16. Kedatangan 2 Kerajaan

789 85 1
                                    

Edylin berjalan ke arah ruangan tang dimana terdapat adiknya. Ia sekarang tengah berada di kerajaan Azquella. Satu minggu lagi pernikahan Evylin dengan Putra Mahkota Arthur. Pernikahan mereka berbarengan dengan pernikahan Putra Mahkota Colen dengan Putri Rosela.

"Evylin?" Panggil Edylin. Evylin yang tengah bermalas malasan di ranjangnya pun menoleh saat merasa namanya di panggil.

Edylin mendekat ke arah Evylin. Evylin pun bangkit. Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran Ranjang.

"Ada apa?" Tanya Evylin dengan lesu. Edylin menghela nafas. Ia mengeluarkan sebuah surat dari dalam sakunya.

"Bacalah." Setelah mengatakan itu, Edylin langsung keluar dari kamar Evylin.

Evylin membolak balikkan Surat yang di berikan Edylin. Ia melihat Stempel yang menempel di tutup Surat. Ia dapat tau, mungkin surat itu berasal dari kakaknya, Atla.

Evylin membuka surat yang di berikan Edylin. Ia membaca surat itu secara pelan.

*Surat

Evylin, adikku.
Gadis kecil yang sudah dewasa.
Hm, terlalu puitis untukku yang sangat malas membuat surat.

Namun ambil saja inti surat ini.

Maafkan aku karena tidak dapat datang ke pernikahanmu, Evy kecil. Aku tidak dapat meninggalkan tugasku. Aku harap kau mengerti. Sebagai gantinya, kau boleh meminta apapun padaku nanti, Lady.

Jangan sia siakan 'dia Evy.
Aku tau, Arthur akan membahagiakanmu. Dan aku berharap itu benar benar terjadi, Evy.

Kau sudah dewasa Evy, bersikaplah dewasa adikku.

Kakak-mu, Atla.

Tertanda Stempel.

Evylin menghela nafas berat. Ia menghapus air matanya. Hal yang sangat ia inginkan adalah kakaknya, Atla datang ke Pernikahannya nanti.

Namun, karena Tugas pria itu yang sangat banyak, Atla tidak bisa datang ke Pernikahannya. Ia harus menjaga perbatasan.

"Aku tidak yakin, bisa seperti apa yang kau fikirkan Kak." Lirih Evylin.

"Aku--- aku tidak bisa melupakannya." Lirihnya lagi. Evylin merasa, bahwa dirinya harus menagih janji yang sudah di buat. Ia harus menagih janji Putra Mahkota Colen.

Bagi ibunya, Janji adalah Hutang. Ibunya sendiri juga pernah berkata.
"Dengarkan ibu, Cebongnya Duke. Janji adalah hutang. Jika ada yang berjanji padamu, kau harus menagih janji itu, sampai janji itu terbalaskan."

"Benarkah?"

"Ya, namun jika kau mengikhlaskan semuanya. Yaaaa---- seperti itulah." Kata kata itu yang dapat ia ingat. Janji adalah hutang. Jika ada yang berjanji padanya, maka harus ia tagih. Itulah intinya.

🐤💨💨💨

William tengah menatap kerumunan. Hari ini tibanya Raja Ratu dari kerajaan Zrack dan Raja Ratu dari Kerajaan Emerald. Raja Ratu itu akan menikahkan Putra Mahkota, dan Putri mereka di kerajaan Azquella.

William sendiri tengah membantu Diran dan Ayah dari Diran, Juzo. Para rakyat yang berbondong bondong untuk melihat Pasukan Kerajaan tetangga itu membuat Prajurit Kerajaan Azquella kewalahan karena berdesak desakkan.

Evylin (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang