Jangan lupa vote!
Rencananya kita ingin memberi kejutan, justru kita yang mendapatkan kejutan.
-Berbeda-
Happy reading......
Melly berdiri mematung di tempat melihat kejadian tersebut, kejadiannya begitu cepat. Kantung plastik yang Melly pegang kini jatuh diatas tanah, Melly berlari menghampiri Risa. Karin dan Kikan yang melihat tubuh Risa bersimbah darah segera berlari menghampiri Risa.
"RISAAAAAAAAA......" Teriak Melly, Karin, dan Kikan bersamaan saat berlarian menghampiri Risa.
Mobil Fikri berhenti tepat didepan kampus Risa, Fikri melihat semua kejadian dimana tubuh Risa terhantam dan terlempar agak jauh dari tempat Risa tertabrak. Fikri turun dari mobil dan berjalan menghampiri Risa yang terbaring dan dipeluk Melly, Karin dan Kikan yang menangis tiada henti.
"Risa bangun Ris, lo harus kuat ya bertahan ya gue bawa lo ke rumah sakit ya" ucap Melly dengan nada terisak.
Melly melihat Fikri yang sudah berada di dekatnya, tangisan Melly semakin kencang. Fikri yang melihatnya tak tega, Fikri pun langsung menggendong Risa menuju mobil disusul Melly, Karin, dan Kikan. Melly membuka pintu mobil dan masuk terlebih dahulu, lalu Fikri memasukkan Risa dan meletakkan kepala Risa diatas paha Melly.
Fikri masuk kedalam mobil dan segera menyalakan mesin mobil, mobil pun berjalan meninggalkan kawasan kampus menuju rumah sakit. Sedangkan Karin dan Kikan menyusul di belakang mobil Fikri.
Fikri menambah kecepatannya supaya segera sampai di rumah sakit, Fikri sesekali melirik Melly yang terus terisak di belakang. Fikri tak tega melihat Melly menangis seperti ini, Fikri pun juga tak bisa membayangkan bagaimana dengan mereka yang saat ini sedang berada di taman, bagaimana reaksi mereka mendapat kabar buruk ini.
Mobil Fikri berbelok ke halaman rumah sakit, Fikri memarkirkan mobilnya lalu Fikri turun dari mobil. Fikri membuka pintu mobil dan segera menggendong Risa lagi membawanya masuk kedalam rumah sakit. Melly turun dengan tergesa-gesa dan mengikuti Fikri di belakang disusul Karin serta Kikan.
Setelah mendapat pertolongan Risa segera di bawa menuju ruang ICU, saat sampai didepan ruangan ICU beberapa suster mencegah Fikri, Melly, Karin dan Kikan untuk masuk dan menyuruh mereka untuk menunggu diluar ruangan.
Melly menjatuhkan tubuhnya diatas lantai, air matanya terus mengalir tatapannya lurus ke arah pintu ICU. Karin dan Kikan duduk di kursi yang ada disana, Fikri menatap Melly lalu menghampiri Melly yang masih terus menangis. Fikri membawa Melly kedalam pelukannya, tangisan Melly semakin pecah.
Melly menguraikan pelukannya dari Fikri, Melly mengambil ponselnya dari dalam saku celananya. Melly menelfon Fadilah hendak memberitahu bahwa Risa sedang berada di rumah sakit, awalnya Fikri melarang namun larangan Fikri membuat Melly marah dan akhirnya Fikri membiarkan Melly untuk menelfon Fadilah.
Ponsel Fadilah berdering, Fadilah yang sedang fokus memasang lilin ulang tahun pun terpaksa berhenti dan mengangkat panggilan tersebut yang ternyata dari Melly.
"Halo Mel, kenapa? Fikri belum sampe sana? Padahal dia udah berangkat dari tadi loh"
Namun yang Fadilah dengar hanyalah Isak tangis, tiba-tiba dalam hatinya menjalar perasaan tidak enak. Fadilah berusaha berpikir positif dan membuang pikiran negatif yang bersarang dalam otaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berbeda ( Kisah Gadis Lemah dengan Senyuman Sejuta Luka)
Aktuelle LiteraturStart : 19 Februari 2022 Finish : 25 Maret 2023 Kisah yang menceritakan tentang seorang gadis yang dulu sering berekspektasi bahwa dewasa itu enak, karena dia merasakan bahwa menjadi anak-anak itu sangat sakit tapi nyatanya yang dia dapati ternyata...