8

384 59 0
                                    

Ivee memarkirkan mobil Veneno-nya di parkiran yang sama dengan semalam, kedatangannya ke sekolah tentu menarik perhatian siapapun yang mendengarkan deru mobil mewahnya, tapi mana Ivee peduli, dengan langkah tenang ia berjalan menuju kelasnya, percayalah jika melihat penampilan Ivee tak akan ada yang percaya jika ia adalah cucu seorang multi billionaire, hanya sesama multi billionaire yang mengerti.

Ivee sedang bermain dengan ponselnya lalu jalannya dihadang oleh Amelia dan antek-anteknya tentu saja, dengan cepat ponsel Ivee sudah dibuang oleh Mila ke lapangan begitu saja, tak perlu di cek lagi, ponselnya pasti retak, mengingat betapa kasar dan kerasnya permukaan lapangan.

"Kau pikir kau bisa tenang setelah apa yang kau lakukan pada mobilku kemarin?" Amelia berdiri sambil melipat tangan didada, memandang Ivee dengan angkuh.

Ivee memandang gadis itu tanpa ekspresi marah atau kesal sama sekali hingga membuat Amelia semakin merasa emosi.

"Kau meremehkanku?" Amelia semakin berjalan mendekat pada Ivee.

"Bukankah kau seorang elit? Tentu membeli mobil baru tidak akan sulit bagimu bukan Amel? Lagipula itu hanya Ferrari Roma, bukan mobil mahal untuk anak elit sepertimu-kan?" Ivee bertanya dengan begitu tenang, seolah apa yang dilakukannya pada Amelia hanyalah hal sepele.

"Ini bukan soal uang atau elit Ivee, ini mengenai kau yang meremehkanku, aku paling tak suka orang meremehkanku." Tegas Amelia yang sudah berdiri berhadapan dengan Ivee.

"OMG! Amel!" Ivee berseru dengan begitu dramatis, "Kau tidak berkaca cantik. sayang sekali. Oh!" Ivee mengubah ekspresinya menjadi menyedihkan, pura-pura tentunya.

"Kau!" Amelia hendak mencengkram pipi Ivee jika saja tangan itu tak ditahan oleh Ivee.

"Berhenti membuat masalah denganku AMel, atau kau akan menyesal. Jadi minggirlah, ah, satu lagi, kekasihmu, cukup tampan huh?! Siapa namanya, ah! Aaron Salvatore. Pria tampan dan mapan, sepertinya cocok denganku. Berhenti mencari masalah denganku atau aku akan membuat Aaron meninggalkanmu." Ucap Ivee dengan tenang dan senyuman miring sebelum meninggalkan Amelia dan ketiga sahabatnya yang sudah memasang wajah kaget.

Tentu saja keempatnya tak menyangka bahwwa Ivee akan membawa nama Aaron Salvatore, Amelia akui bahwa ia mengadu pada Aaron tapi ia tak berpikir bahwa Ivee akan mengenal Aaron, atau Aaron yang langsung mencari Ivee, apapun itu, Amelia tidak terima, lebih masuk akal jika Ivee yang mengenal Aaron daripada Aaron yang mencari Ivee, terlebih saat mencari latar belakang Ivee, mereka tak menemukan apapun, bahkan alamat Ivee, jadi tak mungkin jika Aaron yang mengenal atau menghampiri Ivee, tapi..tapi.. tapi Aaron itu juga hebat, bisa saja memang Aaron berhasil mencari latar belakang Ivee, sialan! Amelia merasa terancam sekarang! Tidak Amelia harus mencari bala bantuan, entah itu pada Aaron atau bahkan pada Owen, HARUS!

Sedangkan Ivee dengan santai berjalan meninggalkan mereka berempat setelah mengambil ponselnya, retak, tidak, layarnya benar-benar hancur dan bahkan sudah tak menyala sama sekali, ia terkekeh kecil sambil terus berjalan, sepertinya keempat sampah itu harus kembali di beri pelajaran, tunggu saja sampai besok.

------

Amelia dan ketiga sahabatnya langsung berjalan menuju kelas 12-4, kelasnya Owen dan para antek-anteknya, kedatangan keempat gadis kelas VIP tentu membuat semuanya heboh, terlebih keempat gadis itu bukan hanya terkenal karna menjadi siswi VIP tapi juga karna mereka adalah Queen Bees Meadows Highschool, primadona!

"My baby Camila!" Seru Anthony begitu menyadari kehadiran keempat gadis itu.

"Diam Anthony, dan aku bukan baby-mu!" Camila memasang wajah sangarnya yang sangat tidak cocok dengan wajah imut dan mungilnya.

"Aw! Kau begitu imut baby girl!" Anthony masih menggoda Camila.

"Berhenti mengganggunya Anthony." Tegas Amelia dan Anthony langsung diam.

"Apa yang kalian inginkan?" Owen langsung tak berbasa-basi lagi.

"Aku mendengar soal kalian yang dipermalukan oleh Ivee." Sahut Amelia.

Ketujuh pria tampan itu diam, tak merespon hingga Amelia kembali membuka suara, "Aku ingin kalian menghancurkan gadis sialan itu."

Owen dan Leo melipat kedua tangan mereka didepan dada masing-masing sambil menatap Amelia seolah menyuruh gadis itu untuk melanjutkan perkataannya.

"Kami juga membenci gadis itu dan sepertinya ia bukan gadis sembarangan, latar belakangnya tak bisa diakses dan dia secara tak langsung sudah meremehkan kami, jadi kami ingin kalian ikut menghancurkan gadis itu mengingat ia sudah pernah mempermalukan kalian, tentu kalian tak ingin membiarkan gadis sialan itu lolos begitu saja-kan?"

"Apa yang harus kami lakukan?" Bukan Owen yang bertanya namun Leo.

"Bukankah kau seorang playboy Owen?" Mila menatap ketua dari ketujuh pria disana.

"Buat dia jatuh cinta padamu dan sakiti dia." Lanjut Leah.

Owen diam beberapa saat, seolah sedang memikirkan rencana.

"Lalu jika aku berhasil, apa yang aku dapatkan?" Owen kembali membuka suara.

"Kami akan membantu kalian dalam menghancurkan The Wrath di arena." Sahut Amelia.

"Bahkan dengan The Shadow saja kalian kalah, bagaimana mungkin kalian bisa membantu kami melawan The Wrath." Ejek Nico.

"Kami memiliki sesuatu yang bisa membantu kalian melawan The Wrath." Sahut Mila.

"Apa?" Luca ikutan bersuara.

"Lakukan rencana kalian terlebih dahulu setelah berhasil maka aku akan memberitahu kalian." Tegas Amelia.

Keenam pria itu memandang Owen selaku ketua mereka, menunggu persetujuan.

"Kuharap hal yang ingin kalian beritahu pada kami, benar-benar menguntungkan kami melawan The Wrath." Sahut Owen yang menandakan bahwa ia setuju untuk melakukan rencana mereka untuk menjebak Ivee dalam hubungan pura-pura.

"Kalian pasti akan menang melawan mereka, yang kalian harus lakukan hanyalah hancurkan Ivee, maka kami akan berpihak pada kalian dan membantu kalian melawan The Wrath." Sahut Amelia dengan senyuman angkuh diwajahnya.

"Kau tau, bahwa semua gadis tak bisa lepas dari pesonaku-kan?" Owen menyombongkan diri.

"Kecuali Leah dan Mila." Ejek Camila hingga membuat yang lainnya terkekeh.

"Aku hanya belum mengeluarkan semua kemampuanku pada kedua gadis sok jual mahal ini." Bela Owen.

"Nye nye nye." Sahut Leah mengejek Owen.


TBC

Baru selesaiin The Shadow sampai part 14, jadi aku bakalan boom update yah.

Enjoy!

AeilsyIr

The Shadow - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang