3. Kucing berbuntut biru

2K 141 1
                                    

"mereka mengundang keluargaku?"

"Benar Duchess, yang Mulia ratu juga mengundang, Count dari kerajaan Zrack, Raja serta Ratu kerajaan tetangga, dan Jendral perang serta Keluarga, Duchess."

"Emm, itu sih yang aku tau." Ucap Elie mencoba mengingat ingat. Clay mengangguk faham. Sepertinya Ratu barbar yang satu ini tengah reunian.

"Baiklah baiklah."
Elie mengangguk.

"Elie?" Elie menatap Duchessnya saat wanita beranak tiga itu memanggilnya.

"Bagaimana keadaan Mall ku?" Tanya Clay. Elie menatap Duchessnya. Ia lalu mengangguk setelah mengingat beberapa informasi yang ia ingat.

"Mall yang anda buat semakin terdepan, Duchess. Bahkan, banyak barang barang yang sudah habis tidak tersisa di mall, karena saking banyaknya pengunjung yang datang." Clay tersenyum tipis. Inilah cita citanya dulu.

Jadi Holkay, Holang kaya.

"Inilah Cita citaku dulu, Elie. Dan aku berhasil mencapainya di dunia ini." Ucap Clay. Elie tidak faham, namun ia tetap mengangguk saja.

"Ibu." Merasakan namanya di panggil Clay langsung menoleh ke arah samping. Ia melihat Atla putranya tengah tersenyum tipis.

Clay menatap Atla. Ia menaikkan satu alisnya seperti bertanya, ada apa?

"Dua anak nakal itu memanggilmu."

"Memanggilku?" Ulang Clay. Atla mengangguk. "aku menyampaikannya untuk mereka. Karena mereka yang memintanya." Pada dasarnya, Atla juga tidak akan bisa menolak keinginan dua adiknya itu. Pria itu sangat menyayangi kedua adik gadisnya itu, Edylin dan Evylin.

"Baiklah, ibu akan kesana." Ucap Clay sembari bangkit dari duduknya. Clay berjalan di iringi Atla yang berada di sampingnya.

Sesampainya di tempat Edylin dan Evylin berada. Terlihat kericuhan yang terjadi di sana.

"Fergusooo! Oh no! Edylin tolong aku tangkap Kuda nakal itu!"

"Aku malas,"

"Edylinnn!"

"Kakak sedang memanggil ibu. Hanya ibu yang bisa menjinakkan Ferguso dan Jaenap."

"Aduhhh! Tapi aku ingin menunggangi Ferguso, Edylin."

"Tapi aku tidak peduli." Clay mengerutkan alisnya, saat melihat kuda berwarna Putih bersih tenfah berlari lari mengelilingi Tempat latihan berkuda, tidak tidak. Lebih tepatnya, taman yang ada di dekat tempat latihan itu. Kuda itu adalah Ferguso. Ya, sekarang Ferguso sudah besar dan sudah tua. Namun, kuda itu belum juga mau menikah. Masih Bujang.

"Ada apa sebenarnya ini?" Tanya Clay pada Atla yang berada di sampingnya. Atla menoleh, ia lalu tersenyum tipis melihat kelakuan kedua adiknya. Yang satu terus mengejar kuda, sedangkan yang satunya hanya bertolak pinggang sembari menatap malas si pengejar kuda.

"Evylin ingin menunggangi kuda. Namun, kuda itu kabur. Alhasil, ia mengejar Kuda itu,"

"Edylin dan Evylin memintaku untuk memanggilmu, ibu. Jadi---- ibu bisa melihatnya sendiri." Ucap Atla. Clay membuang nafas kasar. Ia lalu bersiap siap dannn----

"BERHENTIIIIIIIII!"

Sontak saja, Evylin dan Ferguso yang tengah india indiaan bergenti. Mereka menatap ke arah belakang, dan Melihat Clay tengah bertolak pinggang sembari menatap Dua makhluk itu marah.

Edylin yang melihat ketakutan di mata adiknya tertawa pelan.

Ibu? Ah! Akhirnya.

Wajah Evylin yang tadinya takut langsung berubah semeringa. Ia mendekati ibunya. Lalu berkata ini itu.

Evylin (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang