37. Ulang tahun Putri Livia.

755 74 1
                                    

Kerajaan Azquella terlihat sudah ramai akan bangsawan dan beberapa rakyat yang di pilih untuk memberikan hadiah kepada Tuan Putri kerajaan itu.

Putri Livia terlihat sangat cantik dengan gaun yang di gunakan. Gaun iyu tentunya ia beli di Mall milik Duchess Leazeno. Gaun yang memiliki potongan tangan sabrina yang berwarna Kuning. Gaun itu layaknya gaun yang di gunakan oleh beauty di Film beauty and the beast.

Senyum manis selalu memancar di wajahnya. Namun, hatinya berkata lain. Ia merasa sedih, karena sang kakak tidak bisa hadir di pesta ulang tahunnya. Hal itu yang membuat Putri Livia tersenyum palsu.

"Apa kau baik baik saja Putriku?" Putri Livia menoleh. Putri itu melihat ayahnya yang terlihat khawatir akan dirinya. "Senyummu terlihat di paksakan. Apa kau sakit?" Tanyanya lagi.

Ratu Jasmin menatap putrinya juga. Benar kata suaminya. Senyum putrinya terlihat berbeda.

"Tidak ayah. Ayah tidak perlu khawatir. Aku baik baik saja. Aku hanya sedih, karena kakak tidak bisa datang ke ulang tahunku." Jawab Putri Livia dengan senyum getir miliknya.

Ratu Jasmin mengelus surai panjang putrinya dengan penuh sayang. "Kakakmu akan baik baik saja." Putri Livia hanya tersenyum tipis membalas ucapan ibundanya.

"Pergilah ke sana. Lihatlah di sana terdapat teman temanmu. Di meja itu terdapat William, Diran, dan Edylin." Ucap Ratu Jasmin. Putri Jasmin menatap ke arah tatapan ibundanya. Benar saja, di sana terdapat Diran, William, dan Edylin yang terlihat tengah membicarakan sesuatu. Ah, aku lupa dengan misi rahasiaku.

"Baiklah. Ibunda, ayah aku akan pergi ke sana. Aku akan menemui kedua temanku dulu." Ratu Jasmin mengerutkan alisnya. Kedua? Bukannya ada tiga?

"Kedua?"

"Ah, William tidak ku anggap."

🐥💨💨💨

Seorang gadis yang sudah menggunakan gaun indah miliknya melirik kotak perhiasan berwarna biru di tangannya. Bagaimana bisa aku memberikan hadiah ini tanpa dirinya?

Evylin melirik ke arah ranjang. Masih sama. Dia tidak bergerak.

Evylin menghela nafas. Gadis itu berjalan mendekat ke arah Arthur yang masih setia pada tidurnya.

"Huh, sebenarnya aku tidak akan bisa memberikan perhiasan ini pada adikmu jikalau kau sendiri tidak ada. Namun, melihat kondisimu seperti ini. Aku harus apa?" Evylin lagi dan lagi menghela nafas.

"Tunggulah aku sebentar, Yang mulia. Aku akan datang ke pesta itu terlebih dulu. Aku hanya akan memberikan hadiah ini pada adikmu." Evylin mendekat ke arah telinga Putra mahkota Arthur. Ia lalu berbisik.

'Bangunlah, semua orang merindukanmu. Termasuk, aku.' setelah membisikkan hal itu, Evylin langsung berjalan keluar kamar dan pergi mendatangi Pesta milik Putri Livia.

Tidak enak juga rasanya jika tidak datang. Namun, kasihan suaminya jika di tinggal. Dan akhirnya Evylin memutuskan akan hadir, namun hanya sebentar. Setelah itu ia kembali menjaga suaminya. 

Evylin memasuki area pesta. Kasim yang melihatnya langsung meneriaki namanya.

"PUTRI MAHKOTA AZQUELLA, MEMASUKI RUANGAN!" Teriakan itu membuat seluruh tatapan menatap ke arahnya.

Evylin menahan nafas, ia tidak ingin di remehkan. Evylin berjalan dengan tegak dan anggun layaknya benar benar bangsawan, berbeda sekali dengan sifat aslinya.

Evylin mendekati sang tuan putri.
"Maafkan aku Yang mulia. Aku telat memberikanmu hadiah." Sesal Evylin. Putri Livia menggelengkan kepalanya.
"Tidak apa, Putri Mahkota. Aku memaklumi hal itu." Putri Livia sendiri merasa aneh pada aura yang Evylin keluarkan. Auranya sangat mendominan dan menunjukan bahwa dia adalah seorang Ratu masa depan.

Evylin (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang