17.Berbeda

35 6 0
                                    

Percaya atau tidak harus percaya
Tidak, tidak harus percaya
-Rama Okta Aldiansyah-


























Happy reading...



















Seorang gadis berjalan masuk kedalam kawasan kampus dengan tatapan bingung seperti mencari sesuatu, jam saat ini menunjukkan pukul 06.45 pagi.

Risa berjalan masuk kedalam kampus bersama dengan salah satu teman kelasnya sambil berbincang beberapa tugas dan materi yang akan mereka pelajari hari ini, karena kemarin dosen sempat memberitahu bocoran untuk tugas dan beberapa materi untuk hari ini.

Saat asyik berbincang dirinya tak sengaja melihat seorang gadis yang sedang kebingungan, Risa pun memutuskan untuk menghampiri gadis tersebut.

"Eh Mel, gue samperin cewek itu ya kayaknya dia kebingungan deh,"

"Ya udah gih, gue ke kelas duluan ya, inget Ris 07.05 kelas dimulai,"

"Siap,"

Meli, teman sekelas Risa pun memutuskan untuk pergi ke kelas duluan. Risa pun berjalan menghampiri sang gadis dan memegang pundak sang gadis membuat sang gadis terkejut.

"Sorry bikin kaget, mahasiswi baru?"

"Oh hehe iya, lagi nyari ruangan rektornya dimana ya?"

"Gue anter aja yuk," tawar Risa.

"Gak ngerepotin emang?"

"Enggak kok, ayo"

Gadis itupun mengikuti Risa dari belakang sambil berlari kecil untuk mensejajarkan langkah kakinya dengan Risa.

"Oh iya btw namanya siapa?" Tanya Risa.

"Gue Jessy, lo?"

"Gue Risa, salam kenal ya Jes"

"Iya" jawab Jessy sambil tersenyum.

Jessy sangat senang bertemu orang sebaik Risa yang mau mengantarnya menuju ruang rektor. Jessy tidak tahu bahwa yang sedang bersamanya adalah seseorang yang ingin dia buat sengsara, yaitu kekasih Rama Okta Aldiansyah.

Tanpa dia sadari dirinya dengan Risa sudah sampai didepan ruangan rektor.

"Nih udah sampai, nanti pasti lo dianterin sama salah satu anak yang sefakultas sama lo yang bakal nunjuk in kelasnya setelah lo dari ruangan rektor" jelas Risa.

"Makasih ya Ris, lo baik banget padahal kita baru kenal,"

"Haha namanya manusia harus saling tolong menolong Jes, kalau gitu gue duluan ya kalau lo cari gue, gue ada di fakultas psikolog, fakultasnya samping fakultas kedokteran sama DKV"

"Iya siap,"

Risa pun berjalan meninggalkan Jessy yang tersenyum menatapnya menjauh.

"Pasti beruntung banget yang bisa temenan sama lo Risa, apalagi cowok yang jadi pacar lo pasti beruntung banget," gumam Jessy sambil menatap Risa yang semakin lama semakin menjauh.

Risa berjalan masuk ke dalam kelas setelah tadi mengantar Jessy menuju ruangan rektor.

"Eh Ris tadi itu beneran mahasiswi pindahan di jurusan fakultas ekonomi?" Tanya Melly saat Risa baru saja mendudukkan dirinya di kursi.

"Mungkin sih iya gue gak tau itu dia fakultas apa tapi emang bener dia mahasiswi pindahan kok," jawab Risa.

"Namanya siapa Ris?"

Berbeda ( Kisah Gadis Lemah dengan Senyuman Sejuta Luka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang