30. Aku sudah terbiasa di layani.

817 86 3
                                    

"ARTHURRRR!!" Pria itu langsung menolehkan sedikit kepalanya menatap ke arah asal suara.

Putra mahkota Arthur mengangkat sebelah alisnya melihat Evylin yang berjalan dengan langkah lebar ke arah mereka. Hey? Ada apa dengan wajah gadis itu? Kenapa memerah? Apakah Evylin tengah marah?

Putri Oliv yang melihat hal itu langsung menyingkirkan tangannya dari lengan Putra mahkota Azquella.

Evylin menatap Arthur marah. Sialannnn! Sialan sekali pria satu ini!

"Jancok kau! Babi! Cacing! Anjing! Harimau! Singa! Kuda! Semuanya menjadi satu dan membuat bentuk menjadi dirimu!"

"Dasar jelmaan Setan!" Setelah mengatakan hal itu. Evylin langsung pergi meninggalkan kedua anak Raja itu.

Heh, dia cemburu. Aku tau itu. Apakah saat ini cintaku tidak akan bertepuk sebelah tangan? Putra mahkota Arthur berseringai. Pria itu tersenyum. Putri Oliv yang melihat senyum itu seketika membeku. Senyum yang sangat mematikan. Senyuman Putra mahkota satu ini bisa membuat semua wanita mati karena senyumannya yang sangat---- ARGHHH!

Putra mahkota Arthur bangkit dari duduknya. Tanpa menoleh kebelakang, Pria itu langsung berjalan secara perlahan menuju istrinya yang terlihat tengah menghentak hentakkan kakinya kesal.

Putri Oliv masih terdiam karena melihat senyum mematikan itu. Tubuhnya oleng. Untung saja pelayan yang bersamanya langsung menahan keseimbangan tubuhnya. "Tuan putri? Anda baik baik saja?" Tanya pelayan itu dengan panik.

"Y-ya. Aku baik baik saja Angel. Namun, j-jantungku tidak baik baik saja. Senyumnya membuat keinginan memiliki dirinya semakin memuncak, Angel." Gumam Putri Oliv. Pelayannya yang bernama Angel hanya dapat meringis pelan mendengar ucapan Tuan Putrinya itu.

Arthur menatap istrinya yang terlihat menendang nendang pepohonan di sebelahnya. Pria itu terkekeh pelan melihat tingkah kekanak kanakan Evylin. Hey? Apakah ia tertawa?

Pria itu lantas bersembunyi di balik pohon saat Evylin berhenti dan berbalik menatap ke arahnya.

"SIALANNNN! Arthur bajingannn! Aku membenci Pria itu!"

"Arghhh! Ibuuuuu! Aku ingin kembali ke Kediaman Leazeno. Aku tidak suka berada di kerajaan ini maupun kerajaan Azquella." Seru Evylin. Putra mahkota Arthur yang mendengar hal itu lantas mengangkat sebelah alisnya.

"Hiksss! Aku membencinya! Kenapa di saat aku ingin mencoba menerima semua takdir ini? Hiksss, k-kenapa aku harus melihat suamiku yang tengah berselingkuh? Hiksss,"

"Malangnya nasibku ya Dewaa, hiksss. Aissshhhh! Sialan! Sialan! Sialannnn! Hiksss. Aku membencinya! Aku membencinya!"

Di saat Evylin tengah berteriak. Arthur malah terbengong dengan wajah memerah. Apa katanya? Ja-jadi, Evylin tengah mencoba menerimanya? Evylin sedang memberikan lampu hijau untuknya? Batin Putra mahkota itu.

Putra mahkota Arthur kembali menatap ke arah Evylin yang menangis dalam diam. Dengan langkah ringan. Pria itu berjalan mendekat ke arah Evylin.

"Huaaa! Sialan sialannnn! Bajingannn! Eh, mulutku tidak boleh berkata kasar. Hikss, maaf aku lupa."

"Sialan! Baiklah kalau begitu! Aku akan tetap mengejar cinta Pria tampan pertamaku." Mendengar ucapan Evylin, Arthur langsung menghentikan langkahnya.

Tubuh pria itu menegang. "Aku akan membuang jauh jauh kata kata mencoba'." Setelah mengatakan hal itu, Evylin langsung menenggelamkan wajahnya di balik tangannya.

Putra mahkota Arthur membuang nafasnya perlahan. Ia takut, Evylin mengetahui keberadaannya. Pria itu berjalan pergi meninggalkan istrinya yang masih terdiam.

Evylin (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang