23

431 71 6
                                    

Malam ini, tepat pukul 9 malam The Wrath sudah berkumpul diarena, menantikan kedatangan The Shadow, ketujuh pria itu menunggu dengan was-was.

"Kau yang harus berbicara Red." Ujar Fire dengan kesal karna sejujurnya mereka enggan sekali berada di arena berurusan dengan The Shadow.

"Aku tau, aku tau." Sahut Red.

"Bagaimana jika The Shadow tak memaafkanmu?" Tanya Wine tiba-tiba.

"Berarti perang." Jawab Mars dengan santai hingga membuat keenam pria yang lain menatapnya dengan bengis dari balik topeng masing-masing.

"Tidak, tidak, tidak, aku tak mau perang dengan The Shadow apalagi hanya karna kebodohan Red yang membela Hell's Angels." Sahut Persian dengan heboh.

"Bagaimana pun kau harus mendapatkan maaf dari The Shadow." Ucap Blood.

"Jika The Shadow ingin berperang dengan The Wrath maka aku akan meninggalkan arena." Blood berucap dibarengi dengan anggukkan kepala yang lain kecuali Red.

"Ya, mana bisa begitu? KIta satu geng." Red tak terima.

Broooommm..!!

Sebuah mobil supra memasuki arena hingga membuat percakapan The Wrath terhenti seketika. Ketujuh pasang mata itu memandang kearah mobil tersebut, keluarlah 2 gadis dengan penyamaran masing-masing hingga membuat seluruh anggota The Wrath bingung, The Shadow memiliki 3 anggota, kenapa hanya 2.

Kedua kelompok itu berhadapan ditengah arena.

"Pertemuan kami undur." Ucap Pitch hingga membuat ketujuh pria itu kebingungan.

"Kenapa?" Fire mewakili keenam anggota lain.

"Black sedang berhalangan hadir jadi simpan keputusan kalian sampai pertemuan selanjutnya." Jawab Venta.

"Ada apa dengan Black?" Persian bertanya dengan penasaran.

"Menurutmu apa yang terjadi pada Black?" Pitch memandang Persian dengan tatapan tajam seolah menganggap pertanyaan itu adalah pertanyaan bodoh.

"Black terluka parah?" Tanya Blood takut-takut.

"Bukankah Red adalah ketua The Wrath, kau bisa meminta Red untuk menendangmu seperti dia menendang Black." Sarkas Venta.

Damn! Ketujuh pria disana langsung tersadar, sepertinya mendapatkan maaf dari The Shadow bukanlah perkara mudah terlebih dengan fakta bahwa Black terluka parah sampai tak bisa hadir walau sudah seminggu berlalu.

"Kami sudah membuat keputusannya, The Wrath tidak akan melawan The Shadow diarena." Ucap Wine dengan bijak.

"Apakah The Wrath berisikan orang tolol semua atau memang ketua kalian tolol sampai menurun pada kalian?" Sarkas Venta.

"Sudah dikatakan, simpan keputusan kalian sampai kita bertemu dipertemuan selanjutnya, karna kalian memberitahu kami pun percuma, keputusan ada ditangan Black." Sahut Pitch.

Ketujuh pria disana menelan ludah dengan susah payah, mereka sudah berurusan dengan geng yang salah.

"Apakah Black sampai dirawat dirumah sakit?" Tanya Mars tiba-tiba.

"Hm." Hanya itu respon Pitch.

"Persiapkan diri kalian, kami akan memberitahu kalian kapan pertemuan yang selanjutnya." Ucap Venta lalu keduanya pun memasuki mobil dan meninggalkan arena.

Keenam pria itu baru bisa bernapas lega sementara Red terdiam memikirkan sesuatu dalam diam.

"Kau benar-benar sialan Red." Kesal Fire.

"Ini konsekuensimu karna tak mendiskusikannya dengan kami terlebih dahulu." Lanjut Blood.

"Sudah bisa dipastikan The Shadow tak akan memaafkan kita." Ucap Wine.

"Aku benar-benar mengagumi The Shadow dan kau justru membuat kita di situasi yang buruk." Omel Flame.

"Aku tak masalah jika kita harus berhadapan dengan The Shadow di arena, bukan masalah medang atau kalahnya, kita tau seberapa hebat The Shadow, yang membuatku tak terima adalah alasan kita bermusuhan dengan The Shadow, Hell's Angels! Aku tak mau berurusan dengan The Shadow hanya karna membela Hell's Angels." Jelas Persian panjang lebar.

"Jika melihat Pitch dan Venta tadi, sepertinya Black benar-benar terluka parah, jika benar maka tak sulit bagiku untuk mencari tau tentang anggota The Shadow, pasti Black ada disalah satu rumah sakit, jika aku menemukannya, kau bisa segera menghampirinya dan meminta maaf." Ucap Mars yang langsung mengeluarkan ponselnya.

"Oh damn!" Desis Red dan tiba-tiba pria itu sudah berlutut dilantai.

"Kau baik-baik saja Red?" Tanya Wine dengan khawatir.

"Sepertinya aku tau siapa The Shadow, meskipun aku berharap bahwa aku salah." Suara Red begitu pelan.

"Kau tau?" Fire bertanya dengan heboh sementara kelima pria lainnya hanya memandang Red dengan tatapan yang menuntut penjelasan.

Keenamnya bisa merasakan napas berat milik Red.

"Jika kau tau kau bisa langsung menemuinya dan meminta maaf." Seru Flame.

"Tidak semudah itu." Sahut Red dengan lemah.

"Tentu saja tak mudah, kau pikir setelah apa yang kau lakukan kau bisa dimaafkan begitu saja?" Omel Persian.

"Setidaknya kau bisa mendekati Black pelan-pelan dan meminta maaf." Hanya Wine yang bisa berpikir bijak sekarang.

"Kau harus meminta maaf segera Red, aku tak mau jika harus berurusan dengan The Shadow dikubu yang berbeda." Blood bersuara.

"Tunjukkan ketulusan dan penyesalanmu, mungkin Black bisa memaafkanmu, setidaknya tidak sampai harus melawan kita diarena." Lanjut Mars.

Red memegang kepalanya, pusing.

"Lebih baik kita kembali ke markas." Saran Wine.

Dan akhirnya ketujuh anggota The Wrath pun memasuki mobil mereka dan meluncur ke markas mereka. Selama perjalanan Red tetap diam, mencoba menyusun semua clues yang muncul didalam otaknya, ia belum bisa memberitahu anggotanya sebelum mendapatkan kepastian dari terkaannya.

Keenam anggota The Wrath sibuk berdiskusi sementara Red tetap diam, pria itu tidak merespon sama sekali pertanyaan dari yang lainnya, pikirannya hanya berfokus pada dugaannya. Bahkan sampai di markas pun Red tetap enggan mengeluarkan suara.

Tepat saat jam 12 malam, Red memutuskan untuk pulang sementara anggota lainnya tetap berada di markas.

Pulangnya Red pun bukan pulang ke mansion Salvatore atau apartment-nya, melainkan rumah sakit tempat dimana Ivee dirawat.

Red dibuat heran sesaat ia sudah berdiri didepan ruangan VIP milik Ivee, banyak sekali brankar didalam sana yang berisikan 9 gadis, termasuk Ivee, perasaan kata sang mama tadi, Ivee ditemani oleh Loren dan sore sampai malam akan ditemani oleh Jia, lalu kenapa sekarang malah bertambah anggota lain, Aaron tak kenal beberapa diantaranya, ia hanya kenal Jia, Shelby dan Yuna, tapi jika kelima gadis lain bisa berada disana berarti mereka cukup dekat satu sama lain.

Jika begini Aaron mana mungkin memastikan dugaannya, tapi sepertinya keberuntungan sedang ada ditangan Aaron karna ia bisa melihat Ivee bangun dari tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi. Aaron pun memutuskan untuk masuk ke ruangan Ivee pelan-pelan, takut membangunkan yang lainnya, dan Aaron hanya berdiri disamping kamar mandi menunggu Ivee selesai. Aaron memandang ruangan Ivee dan memandang gadis-gadis yang tidur disana, ternyata Ivee memiliki banyak sahabat.

TBC
Aku plan cerita ini bakal kelar di part 35, nggak seperti cerita yang awalnya sampai part 60 tapi kehapus, aku persingkat karna aku sendiri juga udah lupa sama seluruh partnya, jadi semoga ceritanya bisa nyambung sampai selesai yah. Enjoy.

AeilsyIr

The Shadow - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang