22

413 69 11
                                    

Sejak perkataan Aaron semalam baik Aaron maupun Ivee sama-sama tak melanjutkan pembicaraan mereka. Mereka berdua sama-sama diam sampai pada akhirnya memutuskan untuk tidur, Ivee di brankar sementara Aaron di sofa, sebenarnya bisa saja Aaron menyuruh suster untuk membawakan brankar lain, tapi ia enggan, toh lagipula tak mungkin Aaron yang menjaga Ivee sampai gadis itu keluar dari rumah sakit bukan.

Pagi ini Ivee dijaga oleh sang kakek setelah Aaron pergi ke sekolah, pria itu baru akan kembali menemani Ivee besok setelah pulang sekolah dengan alasan malam ini ada hal yang harus ia lakukan, tentu saja Ivee tau hal apa itu, apalagi kalau bukan mengenai pertemuan The Shadow dan The Wrath diarena.

"Nanti malam kau akan ditemani oleh Jia." Ucap Loren sambil memotong buah naga dan mangga kesukaan Ivee.

Loren memang memiliki cucu kembar, keduanya sama cantiknya, namun keduanya begitu berbeda, dari mulai selera makan, fashion, bakat, yang sama hanya kecantikan mereka juga keras kepala mereka. JIka Ivee sangat menyukai mangga dan buah naga maka Jia sangat membenci kedua buah itu, Jia lebih suka kiwi dan berry. Apa yang Ivee suka, tidak disukai oleh Jia, apa yang Jia suka, tidak disukai oleh Ivee, begitulah kira-kira.

"Memangnya Jia tidak sedang sekolah?" Tanya Ivee sambil mengunyah potongan buah yang sudah ada dimulutnya.

"Ia tak bisa fokus dengan sekolahnya saat mendapatkan kabar kau masuk rumah sakit dan video penyerangan terhadapmu di sosmed."

"Jia berlebihan." Sahut Ivee.

Loren selesai memotong buahnya dan menatap sang cucu dengan sebuah pisau tajam ditangan kanannya, "Jadi jelaskan pada kakek, apa yang terjadi sebenarnya? Geng mana yang menendangmu? Geng yang berurusan denganmu pasti laki-lakikan, karna setau kakek, jika perempuan pasti tidak akan mungkin mereka bisa menyentuhmu seujung rambut pun." Loren berujar dengan serius, pria tua itu tentu paham seberapa hebat sang cucu jika soal perkelahian, 1000 perkelahian yang dilakukan oleh Ivee 1001 kali cucunya selalu menang, jadi tidak mungkin yang menendang sang cucu adalah perempuan, kecuali jika ada yang menandingin kehebatan seorang Ivee.

Ivee menggaruk pelipisnya yang tak gatal, bingung bagaimana harus menjelaskannya pada sang kakek. Apa yang akan kakeknya lakukan jika tau kalau Aaron yang menendangnya, memukuli Aaron? Ivee tentu tidak terima, harus ia yang membalas Aaron. Membatalkan pertunangan mereka? Kemungkinannya kecil, tapi bisa jadi.

"Ceritakan sebelum kakek yang mencari tau sendiri." Ancam sang kakek.

Dan pada akhirnya Ivee tak memiliki alasan untuk membohongi sang kakek, ia menceritakan semuanya, mulai dari perkelahiannya dengan Hell's Angels diarena, hubungan Amelia dan Aaron, dan Aaron yang menendangnya untuk membantu Amelia tanpa mengetahui bahwa Ivee adalah tunangannya. Selama penjelasan Loren hanya diam, ekspresinya pun tak terbaca, Ivee tak tau apakah sang kakek marah, kesal, atau biasa saja, ia tak bisa menebaknya dan hal itu membuat Ivee gugup seketika.

"Dan sampai sekarang Aaron masih tak mengetahui hal ini?"

Ivee menganggukkan kepalanya.

"Kau tak berencana memberitahunya? Dan kau bilang tadi Aaron dan Amelia sudah putus?"

"Aku akan memberitahunya jika waktunya sudah tepat, semalam Aaron memberitahuku bahwa hubungan mereka sudah kandas. Setelah aku memberitahu kakek, apa yang akan kakek lakukan?"

"Kau ingin kakek melakukan apa? Membatalkan perjodohan kalian? Menghukum Aaron?" Bukannya menjawab pertanyaan Ivee, Loren justru membuat Ivee semakin bingung karna jujur saja Ivee sendiri tak tau apa yang harus dilakukan Loren pada Aaron.

"Aku belum memikirkannya kek, tapi tentu aku akan membalas tendangan yang ia berikan." Jawab Ivee tanpa keraguan.

"Tentu saja, kau harus membalasnya lebih dari ini. Kalau bisa sampai tulangnya retak sekalian." Kejamnya seorang Loren Avellino.

Ivee terkekeh, "Daripada memikirkan soal Aaron lebih baik kita membahas mengenai sekolahku kek."

"Kau ingin kakek memindahkanmu lagi atau bagaimana?"

"Tidak, jangan memindahkanku, aku belum membalas perlakuan manusia-manusia bodoh disana."

"Jadi kakek harus membiarkanmu dihukum oleh pihak sekolah?"

Ivee menganggukkan kepala, "Aku punya rencanaku kek, untuk kali ini biarkan aku yang menyelesaikannya, setelah itu kakek bisa melakukan apapun yang kakek mau pada mereka."

"Baiklah jika itu maumu, tapi kakek mohon, jangan terluka lagi sayang, hanya kau dan Jia yang kakek punya." Loren mengelus penuh kasih pipi halus Ivee.

"Ini yang terakhir kek, ini pun sakit karna mendapatkan serangan tiba-tiba, kakek tau sendiri bagaimana tangguhnya keluarga Avellino." Ivee menenangkan sang kakek.

Loren pun akhirnya bisa tersenyum meskipun hanya senyuman kecil, bagi Loren, Jia dan Ivee adalah dunianya, kedua cucunya itu adalah harta paling berharga untuknya, tak seorang pun boleh menyakiti keduanya, ia akan melakukan segala sesuatu untuk melindungi mereka, tidak mau kejadian yang sama terjadi lagi.

———

Ruangan rawat Ivee ramai, Jia ternyata bukan hanya datang sendirian, tapi datang bersama kelima anggota The Lights. Dalam ruangan VIP yang untungnya luas itu dijadikan tempat perkumpulan The Shadow dan The Lights.

"Jadi The Shadow tetap akan ke arena?" Tanya Wanda.

"Yeap." Sahut Yuna.

"Bagaimana kau bisa pergi?" Jane menatap ketua The Shadow yang sedang duduk dibrankar.

"Aku tak pergi, hanya Yuna dan Shelby." Sahut Ivee.

"Lalu jika The Wrath memutuskan untuk melawan The Shadow bagaimana?" Joella bertanya dengan heboh.

"Tidak mungkin The Wrath sebodoh itu." Shelby menjawab dengan santai.

"Yah, The Wrath memang tidak sebodoh itu, tapi ketuanya tolol jadi kemungkinan saja mereka memutuskan untuk melawan." Rosalyn membuka suara.

"Setauku dari Jordan, mereka semua enggan melawan dan kemungkinan besar mereka muncul diarena hanya untuk meminta maaf pada The Shadow." Jelas Jia.

"Bagaimana kalau kita menemani kalian menemui mereka, jaga-jaga jika mereka melawan setidaknya kita tidak kalah jumlah." Saran Lily yang diangguki anggota lain.

"Tidak, The Wrath tidak akan melawan, percayalah padaku, lagipula belum saatnya The Shadow dan The Lights bersatu sekarang. Ada waktunya kita akan bersama." Jelas Ivee dengan tenang hingga membuat kedelapan gadis disana berdecak karna pada dasarnya mereka memang ingin bersatu diarena untuk melawan siapapun.

"Kau bilang tadi kakek sudah tau, lalu bagaimana sikap kakek?" Yuna mengalihkan topik.

"Kakek menyerahkan semuanya padaku."

"Lalu apa yang akan kau lakukan pada Aaron?" Joella bertanya dengan penasaran.

Ivee mengangkat kedua bahunya, seolah memberikan jawaban 'tak tahu'

"Kau akan membalasnyakan?" Jane memastikan dan diangguki oleh Ivee.

"Jika kau tak ingin membalasnya biar aku yang menggantikanmu." Sahut Jia dengan semangat.

TBC

AeilsyIr

The Shadow - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang