38. Senyum perpisahan.

909 113 5
                                    

Seorang Pria membuka matanya. Ia menatap dirinya sekilas. Lalu, Tanpa ba bi bu pria itu langsung pergi menuju suatu tempat.

Langkah panjangnya membawa pria itu ke arah kamar mandi. Ya, tempat yang di maksud adalah kamar mandi. Pria tampan itu membersihkan diri. Lalu menggunakan pakaian Formal.

Setelah itu, dengan cara yang ia miliki. Ia keluar dari kamar yang sudah di jaga 10 kesatria kelas tinggi.

Dengan langkah panjang ia sampai di aula istana yang di jadikan tempat pesta saat ini. Kasim yang melihat pria itu terkejut, saay hendak berteriak mengumumkan kedatangan pria itu. Sang pria berkata dengan dingin.

"Diam." Sang kasim menunduk takut. Lalu ia memberi hormat pada sang raja masa depan. "Baik yang Mulia."

Pria yang tak lain adalah Arthur memasuki ruangan. Ia mencari sosok gadis yang sudah mengisi hatinya selama bertahun tahun.

Ia mendengar bisikan bisikan dari bangsawan yang sangat menyakitkan hati. Dimana pembicaraan utama mereka adalah gadis yang ia cari, dan Sepupunya.

Tatapan tajam dan dingin itu menatap ke arah Objek.

Terlihat istrinya yang tengah membawa kotak berwarna biru. Kotak yang dimana isinya adalah hadiah dari dirinya dan istrinya itu.

Didepan istrinya, terdapat sang sepupu yang tengah menunduk sembari menjulurkan tangannya.

"Bagaimana? Apakah anda berkenan berdansa dengan Saya lady?" Tanya Sang sepupu.

Dengan langkah cepat dan pasti. Arthur berjalan kedepan. Menghampiri istri dan sepupunya itu.

Evylin menatap uluran tangan itu dengan bingung. Ia ingin menerima uluran tangan itu. Tetapi, ia ingin melupakan masa lalunya.

Ia ingin melupakan sosok Pria yang akan menjadi ayah itu. Evylin bertekad, ia akan melupakan pria itu. Ia juga tidak akan menerima uluran tangan Pria itu.

"Aku---"

Greb

Evylin tersentak kaget saat terdapat lengan kekar seseorang yang memeluknya.

"Dia akan dansa bersamaku." Evylin membeku. K-kenapa? Kenapa Arthur bisa ada di sini?

"Sepupu?"

"Ya, ini aku, Sepupu. Ada apa? Kau terkejut aku masih hidup?" Putra mahkota Colen mengepalkan tangannya. Tidak mungkin ia berfikir seperti itu! Ia tidak sejahat itu!

"Apa yang kau maksud Sepupu? Aku tidak sejahat itu!" Putra mahkota Arthur mengangguk saja.

"Evylin berdansa denganku." Tanpa ba bi bu, Arthur langsung merangkul Evylin. Pria itu terlebih dulu mengambil kotak biru di tangan istrinya. Lalu memberikan pada Penjaga yang berada di belakang mereka.

Lalu ia mulai berdansa mengikuti alunan musik yang mulai di mainkan.

Kaki mereka mulai melangkah mengikuti alunan musik. Di ikuti beberapa pasangan yang ikut berdansa termasuk Edylin dan Atla. Ah, tak lupa Raja, Ratu, banyak lainnya.

"Kenapa k-kau----"

"Sttt, diam dan nikmati hari terakhir ini." Evylin mengerutkan alisnya bingung. Apa maksudnya hari terakhir? Kenapa menikmati hari terakhir?

Evylin (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang