19.Berbeda

39 5 2
                                    

Mengetahui secara diam untuk menghancurkan adalah seni yang sangat mudah...
-Jessy Rechala-



























Happy reading...


























Hari ini hari Minggu, hari yang sangat di nanti kan kedatangannya oleh anak sekolah dan anak kuliahan. Karena hari ini mereka bisa mengistirahatkan otak dan badan setelah setiap harinya harus belajar.

Seperti halnya Risa dan Fadilah saat ini, mereka sedang berada di taman kota. Pagi-pagi sekali tadi Fadilah menghampiri Risa dan mengajaknya berjoging, dan sekarang mereka duduk di kursi taman setelah berjoging 5 putaran.

"Sa, kak Uga masih di Jakarta ya?" Tanya Fadilah membuka percakapan setelah lama diantara mereka terdiam karena kelelahan setelah berjoging.

"Masih Dil, kenapa? Lo kangen ya?" Selidik Risa sambil menaik turunkan alisnya dan tersenyum jail.

"Apaan dah orang cuma nanya doang dituding yang kagak-kagak,"

"Dih ngeles amat jadi manusia"

"Jangan lupa kalau lo juga manusia,"

"Gak sih Dil, gue tuh bidadari hahaha,"

"Serah lo deh,"

Risa mengeluarkan ponselnya dan mencari nomor seseorang untuk dihubungi, setelah menemukan Risa segera menekan panggilan video call.

"Assalamu'alaikum kak,"

"Wa'alaikumsalam bocil, napa dah vc nih tumben banget,"

"Ada yang kangen nih kak, cmiwiw haha"

"Siapa? Lo?"

"Fadilah atuh masa gue, kan cuma dia doang yang demen sama lo"

Mata Fadilah melotot menatap Risa yang tertawa puas setelah mencomblangkan Fadilah pada Uga.

"Boong kak dia, jangan dengerin Risa" elak Fadilah sambil menarik-narik ponsel Risa.

"Jujur aja ngapa sih dil, apa perlu gue suruh Rama ngomong nih kan dia saksi juga pas lo ngomong begitu,"

"Demen? Maksudnya Dil? Lo suka sama gue gitu?" Tanya Uga to the point.

"Enggak kak astaghfirullahal'adzim boong itu jangan dengerin Risa, Sa setan lo emang" Fadilah melotot kearah Risa tidak membuat Risa takut melainkan malah tertawa melihat ekspresi Fadilah.

"Pulang kapan lo kak?" Tanya Risa pada Uga.

"Seminggu lagi balik kok, mau nitip sesuatu gak cil? Sekalian noh sama Fadilah"

"Ah yang bener? Gak biasanya nih, bilang aja mau beliin Fadilah tapi yang jadi kedok gue"

"Serius gue, lo mau gak? Kalau gak mau ya gak apa-apa sih"

"Mau atuh, itu kak bibit mawar putih lah"

"Yang bener kenapa Ay,"

"Bener itu astaghfirullahal'adzim, kalau Fadilah mah beliin apa aja dia mau, apalagi kalau lo ajak ke KUA hahaha"

Fadilah mendengar itu rasanya ingin mencekik Risa saat ini juga jika dia tidak mengingat bahwa Risa sahabatnya, sungguh sangat menjengkelkan sekali Risa hari ini.

Berbeda ( Kisah Gadis Lemah dengan Senyuman Sejuta Luka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang