Ivee salah saat mengatakan Aaron akan menghubunginya terkait masalahnya dengan Amelia, sepertinya ketua Hell's Angels itu tak mengadu pada kekasihnya karna sampai saat ini ponsel Ivee masih tak ada tanda-tanda adanya panggilan dari nomor tak dikenal.
Ivee sedang berada dikamarnya di rumah berlantai 2, bersantai sambil menonton Money heist di Netflix saat tiba-tiba pintu rumahnya diketuk secara brutal. Ivee bahkan sudah menyiapkan ancang-ancang jika saja yang mengetuk adalah orang jahat namun saat ia melihat interkom Ivee tersenyum miring.
Dengan tenang ia membuka pintu rumahnya dan langsung menampilkan Aaron yang masih dalam seragam sekolahnya.
"Apa yang kau lakukan pada mobil Amelia?" Aaron bertanya tanpa basa-basi, pria itu bahkan sudah masuk kedalam rumah Ivee tanpa dipersilahkan.
"Jadi gadis itu benar-benar kekasihmu dan dia benar-benar mengadu padamu?" Ivee bertanya kembali tanpa menjawab pertanyaan Aaron.
"Jawab pertanyaanku Ivee, apa yang kau lakukan pada mobil Amelia?" Desis Aaron seolah sedang menahan amarah.
"Kau pasti sudah melihatnya langsung karna gadis itu pasti meminta kau untuk menjemput dan lagi tanpa ku beritahu pun kau pasti sudah mendengar aduan dari kekasihmu, benarkan Aaron?" Ivee masih bersikap santai.
"Kau mencari perkara dengan gadis yang salah Ivee, kau tak tau siapa Amelia."
"Dia juga mencari perkara denganku Aaron, aku bukan gadis yang mau mencari perkara terlebih dahulu. Kau langsung percaya dengan perkataan kekasihmu? Menelan semua infomasi yang dia katakan bulat-bulat? Tanpa menyaringnya terlebih dahulu?" Ivee menatap tangan Aaron, "Ah, kau melepas cincin pertunangan kita?"
Aaron menatap Ivee yang lebih pendek darinya lebih dari 20cm, tinggi Aaron 188cm sementara Ivee mungkin hanya 163-165cm.
"Aku datang kesini bukan untuk membahas pertunangan kita, aku memperingatimu untuk menjauh dari Amelia dan jangan mencari perkara dengannya, kau bukan tandingan seorang Amelia. Kau tidak tau apa yang bisa ia lakukan."
"Jadi kau mengkhawatirkanku? Aww! Aku tersanjung Aaron, tapi aku tak peduli apapun yang bisa dilakukan Amelia, selagi ia tak mengganggu ketenanganku maka aku juga tak akan menunjukkan taringku. Sebaiknya kau yang menyuruh kekasihmu untuk segera mundur, putusi dia sebelum aku yang memberitahunya terlebih dahulu mengenai pertunangan kita."
"Jangan berani-beraninya kau menantangku Ivee." Desis Aaron.
"Aku penasaran bagaimana respon Amelia saat tau kekasihnya sudah menjadi tunanganku, menangis? membenciku? membunuhku? Well, kita akan segera tau, aku memberimu waktu 1 bulan Aaron, putusi dia sebelum aku memberitahunya sendiri."
"KAU!" Aaron menunjuk wajah Ivee dengan jari telunjuknya, wajahnya merah padam karna amarah.
"Jika kau sudah tak memiliki apapun untuk dikatakan silahkan keluar, kecuali jika kau ingin menginap, aku tak keberatan, bukankah kita belum mengenal terlalu dalam untuk menjadi tunangan, Aaron." Ivee tentu hanya menggoda Aaron.
"Kau menggodaku?" Aaron seolah mengerti kalau Ivee sedang menggodanya.
"Bukankah wajar menggoda tunangan sendiri, bagaimanapun, aku lebih sah dimata keluarga kita." Ivee mendekatkan dirinya pada Aaron, sumpah demi apapun, Ivee tak pernah seperti ini sebelumnya, berdekatan dengan pria saja tak pernah karna ia tau sedari awal ia sudah dijodohkan.
Ivee sudah berdiri dihadapan Aaron, bahkan jarak mereka hanya 15cm, terlalu dekat bagi orang-orang yang baru kenal, iyakan?
"Aku tak bermain dengan ucapanku Ivee, kau tak akan mau berurusan dengan Amelia." Aaron masih berusaha memperingati Ivee.
"Aku juga tak bermain dengan ucapanku Aaron, putusi Amelia secepatnya sebelum aku yang bertindak." Ivee mengubah ekspresi dan intonasinya, jika tadi sedang menggoda maka sekarang menjadi dingin dan penuh intimidasi.
Aaron memandang Ivee dan ia sadar gadis dihadapannya tak main-main dengan perkataannya tadi, sialan! Aaron terjebak diantara 2 gadis sekarang.
"Aku tak suka berbagi Aaron, putusi dia atau kau bilang pada keluargamu bahwa kau menolak perjodohan ini." Ivee mengangkat tangannya dan mengelus lembut pipi tegas milik Aaron, elusan dari tangan Ivee begitu lembut dan membuat Aaron terlena.
"Pulanglah, dan hati-hati dijalan, kau belum bisa menginap disini karna status hubunganmu dengan Amelia. Ingat Aaron, aku tak bermain dengan ucapanku." Ucap Ivee lagi, elusan jari Ivee bahkan menjalar dari pipi sampai ke bibir Aaron, hingga membuat tubuh kokoh dan tinggi pria itu meremang seketika, sentuhan Ivee seperti listrik.
Seperti sebuah mantra Aaron keluar dari rumah Ivee dan meninggalkan gadis itu, seketika Aaron menghilanb dari pandangannya Ivee geli sendiri dengan tingkah lakunya tadi dengan Aaron.
"Oh God! Kenapa aku bertingkah begitu menjijikkan!" Omel Ivee pada dirinya sendiri, tubuhnya bahkan meliuk sebentar karna terlalu geli dengan tingkahnya sendiri tadi.
———
Aaron sendiri bimbang, bukan soal perasaannya tapi lebih pada pilihan. Aaron pertama kali berpacaran dengan Amelia karna gadis itu terlihat jelas begitu mengejarnya, dan Amelia juga yang menyatakan perasaannya terlebih dahulu, di publik, sehingga membuat Aaron tak tega menolaknya, percayalah meskipun Aaron terlihat begitu dingin dan cuek, aslinya ia orang yang tak tegaan kok.
Dan ke tak tegaannya itu malah membuat hubungannya dan Amelia bertahan lama. Cinta? Tidak, Aaron tak pernah mencintai Amelia, lebih pada karna status hubungan mereka dan sudah banyak yang mengetahuinya membuat Aaron mau tak mau merasa bertanggungjawab pada Amelia. Semua perlakuan Aaron pada Amelia hanya karna status mereka dan rasa tak tegaannya, bukan cinta.
Dan sekarang ia harus memilih, apa ia harus berterus terang dengan Amelia atau justru menolak perjodohannya dengan Ivee, mereka bahkan sudah bertunangan!
Tak perlu Aaron beritahu keluarganya, Aaron sendiri sadar sejak awal ia sudah dijodohkan dan menjalin kasih adalah hal bodoh yang ia lakukan karna menambah masalah, seperti sekarang ini contohnya.
Dan pasti jika orangtuanya mengetahui kalau ia menjalin hubungan dengan Amelia, maka habislah dia. Tak peduli seberapa kaya dan hebatnya keluarga Sabella, jika bersanding dengan Avellino maka Sabella Corp tak ada apa-apanya, bahkan mungkin hanya 20% dari kekayaan Avellino.
Aaron sendiri tak mengerti apa alasan sang orangtua menjodohkannya dengan Ivee yang berasal dari keluarga Avellino, mereka sudah kaya dan sudah berkuasa, kenapa lagi mesti menambah kekuasaan dan kekayaan dengan perjodohan.
Aaron merasa hidupnya sebagai pria yang harus mencari cintanya sendiri, hilang sudah, semua sudah terencana, harus menikah dengan siapa, harus menjadi apa, semuanya sudah diatur oleh kedua orangtuanya dan ia tak suka, tapi sialnya ia tak bisa menolak!
TBC
See you another chapter guys!
AeilsyIr