkena di bibir tipis sang putra mahkota Azquella.

Kini, Evylin yang terdiam. Putra mahkota Colen yang melihat hal itu langsung menoleh kearah lain. Pria itu tersenyum getir kearah kedua pasangan yang saling memerah itu.

"Aku yang kalah, dan aku yang mengalah. Bersenang senanglah, sepupu." Gumamnya lalu ia pergi sembari mengepalkan tangannya menahan amarah yang gendak memuncak.

Putra mahkota Arthur berdhm. Pria itu mengangkat dagu Evylin menggunakan jari besarnya. Evylin yang di lakukan seperti itu langsung membeku.

"Ini adalah kesempatan terakhirmu Evylin. Kejarlah Col--- mpptthh!"
Yah, kalian tau sendiri apa yang dilakukan Evylin. Evylin sebenarnya merasa malu, saat membungkam sang Putra mahkota menggunakan bibirnya. Maafkan aku <-> Author manis.

Evylin menjauhkan wajahnya dari wajah sang Putra mahkota. "Aku benar benar sudah tidak mengharapkannya. Ibuku berkata, bahwa kita sebagai wanita harus menjaga pria yang meratukan wanitanya."

"Aku merasa, aku harus menjagamu. Kau memperlakukanku layaknya ratu."

"Bantulah aku membuka hatiku untukmu, hm?" Arthur merasakan detak jantungnya menggila. Pria itu tersenyum smirk. Ia memejamkan matanya dan----

Syudah syukup. Author masih syangad folos. Tidyak bisa, yang imajinasinya tinggi aja ya. Yang bisa membayangkan. Begityu syulid ngetik part ini.

🐥💨💨💨

Putra mahkota Colen mengepalkan tangannya. Ia meraup wajahnya kesal mendapatkan penolakan dari Evylin.

FLASHBACK

Mendapatkan pelukan dari Evylin tentunya membuat Colen senang bukan main. Pria itu merasa, Evylin akan mengikuti sarannya.

Namun, nyatanya salah. Evylin mengatakan bahwa, "Terimakasih atas tawaranmu, Yang mulia."

"Namun aku tidak bisa, aku menyayangi suamiku. Dan pelukan ini, adalah pelukan perpisahan untuk masa laluku." Evylin mendongak dengan senyum manisnya.

"Terimakasih telah menjadi orang yang berarti di dalam hidupku. Terimakasih telah memberikanku harapan yang menyakitkan."

"Terimakasih atas semuanya, Yang mulia."

"Evyl---"

"Panggil aku Yang mulia. Aku bukan lagi Evylin-mu atau kekasihmu. Namun aku sekarang adalah Istri dari sepupumu. Aku adalah Ratu masa depan kerajaan ini, kerajaan Azquella." Putra mahkota Colen merasakan De javu pada ucapan Evylin.

"Tetapi---"

"Kita sudah memiliki batasan Yang mulia. Terimalah Putri Rosela. Terimalah Calon anak kalian, ya walaupun--- bayi itu bukan anakmu." Putra mahkota Colen menunduk. Evylin tau pasti, pasti itu bukan anak pria masa lalunya. Putra mahkota Colen bukan orang seperti itu. Pria itu bukan bajingan. Ya, walaupun mereka sudah sah.

Namun, Putra mahkota Colen tidak akan menyentuh lebih wanita yang tidak terlalu ia kenal. Atau, wanita yang tidak dekat dengannya.

"Kau tau?"

"Kau bukan orang yang seperti itu."

"Tunggulah saatnya, Yang mulia. Semuanya akan terungkap. Tidak mungkin dewa memberikan masalah tetapi tidak jalan keluar. Itu tidak mungkin." Setelah mengatakan hal itu, Evylin langsung berlari mengejar Pria yang sudah berjalan dengan cepat di depannya.

FLASHBACK OFF!

"Huh, selagi Evylin bahagia. Kenapa tidak? Cobalah berdamai Colen. Cobalah menerima semua yang sudah terjadi." Gumam Putra mahkota Colen sembari tersenyum getir.

🐥💨💨💨

3 hari sudah berlalu. Disinilah Putri Livia, Edylin, William, dan Diran berada. Mereka tengah berada di dala. Istana Emerald.

Sesuai rencana mereka beberapa minggu lalu. Mereka akan menyamar. Dan kini mereka tengah menyamar.

Edylin dan Putri Livia terlihat sangat berbeda sekali. Kulit mereka terlihat lebih hitam dari aslinya. Ya, karena mereka menggunakan bedak yang diberikan oleh Clay, ibu dari Edylin.

"Hey, Vivi! Bawakan minuman ini ke ruang kerja yang Mulia Raja."

"Dan kau Linlin! Bantulah yang Mulia Ratu mandi pagi ini dibantu beberapa pelayan!" Ucap kepala pelayan memberikan titah. Putri Livia yang berperan sebagai Vivi mengepalkan tangannya. Sebelumnya ia belum pernah diperlakukan kurang ajar seperti ini!

Ia sangat kesal! Namun, ia harus bersikap profesional. Mereka sedang menyamar! Ingat itu!

"Baiklah, kepala Pelayan." Sesuai perintah yang di titahkan. Mereka pun melakukan tugas mereka.

Putri Livia menuju ruang kerja raja Eros, dan Edylin menuju Kamar Ratu Sylvana.

"Yang mulia, ingat kau harus berhati hati." Bisik Edylin dengan sangat pelan. Putri Livia pun mengangguk dengan samar. Ia takut, geram geriknya dilihat kepala pelayan yang galak itu.

Putri Livia menghela nafas. Lalu ia berjalan menuju ruang kerja Raja Eros. Didepan pintu terlihat seorang Pria tua, berumur sekitar 40 keatas. Wajah pria itu terlihat sangat kacau.

"Permisi, tuan. Hamba ingin memberikan air madu pada Yang mulia Raja." Argus menoleh ke arah Putri Livia. Pria itu mengangguk singkat, ia lalu membukakan pintu dan membiarkan 'Vivi' masuk.

Putri Livia yang melihat hal itu tersenyum tipis. Namun, sangat menjijikan dimatanya saat melihat seorang wanita tengah berada di pangkuan Raja Eros.

Tua bangka yang menjijikan.

Rasanya, aku ingin memukul otaknya. Agar otaknya tidak berembun. Kasihan sekali oria tua it--- eh tunggu?

Surai wanita itu berwarna biru? Apa dia---- dia---

ASTAGAA!

DIA ADALAH HERA SCOALD!

Evylin (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang