23. Menjijikan

894 81 2
                                    

"Apa yang kau ketahui tentang racun ini?" Tanya seorang pria yang menggunakan topeng hitam, pada seorang ahli Racun di kerajaaan Azquella.

"Bisa berikan aku racun itu?" Pinta sang ahli Racun. Pria itu memberikan botol racun yang ia pegang. Ahli Racun menerima botol itu. Lalu mulai meneliti racun tersebut dengan telili.

Dari mulai mencium bau racun itu. Dan menguji cobakan pada seekor tikus, untuk melihat efek yang akan terjadi. Sampai memegang dengan tangannya sendiri, untuk mengamati cair kentalnya racun itu.

"Racun ini aneh."

"Lihatlah reaksi tikus itu. Tikus itu tengah mengandung. Kita lihat." Ucap si ahli Racun. Pria yang membawa racun itu bingung. Ia menatap tangan pria tua itu.

Tangan Pria itu baik baik saja. Berarti, racun ini layaknya racun biasanya. Racun yang menyerang organ dalam. Tetapi tikus yang ada di meja terlihat langsung pingsan.

"Namun, aku mencium wangi Tromnil."

"Tromnil?" Ulang Pria itu. Ahli racun mengangguk. Ia lalu menjelaskan apa itu tromnil.

"Tromnil semacam cairan yang membuat sebuah racun tidak memiliki warna, rasa, dan bau. Namun, jika hanya tromnil sendiri, tromnil berbau sangat kuat."

"Tromnil juga sangat bahaya bagi kesehatan tubuh. Bisa membuat manusia lumpuh, sakit yang sangat parah, bahkan yang paling parah bisa membunuh." Jelas ahli racun. Pria itu menganggukkan kepalanya singkat.

"Tunggu." Ahli racun melihat tikus yang sudah lemas itu.

"Ini dampak yang berbahaya untuk wanita." Pria bertopeng itu meneliti tikus yang mengeluarkan darah.

"Ada apa?"

"Lihatlah tikus itu. Mengeluarkan darah bukan? Itu tandanya, tikus itu keguguran. Layaknya wanita yang keguguran."

"Berarti racun ini mengandung hambadun." Ucap si ahli racun dengan wajah terkejut. Sama halnya dengan Pria bertopeng itu. Sialan, apa lagi itu?

"Hambadun itu racun yang membuat rahim seorang wanita tidak dapat berfungsi lagi." Pria itu menganggukkan kepalanya faham.

Ia lalu melemparkan 5 kantung koin emas pada si ahli racun. Si ahli racun menerima koin itu dengan senang hati.

Pria bertopeng itu menatap racun di tangannya. Ia tersenyum smirk.
"Sudah mendapatkan informasi. Namun, aku belum mengetahui tujuannya."

🐥💨💨💨

Evylin merebahkan dirinya di ranjang kamar Putra mahkota Arthur. Ia melihat atap kamar itu yang sangat mewah. Dimana, atap kamar itu berlapis emas dan bergambar seorang pria yang tengah menunggangi kuda.

Awalnya, Evylin sempat terkagum kagum akan kamar ini. Kamar yang mewah, namun berawakan sederhana. Aku tidak bisa menjelaskan jika kalian tidak melihatnya sendiri.

Evylin akui, selera Putra mahkota sangatlah bagus.

"Huh, kenapa Colen harus kembali?" Gumam Evylin masih sembari menatap langit langit kamar.

"Kenapa harus kembali? Aku kan tidak dapat melihat pria itu lagi." Ucap Evylin.

"Haisss, aku memang benar benar sudah gila. Baru saja di tinggal aku sudah merindukannya."

"Walaupun aku sudah memiliki suami. Sama sepertinya yang sudah memiliki istri. Namun----"

"Hati ku hanya untuknya." Ucap Evylin dengan suara memelan. Putra Mahkota Arthur menatap datar ke arah depan.

Evylin (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang