25

477 72 3
                                    

Ivee dan kedua sahabatnya tengah berada didalam mobil supra yang dikendarai oleh Yuna, mereka bertiga sedang menuju ke markas The Wrath.

"Kau yakin kita harus menemui mereka dimarkas?" Tanya Shelby pada Ivee yang duduk dibelakang.

"Hm."

"Apa sih yang membuatmu masih mau berhubungan dengan Aaron dan The Wrath?" Omel Yuna yang tak habis pikir dengan jalan pikiran Ivee.

"Aaron akan menjadi suamiku, jadi cepat atau lambat kita juga akan bersekutu dengan The Wrath."

"Kau sudah memaafkan Aaron?"

"Tentu saja tidak."

"Lalu kenapa kau masih mau menganggap Aaron yang akan menjadi suamimu?"

"Aku sudah menjadi tunangannya, dan kita sendiri sama-sama tau seberapa hebatnya Salvatore. Avellino memang berkuasa tapi itu semua karna uang dan kakek, jika kakek sudah meninggal maka aku dan Jia yang akan meneruskan, dan bagiku bersatunya Salvatore dan Avellino tentu membuat kita semakin tak terkalahkan."

Shelby dan Yuna menganggukkan kepalanya seolah mengerti apa maksuda Ivee.

"Tapi kenapa dari tiga Salvatore, kau justru mendapatkan Aaron, kenapa bukan Dominic atau Damian." Omel Yuna lagi.

"Karna Dominic sudah milik Renee sementara Damian milik Elara. Hanya Aaron yang tersisa." Sahut Shelby mewakili Ivee.

"Tapi Aaron juga tak seburuk itu, ia hanya belum bertemu dengan wanita yang tepat."

"Dan kau wanita itu?"

"Tentu saja."

Ketiganya terkekeh kecil hingga pada akhirnya senyuman diwajah mereka berganti dengan wajah dingin sesaat memasuki area markas The Wrath. Ketiganya keluar dari mobil dengan begitu anggun, tanpa mengetuk pintu ketiganya masuk ke dalam markas mewah milik The Wrath.

Mereka terus berjalan sampai pada sebuah ruangan yang diyakini sebagai tempat berdiskusi milik The Wrath, mereka memperhatikan setiap jengkal ruangan dengan seksama sambil duduk dikursi.

"Oh God!" Kaget Jonathan saat memasuki ruangan diikuti yang lainnya, bagaimana tidak kaget, sudah ada anggota The Shadow disana, padahal tak ada seorang pun dari mereka yang membukakan pintu untuk ketiganya, jangankan membukakan pintu, mendengar suara alarm tanda ada yang masuk saja tidak.

"Bagaimana kalian bisa masuk?" Tanya Jacob dengan bingung sementara Sergio sudah sibuk dengan ponsel ditangannya.

"Kami memiliki kaki." Jawab Yuna dengan santai.

"Bukan begitu, maksudnya bagaimana mungkin kalian bisa masuk, kami bahkan tak membukakan pintu untuk kalian." Jayden bersuara.

"Kunci keamanan kalian tidak begitu rumit." Jawab Shelby dengan santai.

"Sepertinya kalian harus memperbarui sistem kalian." Ucap Ivee sambil memainkan ponselnya tanpa memandang ketujuh pria yang baru memasuki ruangan dengan tatapan kaget itu.

Sedetik setelah Ivee berujar tiba-tiba saja listrik padam untuk beberapa saat dan hidup kembali, komputer dan laptop milik Sergio bahkan sudah menampilkan tulisan The Shadow dilayarnya.

"Kau menghancurkan sistemku?" Sergio tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

"Aku hanya coba-coba, ternyata sistem kalian semudah itu untuk dibobol." Jawab Ivee tanpa rasa bersalah.

Keenam pria disana memandang semuanya dengan tatapan bodoh, sementara Aaron semakin terpana dengan kemampuan Ivee.

"Tenang saja, Ivee akan membantumu membuat sistem baru." Shelby menenangkan Sergio yang terlihat sudah sibuk dengan keyboard komputernya.

"Anggap saja itu sebagai perkenalan." Lanjut Yuna dengan tenang.

"Perkenalan yang sangat diluar nalar." Cicit Joshua tapi masih bisa didengar oleh yang lainnya.

"Tenang saja, kami hanya mengetes, ingin memastikan jika kalian tidak setolol ketua kalian." Sahut Shelby yang pasti ditujukan untuk Aaron.

Aaron pun hanya bisa pasrah dan diam, ia tak berani membantah meskipun dikatai tolol.

Diam-diam ketujuh pria itu merasa minder dengan kehebatan The Shadow yang hanya beranggotakan 3 orang gadis, mererka merasa kehebatan The Wrath masih jauh dibawah The Shadow.

"Hi Jordan." Ivee menyapa pria tampan disana.

"Hi Ivee." Sahut Jordan dengan kaku.

"Kau tidak setolol Aaron yang akan menyakiti pasangannyakan?" Ivee memandang Jordan dengan tatapan lembut namun mata Ivee justru menunjukkan kekejaman.

"Tidak, tidak, aku tak akan pernah menyakiti Jia." Jawab Jordan dengan cepat.

"Bagus, karna jikapun iya, aku yakin Jia sudah siap untuk memberimu pelajaran."

Mati kutulah ketujuh pria itu berhadapan dengan 3 anggota The Shadow, dan perkenalan The Shadow dan The Wrath pun berakhir kikuk karna ketujuh pria itu tak bisa melakukan apapun untuk menunjukkan kehebatan mereka, apalagi pertemuan pertama mereka diarena waktu itu terbilang sangat tidak etis.

"Kalian sekaku ini juga dengan Hell's Angels?" Tanya Yuna tiba-tiba.

"Tidak, kami tidak kaku dengan mereka, lebih tepatnya kami tak pernah menganggap mereka, karna dia kekasih Aaron saja mau tak mau kami harus berhubungan dengan mereka." Sahut Jayden dengan santainya tanpa menyadari jika Aaron telah memandang tajam padanya.

"Ngomong-ngomong, apa yang akan kau lakukan pada mereka Ivee?" Dari mereka bertujuh, hanya Joshua-lah yang sudah lebih santai dengan keberadaan anggota The Shadow.

"Maksudmu dengan Amelia dan kawanannya?" Ivee merespon sembari membantu Sergio untuk membuat sistem baru The Wrath.

"Iya, aku dengar mereka menuntutmu."

"Lihat saja besok." Jawab Ivee dengan santai.

"Kau sudah bersekolah besok?" Aaron akhirnya membuka suara sejak sedari tadi diam, pria itu memang lebih banyak diam sekarang, entah karna rasa bersalah atau karna minder.

"Hmm, aku hanya tidak boleh melakukan aktivitas fisik jadi aku sudah bisa bersekolah besok."

"Kau sendiriankan sekolah di Meadows Highschool?" Jacob bertanya dengan was-was.

Ivee hanya menganggukkan kepala sebagai respon.

"Kau tak takut mereka akan menyerangmu lagi Vee? Kau belum bisa berkelahi untuk saat ini." Jonathan mewanti-wanti.

"Aku tetap harus menghadapi merekakan siap atau tidak siap." Jawaban Ivee membuat khawatir yang lainnya terutama Aaron, tapi toh mereka tak bisa melakukan apapun karna Ivee sudah berkata seperti itu.

TBC

AeilsyIr

The Shadow - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang