9

393 66 0
                                    

Aaron terlihat lebih diam dari biasanya, Aaron memang seorang pendiam, tapi lebih pendiam lagi sekarang, seolah ia sedang banyak pikiran dan siapapun menyadari hal itu, temasuk keenam sohibnya sejak bayi.

"Terjadi sesuatu A?" Jordan menatap pria itu.

"Ha?" Aaron tersadar dari lamunannya dan menyadari bahwa keenam sohibnya sudah menatapnya dengan tatapan penuh tanya.

"Kau sedari tadi diam, kami sedang membicarakan perihal Snakes yang masih ingin duel dengan kita di arena." Ucap Jonathan.

"Terjadi sesuatu A?" Sergio mengulangi pertanyaan Jordan.

Aaron terlihat menarik napas panjang dan berat, tentu hal itu membuat yang lainnya semakin merasa khawatir.

"Katakanlah, jangan membuat kami seperti orang bodoh." Omel Joshua.

"Kau tidak diputusi oleh Amelia-kan? Itu bukan sesuatu yang menyedihkan, lagipula kau sendiri yang mengatakan kalau kau hanya berpacaran dengannya atas rasa tak tegaan." Omel Jacob panjang lebar.

"Aku sudah bertemu dengan gadis yang akan menjadi istriku kelak."

"Bukankah itu bagus? Apa yang kau pikirkan lagi memang? Kau sedari dulu selalu penasaran dengan gadis yang akan menjadi istrimu." Omel Jayden.

"Hmm, memang, tapi setelah bertemu aku sadar bahwa kami berdua sama-sama keras kepala dan ia mengancam akan memberitahu Amelia jika saja aku tak segera memutuskan Amelia."

"Lalu? Apa susahnya? Kau tinggal memutuskan Amelia, sebelum calon istrimu itu dihajar habis-habisan oleh Amelia, kau tau seberapa curangnya gadis licik itu." Kesal Jacob dengan wajah julid.

"Kau tak mau memutuskan Amelia?" Jayden memandang Aaron dengan tatapan julid dan seperti mau menelan orang.

"Wah, yang benar saja! Jika berhadapan dengan Amelia, kau sungguh tidak seperti Aaron!" Joshua tak percaya dengan Aaron yang diam, siapapun mengerti kenapa Aaron hanya diam, karna perkataan Jayden benar.

"Kau tidak pantas menjadi ketua The Wrath." Ujar Sergio.

"Hei, kalian sendiri yang memilihku menjadi ketua." Sahut Aaron tak terima dengan perkataan Sergio.

"Karna kami tau kau kompeten dan pantas menjadi ketua, tapi jika menyangkut Amelia, kau seperti manusia paling tak tegaan, kau jelas tau sendiri kalau gadis itu hanya membuat susah hidupmu." Lanjut Jonathan.

"Kau sendiri tau seberapa tak nyamannya kami jika ada Amelia dan kawanannya." Jacob ikut mendumel.

Aaron paham tentunya, semenjak ada Amelia, hidupnya jadi berantakan, ia harus membagi waktu antara The Wrath, sekolah dan Amelia. Dan sialnya Amelia seperti gadis yang tak pengertian dan selalu ingin berada didekatnya, apalagi saat gadis itu terang-terangan memberitahu mereka, kalau mereka adalah anggota Hell's Angels dan dibalas oleh Jonathan kalau mereka juga adalah anggota The Wrath tanpa sengaja, berakhirlah hidup tenang para anggota The Wrath setelah pengakuan itu. Berulang kali Amelia dan anggota lainnya datang ke markas The Wrath, entah untuk menghabiskan waktu atau untuk mengadu tentang kekalahan mereka terhadap The Shadow.

"Sekarang kita singkirkan dulu perkara hubunganmu dan Amelia, siapa calon istrimu?" Tanya Jordan yang mengalihkan pembicaraan.

"Ivee Avellino." Ucap Aaron sambil mengalihkan pandangannya.

"Ivee Avellino? Siapa? Lebih tua darimu? Apakah dia cantik?" kepo Joshua.

"Cucu dari Loren Avellino." Jawab Aaron.

"Maksudmu Loren Avellino, pemilik A Tycoon?" Heboh Jonathan.

Aaron menganggukkan kepala.

"Apa? Aku tak tau ia punya cucu!" Heboh Jacob.

"Aku juga baru mengetahui, ia punya cucu saat malam pertunangan kami."

"TUNANGAN?!" Heboh keenam pria itu hingga membuat Aaron menutup matanya.

"Iya, aku sudah bertunangan dengan Ivee, pertunangan kami dilakukan disaat pertemuan keluarga dan itu adalah pertemuan pertama kami." Jelas Aaron.

"Dan kau tak memberitahu kami?!" Kesal Jayden.

"Sekarang aku sudah memberitahu kalian." Aaron membela diri.

"Aku tak menemukan Ivee Avellino dimana pun, kau yakin gadis yang bertunangan denganmu adalah cucu Avellino?" Sergio menunjukkan ponselnya yang menunjukkan data kosong saat mencari nama Ivee Avellino.

"Sepertinya kakek Loren Avellino menyembunyikan kedua cucunya dari publik, nama Ivee pun diubah menjadi Ivee Valerienno, seingat kata mama waktu itu, kakek Loren takut kedua cucunya menjadi korban musuh-musuh mereka setelah apa yang terjadi pada anak dan menantunya." Jelas Aaron lagi.

"Kau dalam masalah besar A, Ivee dan Amelia satu sekolah." Ucap Sergio dan membuat kelima pasang mata itu membulat sementara Aaron hanya menganggukkan kepalanya, karna memang toh ia sudah tau soal itu.

"Sialan! Ivee bisa menjadi bulan-bulanan Amelia jika gadis itu tau kau adalah tunangan Ivee." Jordan mengeluarkan pendapatnya.

"Itu juga yang menjadi pikiranku, aku sudah mencoba memperingati Ivee tapi sepertinya ia adalah gadis yang keras kepala dan sok kuat."

"Tapi apa yang perlu dikhawatirkan, Ivee adalah cucu dari Loren Avellino, yang berarti Amelia pun tak akan berani mengganggu Ivee jika mengetahui fakta itu, kakek Loren pasti akan melakukan apapun untuk melindungi cucunya." Jelas Jonathan.

"Benar juga, tapi kau pasti tau betapa liciknya Amelia, kalian dengar sendiri bagaimana ia menuduh The Shadow dan selalu mencari alasan saat kalah." Joshua mengeluarkan pendapatnya.

"Jika yang kau pikirkan adalah hubunganmu dan Amelia maka kusarankan kau mengakhirinya segera, karna sekarang bukan hanya soal ketidakenakan dirimu tapi ini sekarang menyangkut hidup gadis lain, Ivee bisa dalam bahaya hanya karna hubunganmu dan Amelia." Sergio memberikan petuah yang diangguki oleh yang lainnya.

"Aku memang belum mengenal Ivee tapi aku lebih memilih Ivee daripada kau dengan Amelia." Cerocos Jacob.

"Ivee, bagaimana pun kau sudah tau tentang kau yang akan dijodohkan dan rasa takenakanmu itu membuatmu dalam hubungan dengan Amelia, jadi bagiku Ivee lebih pantas denganmu daripada Amelia." Perkataan Jordan diangguki yang lainnya.

"Aku tau, aku hanya sedang memikirkan cara untuk menjelaskannya pada Amelia, ah, satu lagi. Saat acara pertunangan itu, aku bertemu dengan kekasihmu Jordan."

"Apa?! Bagaimana bisa? Kau berbohong? Ia sedang di Moscow."

"Tidak, ia ada di Roma waktu itu, dan ia adalah cucu dari Loren juga, saudara kembar Ivee."

Jordan terdiam sebentar, begitu juga yang lainnya.

"Wajar, ia menyembunyikan latar belakangnya, ia bisa menjadi target musuh, dan aku memberitahumu karna aku mengenalmu lebih lama dibandingkan Jia." Lanjut Aaron lagi.

"Bagaimana mungkin aku tak merasa heran saat kau menyebutkan nama Ivee Valerienno, Jia juga memakai nama Valerienno." Jordan terdiam lagi setelah menyadari kebodohannya.

"Aku harap kalian semua bisa tutup mulut, mereka berdua dalam target musuh besar jika sampai pihak luar tau mengenai identitas asli mereka."

"Sialan! Banyak hal yang tidak ku ketahui dari Jia terlepas dengan hubungan kami yang sudah 3 tahun."

"Kau juga tak memberitahu dia soal pertemanan dan The Wrath." Aaron mencoba membela Jia.

"Sepertinya kami berdua memang memiliki rahasia masing-masing." Jelas Jordan.


TBC

AeilsyIr

The Shadow - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang