13

363 59 0
                                    

Aaron sedang makan malam bersama Amelia disebuah restoran favorit kekasihnya itu, ia sudah hendak memutuskan hubungan mereka tapi tentu ia harus memutuskannya dengan baik-baik tanpa menyakiti gadis itu terlalu dalam karna pada dasarnya Aaron yang salah disini, rasa ketidakenakannya juga dirinya yang sudah tau tentang perjodohan sejak ia kecil namun masih membiarkan Amelia menjadi kekasihnya.

"Amel." Panggil Aaron namun langsung dihentikan Amelia saat ponselnya bergetar.

Gadis cantik itu memeriksa ponselnya dan matanya langsung membulat, "The Shadow ingin berduel dengan kami, kau maukan ikut denganku?" Tanya Amelia pada Aaron dengan mata memohon.

Aaron berpikir sebentar, setidaknya ia harus melihat bagaimana pertarungan mereka dulu sebelum memutuskan Amelia, memastikan bahwa apa yang dikatakan Amelia tidak salah mengenai The Shadow, juga mengabulkan keinginan Amelia, terakhir kalinya, toh selama ini gadis itu selalu memohon untuk membalaskan dendam Hell's Angels pada The Shadow, dengan menemani Amelia pergi ke arena mungkin bisa menyenangkan gadis itu sesaat.

"Baiklah, tapi setelah itu, ada yang ingin kukatakan." Ujar Aaron pada akhirnya.

"Bersama dengan The Wrath yang lain?" Amelia terlihat lebih fokus pada Aaron yang ingin menemaninya ke arena.

"Kenapa yang lain juga harus ikut?" Aaron merasa aneh sebenarnya.

"SIapa tau The Shadow kembali berbuat curang, setidaknya kalian bisa membantu kami."

"Motto kami bukan melawan perempuan Amel."

"Ajak saja mereka pergi, mereka pasti tidak menolak, toh aku dengar Jayden dan Joshua sangat penasaran dengan The Shadow."

Dan pada akhirnya ketujuh pria itu ikut pergi ke arena bersama Hell's Angels, tapi mereka tak menggunakan penyamaran, mereka juga tak memakai mobil yang biasa dipakai di arena, mereka memakai mobil pribadi yang di parkirkan jauh dari area arena, mereka juga bersenyembunyi agar The Shadow tak mengetahui keberadaan mereka, mereka hanya ingin menonton dan menganalisa betapa hebatnya The Shadow seperti yang beredar didunia per-geng-an.

"3 lawan 4 dan ketiganya masih menang." Ucap Jacob sambil memandang pertarungan kedua geng perempuan itu.

"Entah Hell's Angels yang terlalu lemah atau The Shadow yang terlalu kuat." Sahut Jonathan.

"Keduanya." Ucap Sergio.

"Benar, Hell's Angels memang lemah tapi disatu sisi The Shadow memang terlalu kuat, kalian lihat saja bagaimana elegannya ketiga anggota itu bertarung, gerakan mereka anggun namun juga sangat tepat, mereka jelas tau dimana tenaga mereka harus di fokuskan." Jelas Jordan.

"Mereka menyerang tepat di titik saraf, juga, aku tak menemukan kecurangan disini." Ucap Jayden.

"Bahkan sudah terlihat jelas Hell's Angels kalah namun geng itu masih keras kepala ingin terus melawan The Shadow, bukankah itu tolol sekali? Bahkan The Shadow pernah melawan Nine, yang berisikan 9 perempuan, berarti 1 lawan 3, dan The Shadow masih menang." Joshua menjelaskan panjang lebar.

"Sepertinya Black benar-benar hanya mempermainkan Amel." Ucap Sergio selagi memperhatikan bagaimana Black terus menghindari serangan Lilith.

Mereka terus memperhatikan dan sesekali mengeluarkan komentar tanpa mengetahui jika Aaron tengah menahan kekesalannya, ia tidak suka dengan Black yang terus-menerus menghindar dari serangan Lilith, seolah membiarkan gadis itu mengeluarkan tenaganya sampa habis dan pada akhirnya baru menyerang, bukankah itu sama saja dengan curang?

sampai pada akhirnya Aaron sudah tak tahan, pria itu langsung memakai penyamarannya dan keluar dari persembunyian, langsung berlari menuju arena, tanpa menghiraukan panggilan dari anggota lain, Aaron langsung menendang punggung Black tepat saat gadis itu hendak melayangkan tendangan pada Lilith yang sudah tergeleta tak sadarkan diri diatas arena.

Aaron memandang punggung Black yang sudah jatuh tersungkur dengan geram dan amarah, sementara kedua anggota The Shadow yang lain membantu gadis itu berdiri dan Aaron juga menyadari anggotanya sudah berdiri dikedua sisinya dengan penyamaran masing-masing.

"Kau gila Red?" Bisik Fire yang sudah berdiri tepat disisi kanan Red.

Namun belum sempat Red merespon, Venta sudah mengeluarkan suara. 

"Apa yang kalian lakukan disini?" Venta yang membuka suara, suara gadis itu begitu sinis dan begitu tak menyukai keberadaan The Wrath, terlebih setelah apa yang terjadi pada Black tadi, tentu saja Red bisa memaklumi itu.

"Seingatku The Shadow dan The Wrath tak ada perselisihan sama sekali." Lanjut Pitch, dengan intonasi yang terlihat jelas tak suka dengan perlakuan The Wrath.

"Benar, tapi kalian berurusan dengan Hell's Angels dan kau hanya mempermainkannya Black, aku tak berpikir bahwa anggota The Shadow suka bermain seperti itu, tidak seperti yang beredar sesama geng." Ucap Red tanpa ragu, suara begitu tegas dan berat.

Red bisa menyadari tatapan dari Black, namun ia tidak mengerti arti tatapan itu.

"Kau kekasih Lilith?" Red terpukau dengan Black yang masih bisa membuka suara setelah tendangan yang ia berikan tadi.

"Benar, aku adalah kekasih Lilith, aku sudah sering mendengar keluhannya tentang kalian dan setelah melihat bagaimana kau mempermainkannya, aku, Red, ketua dari The Wrath, menyulut perang dengan the Shadow." Ucap Red yang langsung membuat keenam anggotanya tak terima, tapi siapa peduli, ia ketuanya.

"Tak ku sangka ternyata seorang ketua The Wrath bisa menjadi kekasih seorang Lilith. Lilith tak membual saat mengatakan bahwa kekasihnya sangat wow, wow dalam segala bidang, ketololan salah satunya." Ucap Venta dengan begitu sinis dan tentu hal itu kembali menyulut emosi Red.

"Kau mengibarkan bendera perang pada kami hanya karna kekasihmu? Ketahuilah Red, kau akan menyesal." Sahut Pitch.

"Sepertinya kau mengatakan itu tanpa berdiskusi dengan anggotamu, kau sebut kau seorang ketua?" Black akhirnya kembali membuka suara, "Jika kau benar-benar ingin berperang dengan The Shadow maka pastikan bahwa anggotamu setuju, ku tunggu sampai minggu depan, kita bertarung diarena, juga disaat kau bertarung dengan The Shadow, kupastikan kau menyesal Red." Lanjut Black lalu pergi meninggalkan mereka semua dengan Venta dan Pitch mengekor dibelakang.

Begitu ketiganya meninggalkan arena, keenam anggota The Wrath langsung menyerang Red dengan ketidakterimaan mereka.

"Apa maksudmu dengan menyulut perang dengan The Shadow?!" Kesal Flame.

"Kau mengambil keputusan tanpa berdiskusi dengan kami Red." Lanjut Wine dengan amarah.

"Kau membela kekasih sialanmu dengan menyulut perang pada The Shadow, padahal jelas-jelas The Shadow dan The Wrath tak pernah ada masalah sedikitpun." Cerca Blood.

"Kau mengambil langkah yang salah Red." Sahut Mars dengan kepala dingin.

"Kau terlalu gegabah dan emosian, tidak seperti Red yang biasanya, terlebih kau berniat memutuskan Amelia, lalu yang kau lakukan sekarang justru membuatnya semakin rumit. Aku tidak mau berurusan dengan The Shadow Red, kita sama-sama sudah memutuskan motto The Wrath, tak ada perkelahian dengan geng perempuan." Jelas Persian.

Red hanya diam mendengarkan semua kritikan dari anggotanya, ia akui ia salah dan terlalu gegabah tapi ia tak terima saat melihat AMelia dipermainkan seperti itu oleh Black.

"Pikirkan itu nanti, sekarang kita harus membawa mereka ke markas untuk diobati." Ucap Red pada akhirnya.

"Auh! Jika saja aku manusia kejam, maka aku akan meninggalkan mereka disini." Kesal Fire.

Mereka semua menggerutu tapi mereka masih mau membawa keempat gadis tak berdaya itu ke markas mereka.

TBC
AeilsyIr

The Shadow - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang