"APA MAKSUDMU?"
"KAU MENGHAMILIKU, YANG MULIA!"
"JANGAN BERCANDA, ROSELA!"
"ITU KENYATAAN YANG MULIA! a-aku tidak berbohong, hiksss. Kenapa aku harus berbohong Yang mulia? Untuk apa aku berbohong?" Putri Rosela menangis sembari menatap Putra Mahkota Colen di hadapannya.
Pagi hari ini, Putra Mahkota Colen di kejutkan dengan ucapan Putri Rosela. Yang dimana, wanita itu berkata bahwa ia hamil.
Sudah satu minggu kehamilannya, saat Tabib istana mengecek keadaannya.
"Aku tidak pernah menyentuhmu! Sama sekali." Putra Mahkota Colen menahan amarah yang sudah berada di ubun ubunnya. Putri Rosela menitihkan air matanya. Kenapa dia tidak mengakui anaknya?
"Kenapa kau tidak mengakui, anak yang ada di dalam kandungaku adalah anakmu Yang mulia!" Kesal Putri Rosela. Putra mahkota Colen tertawa sinis.
"Karena aku tidak pernah menyentuhmu! Apa kau tidak faham juga, tuan Putri?" Putri Rosela menatap Suaminya dengan tatapan aneh.
Putri Rosela berjalan agar lebih dekat ke arah Putra mahkota Colen. Ia menatap manik biru menyalah pria itu.
"Malam itu! Malam dimana kau mengambil kesucianku! Malam dimana, kita melakukan makan malam Bersama! APA KAU TIDAK MENGINGATNYA?" Putri Rosela menahan sesak di dadanya.
Putra mahkota Colen mengeraskan rahangnya. Ia menatap wanita di depannya dengan penuh benci.
"Kenapa? Kenapa kau tidak mengakuinya, Yang mulia?" Tanya Putri Rosela dengan suara yang Lirih.
"Karena anak itu bukan milikku."
"COLEN!" Brak!
Pintu kamar terbuka lebar. Masuklah Ratu Grace dengan sangat berwibawa. Ratu kerajaan itu masuk ke dalam kamar Putranya dengan datar.
"Apa yang kau lakukan pada Rosela?" Tanya Ratu Grace. Ratu Grace menarik tangan Putri Rosela ke belakangnya. Ia bukan membela Rosela, setidak sukanya ia pada Putri Rosela, tetap saja. Putri Rosela juga menantunya bukan?
"Ibunda dia----"
"Aku bertanya, apa yang kau lakukan pada Putri Rosela?" Ratu Grace mengulang kembali apa yang ia ucapkan.
Putra mahkota Colen menatap ibunya. "Dia berkata bahwa dia mengandung anakku." Bagaikan petir di siang bolong, Ratu Grace langsung mematung. Ratu cantik itu menatap wanita di belakangnya yang masih menunduk.
"Kau----"
"Y-ya, Yang mulia Ratu." Ratu Grace tidak ingin fakta ini. Namun ia harus menerimanya. Ia harus. Ratu Grace tersenyum tipis. Ia lalu memegang tangan Putri Rosela.
"Berapa usia kandunganmu?" Tanya Ratu Grace. "S-satu minggu Yang mulia." Ratu Grace mengangguk faham. Kini, wanita penting itu menatap putranya.
"Lantas, kenapa terjadi keributan?"
"Karena itu bukan anakku ibunda!"
"Aku tidak rela, anakku berada di kandungan wanita lain selain Evyl---"
PLAK!
Dengan kesal Ratu Grace menampar putranya. Putra mahkota Colen terdiam. Untuk pertama kalinya, ibundanya bermain tangan dengannya. Untuk pertama kalinya, ia mendapatkan tamparan kuat dari ibundanya. Untuk pertama kalinya, ia melihat tatapan kecewa dari sang ibunda.
"Aku tidak mengajarkanmu berkata seperti itu, Yang mulia!" Ucap Ratu Grace dengan lelehan air mata yang mengalir. Ia kecewa pada putranya.
"Apa kau tidak menghormati kami sebagai kaum wanita? Itu berati kau tidak menghormati aku sebagai ibumu, yang juga berasal dari kaum wanita." Putra mahkota Colen terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evylin (S2)
Historical FictionKisah seorang Evylin Valentine Laezeno, ya Putri dari Duke Leazeno dan Duchess Leazeno.kisah Evylin yang terus mencoba mengejar Cinta Pertamanya, tanpa mempedulikan hati sang Suami yang sangat mencintainya. Bagaimana jadinya jika cinta pertama gadis...