"ayah, aku merindukanmu."
"Kenapa saat aku terlahir didunia ini, aku tidak dapat berjumpa denganmu?"
"Ayah ibu selalu menangisimu."
"Walaupun aku tidak pernah melihatmu, namun aku yakin. Kau adalah orang yang sangat tampan dan bijaksana."
"Kau adalah ayahku, raja dari kerajaan ini."
"Oya, apakah ayah tau? Ibu selalu mendapatkan banyak lamaran. Mereka bahkan tidak peduli adanya aku yang akan menjadi penghambat nanti."
"Ayah, aku selalu berdoa disetiap doaku. Aku dapat melihatmu, walaupun dimimpiku ayah. Walaupun aku hanya bisa melihatmu dari lukisan. Aku sudah amat sangat senang."
"Tapi putrimu ini berharap. Putrimu bisa melihatmu didalam mimpi, ayah." Ucap seorang gadis kecil sembari menatap kearah langit langit yang indah.
"Apa kau bisa melihat langit itu ayah? Lihatlah langit itu, indah sekali. Langit itu amat indah seperti suasana hatiku sekarang. Aku sedang amat senang ayah."
"Karena Nenek dan Kakek datang keistana. Ah, aku lupa dengan bibi dan paman. Paman William juga membawakan aku boneka indah."
"Boneka indah? Ya, amat sangat indah. Karena boneka ini adalah boneka yang diberikan oleh ayahku lewat paman."
"Paman berkata, boneka ini diberikan oleh ayah untukku. Benarkah? Saat aku mendengar ucapan paman, aku amat sangat senang ayah. Sangat sangat, boneka ini sangat cantik. Terimakasih ayah."
"Aku tidak sabar menunggu ulang tahunku ayah. Apa hadiah yang akan kau berikan lagi padaku? Aku tidak sabar menunggu hadiah itu." Gadis kecil itu tersenyum cerah. Namun, nampak kerinduan dan kesedihan dari manik biru terang miliknya.
"Xevie!" Xevie Patrecca Arvyn De Azquella menatap ke arah belakang. Gadis kecil bermata bulat namun sedikit sipit tak lupa mata gadis itu cukup tajam. Ya, mata Xevie mirip dengan mata milik sang ayah, bibir tipis manis, bulu mata yang lentik, dan hidung yang mancung kecil layaknya milik sang ibu.
Xevie amat sangat mirip dengan Arthur versi seorang wanita. Benar, Xevie Patrecca Arvyn De Azquella adalah putri dari Arthur Oliver De Azquella dan Evylin Valentine Leazeno.
"Ayah, paman sudah memanggilku. Aku akan datang kembali esok pagi untuk membagikan cerita yang aku punya."
"Xevie! Ayo, ibumu memanggil!"
"Iya paman! Ayah aku mencintaimu, sampai jumpa!" Setelah mengatakan kata selamat tinggal. Gadis kecil itu langsung berlari sembari membawa sebuah boneka berwarna ungu muda.
"Aku juga mencintaimu, putriku."
🐾🌸🐾🌸🐾
"Ibu aku kembali!" Seorang wanita berwajah cantik dengan aura tegas, dingin, dan berwibawa mendekati putri semata wayangnya.
Wajah yang semulanya datar berubah menjadi melembut.
"Pergi kemakam ayahmu hm?" Xevie mengangguk sembari tertawa karena pipinya dicubit pelan oleh sang ibu.
"Kembalilah kekamarmu, disana terdapat Saudara saudaramu." Xevie mengangguk. Gadis itu berlari kearah kamar.
William tersenyum tipis melihat putri dari adik iparnya. Sedangkan Edylin yang tengah duduk menggeleng gelengkan kepalanya.
"Bukankah dia cepat sekali besar?" Ucap Amber Vont Elion. Istri dari Atla. Edylin mengangguk setuju.
"Benar, tidak terasa sudah 8 tahun berlalu." Evylin mengangguk dengan senyum tipis. Dia putrimu Arthur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evylin (S2)
Historical FictionKisah seorang Evylin Valentine Laezeno, ya Putri dari Duke Leazeno dan Duchess Leazeno.kisah Evylin yang terus mencoba mengejar Cinta Pertamanya, tanpa mempedulikan hati sang Suami yang sangat mencintainya. Bagaimana jadinya jika cinta pertama gadis...