That much and I keep it to myself, I know I'm strong
-Risayla Syakila-Happy reading...
Risa berjalan tertatih-tatih menuju kamar. Refal terdiam menatap sang kakak, ingin sekali dirinya menghampiri namun Refal mengurungkan niatnya.
Risa masuk kedalam kamar dan mengunci pintu kamar, tubuh Risa luruh jatuh ke lantai. Tenaga Risa sudah habis, darah segar mengalir dari hidungnya.
Risayla menangis menahan ini semua, ingin sekali dirinya berteriak. Risa juga seperti mendengar berbagai macam bisikan yang entah dari mana asalnya membuat Risa semakin pusing, hingga akhirnya kesadaran Risa pun hilang.
Sudah hampir jam 20.00 wib, namun Risa tak kunjung keluar kamar membuat Refal khawatir dan resah. Bahkan jam makan malam ia lewatkan membuat sang ayah marah pada dirinya.
Akhirnya Refal memberanikan diri keluar kamar menuju kamar Risa. Refal mengetuk pintu kamar namun tidak ada jawaban, berulang kali Refal mengetuk.
15 menit berlalu membuat Refal semakin khawatir. Akhirnya Refal pun berjalan kembali ke kamarnya, dirinya membuka pintu balkon. Balkon kamarnya dan kamar Risa terhubung mempermudah Refal untuk melihat keadaan sang kakak.
Refal pun membuka pelan kunci pintu balkon kamar Risa menggunakan kunci balkon kamar miliknya dan terbuka.
"Untung aja pintunya disamain jadi otomatis kuncinya sama," gumam Refal.
Refal menggeser ke kanan pintu balkon dan masuk kedalam kamar Risa. Kamar Risa gelap membuat Refal kesusahan, akhirnya Refal pun berjalan mencari saklar lampu setelah menemukannya Refal pun menyalakan lampu kamar Risa.
Saat Refal menoleh ke arah kiri dirinya terkejut melihat tubuh Risa tergeletak diatas lantai dekat pintu kamar. Refal buru-buru membopong dan membaringkan tubuh Risa diatas tempat tidur.
Refal mengambil tisu dan membersihkan darah mimisan di hidung Risa, setelah itu Refal mengambil minyak kayu putih dan mengoleskannya dibawah hidung Risa.
"Ya Allah kakak kenapa? Badannya panas banget lagi,"
Refal berjalan menuju pintu kamar Risa, Refal membuka kunci dengan pelan agar tidak menimbulkan suara. Refal mengecek keadaan rumah, setelah memastikan bahwa orang rumah sudah berada didalam kamar Refal pun kembali masuk kedalam kamar Risa, namun kakaknya belum juga siuman.
Sebenarnya tujuan Refal mengecek keadaan rumah karena Refal ingin membawa sang kakak pergi ke rumah sakit, namun keadaan tidak memungkinkan. Jika Refal mengeluarkan mobil otomatis sang ayah akan mendengar.
Refal akhirnya memutuskan berjalan keluar menuju dapur untuk mengisi air minum di gelas Risa dan mengambil air hangat untuk mengompres tubuh sang kakak.
Setelah itu, Refal segera kembali ke kamar Risa dan mengompres dahi sang kakak. Agak sedikit gugup karena sebelumnya Refal tidak pernah merawat orang sakit seperti ini.
Saat dirinya hendak pergi mengganti air kompresan Refal mendengar suara dering ponsel. Refal mengecek ponsel miliknya namun tidak ada panggilan, atensi Refal beralih pada tas Risa yang masih tergeletak diatas lantai.
Dirinya merogoh dan mengambil ponsel sang kakak, ternyata panggilan dari Rama Okta.
'Halo assalamu'alaikum'
"Wa'alaikumsalam"
'Loh kok...'
"Saya Refal kak, adiknya kakak Risa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Berbeda ( Kisah Gadis Lemah dengan Senyuman Sejuta Luka)
Художественная прозаStart : 19 Februari 2022 Finish : 25 Maret 2023 Kisah yang menceritakan tentang seorang gadis yang dulu sering berekspektasi bahwa dewasa itu enak, karena dia merasakan bahwa menjadi anak-anak itu sangat sakit tapi nyatanya yang dia dapati ternyata...