15.Berbeda

49 4 0
                                    

Dipendam saja ya, biar tidak mengkhawatirkan banyak orang...
-Risayla Syakila-

























Happy reading...

























Rama duduk diatas motor tepat di depan rumah kosong samping rumah Risa. Rama sudah berada disitu sejak pukul 5 pagi tadi, dia sengaja tidak menunggu Risa di Alfamart seperti biasa dan lebih memilih menunggu dekat rumah Risa supaya dia tidak didahului oleh Fadilah dan Fikri.

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 06.30 pagi, itu artinya sebentar lagi Risa akan keluar rumah untuk pergi ke kampus. Matahari pun sudah muncul menampakkan sinar cerah pagi ini.

Dan benar saja, tepat pukul 06.45 gerbang rumah Risa terbuka, Rama melihat Risa keluar sambil menenteng tas laptop miliknya. Risa berjalan kaki menjauh dari rumah, tak berselang lama Rama melihat seorang pria keluar dengan seorang gadis dan pemuda. Mereka memasuki mobil bersamaan.

"Itu kayaknya saudaranya Risa sama ayahnya Risa deh," gumam Rama.

Mobil tersebut keluar dari halaman rumah dan berbelok ke arah kanan tepat arah Risa berjalan kaki tadi, tanpa berlama-lama Rama pun menancapkan gas menyusul Risa sebelum sang gadis itu menaiki kendaraan umum atau diantar sang ayah.

Tepat di belokan hampir dekat pos satpam Rama melihat Risa, Rama pikir sebelumnya Risa akan di antar juga dengan ayahnya namun perkiraan Rama salah. Rama menambah sedikit kecepatan dan berhenti tepat di depan Risa membuat Risa terkejut.

Rama melepaskan helm dan turun dari motor, Rama berjalan menghampiri Risa seraya tersenyum. Netra mata Rama bertubrukan dengan netra kecoklatan milik Risa, Risa pun segera mengalihkan pandangannya kearah yang lain.

"Kok jalan kaki? Kenapa?" Tanya Rama saat sudah berada dihadapan Risa.

Risa menoleh menatap Rama dan tersenyum tipis.

"Gak apa-apa kok," jawab Risa.

"Rama kira tadi Risa diantar sekalian sama ayahnya Risa," ucap Rama lagi.

Risa hanya merespon ucapan Rama dengan senyuman.

"Risa selama seminggu kemana? Kenapa gak balas pesan atau angkat panggilan dari Rama? Sibuk banget ya? Atau Risa marah karena Rama gak jemput waktu itu dan Rama gak kasih tau Risa?" Pertanyaan beruntun terlontar dari Rama.

Risa terdiam membisu menatap Rama yang juga menatapnya, tidak mungkin jika Risa menceritakan yang sebenarnya pada Rama. Yang ada malah membuat pemuda didepannya ini menjadi merasa bersalah dan Risa tidak mau itu terjadi.

"Risa di rumah nenek yang ada di Sumedang, kebetulan mendadak banget dan disana agak susah sinyal jadi tiap mau balas chat ataupun angkat telepon sinyalnya hilang," jelas Risa.

"Beneran? Risa marah gak karena Rama gak jemput Risa waktu itu dan Rama gak kabarin Risa?" Tanya Rama lagi.

"Enggak kok," jawab Risa seraya tersenyum.

"Beneran?" Rama memastikan.

"Iyaa Rama,"

"Rama takut Risa marah karena Rama gak kabarin Risa,"

Berbeda ( Kisah Gadis Lemah dengan Senyuman Sejuta Luka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang