William mengerutkan keningnya saat banyaknya para bandit yang menghampirinya. Sialan, bandit bandit ini tidak ada habisnya.
Mungkin karena ia berada di daerahnya para bandit. Jadi, bandit bandit itu tidak ada hentinya.
"Sialan."
"WILLIAM AWAS!"
SRAK!
William menatap kearah samping. Dimana tepat disampingnya terdapat seorang bandit yang sudah terkapar. "Fokus kearah depan, William."
William kembali menatap kearah depan, sedangkan dibelakangnya dijaga oleh Edylin.
"Kenapa, Srang! Kau kemari? Ini berbahaya!" Ucap William sembari terus menyerang.
"Tidak mungkin aku diam saja." Balas Edylin. William tidak menjawab. "Berhari hatilah." Ucap William sembari menolehkan sedikit kepalanya.
"Kau juga."
Kini, pasangan itu terlihat layaknya tiran. Mereka saling menyerang dengan membabi buta tanpa pandang bulu.
SRING!
"Menyenangkan asanya kembali memegang pedang." Gumam Edylin sembari menatap pedang ditangannya.
William terlihat menghela nafas. Pria itu berjalan kearah kudanya yang terlihat menunggu sang pemilik dengan gagah.
William menoleh kearah belakang ia menghela nafas saat melihat prajurit yang dibawa istrinya sudah benar benar tidak tersisa.
"Ayo. Kita harus cepat ke Kerajaan Azquella." Ucap William sembari menatap Edylin dengan lembut. Edylin menatap William. Wanita itu mengangguk lalu berjalan kearah kuda yang ditunggangi sang suami.
William memegang sebelah tangan Edylin, lalu pria itu menarik tangan sang istri.
"Hiatttt!" Kuda berjalan dengan cepat meninggalkan tempat terjadinya pertumpahan darah tadi.
🐥💨💨💨
Sedangkan itu. Evylin terlihat tengah tertawa bersama seorang pria yang terbaring lemah diatas ranjang.
"Tidak, aku menyukai hewan berbulu itu." Dengan senyum lemah, Arthur hanya tertawa pelan.
"Kau menyukainya?" Tanya Arthur sembari menatap kucing berbuntut biru ditangan sang istri.
"Ya, bukankah kucing ini sangat lucu?" Tanya Evylin sembari mengelus lembut bulu lebat kucing milik Diran.
"Ya." Balas Arthur seadanya. Kucing itu memang sangat lucu. Bulunya amat sangat lebat. Belum lagi, buntutnya yang berwarna biru. Amat sangat bagus.
Arthur tersenyum tipis saat melihat senyum yang amat lebar dari bibir istrinya. Senyuman yang amat sangat manis. Bahkan, matanya terlihat mengecil saat wanita itu tersenyum.
Evylin mempertahankan senyumnya. Namun senyum itu pudar saat merasakan gejolak aneh yang membuat perutnya seakan tidak nyaman.
"Huekk!" Evylin memuntahan isi perutnya tepat diatas dada sang suami. Melihat apa yang ia lakukan membuat Evylin panik. Sedangkan itu, sang korban hanya bisa diam dan menatap khawatir sang istri.
"A-arth---"
"Apa kau baik baik saja?"
"A-arthur a-ak----"
"Aku bertanya apa kau baik baik saja?"
"T-tapi---"
"EVYLIN AKU BERTANYA APA KAU BAIK BAIK SAJA?!" dengan nada keras dan raut wajah panik Arthur menatap istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evylin (S2)
Historical FictionKisah seorang Evylin Valentine Laezeno, ya Putri dari Duke Leazeno dan Duchess Leazeno.kisah Evylin yang terus mencoba mengejar Cinta Pertamanya, tanpa mempedulikan hati sang Suami yang sangat mencintainya. Bagaimana jadinya jika cinta pertama gadis...