2

777 80 0
                                    

Ivee sedang berada didalam kamarnya yang ada di mansion Avellino dengan Jia, saudara kembarnya.

"Kau tau soal aku akan langsung bertunangan?" Ivee bertanya seraya memasang anting di telinga kanannya dan menatap Jia dari kaca dihadapannya.

"Ehem, aku tau karna kakek yang memintaku untuk pulang, kau tak tau bahwa kau akan segera bertunangan?" Jia berujar dengan santai.

"Aku hanya tau bahwa aku akan bertemu dengan pria yang akan dijodohkan denganku, jujur saja kakek tak mengatakan apapun soal pertunangan saat mengingatkanku untuk datang ke mansion."

"Sepertinya kakek tau kalau kau tidak akan datang jika langsung bertunangan dengan pria itu."

"Tidak juga, aku sudah menerima perjodohanku, justru dengan kakek tidak mengatakan apapun membuatku kesal."

"Hmm, seharusnya aku yang ada dalam posisimu sekarang."

"Kita sudah pernah membahasnya Jia, kau tak perlu merasa bersalah, lagipula aku menerimanya dan aku tidak keberatan sama sekali." Sahut Ivee sambil menyentuh tangan Jia, meremasnya pelan seolah memberikan ketenangan.

Memang benar, seharusnya Jia yang dijodohkan tapi gadis kecil yang baru berumur 5 tahun waktu itu menangis histeris karna tak mau dijodohkan, padahal Jia kecil juga tak mengerti apa itu dijodohkan yang ia pikirkan waktu itu adalah ia akan dijual, lucu bukan? Tapi sebagai kakak yang hanya berbeda 5 menit dari Jia, membuat Ivee langsung mengorbankan diri dalam perjodohan yang dilakukan sang kakek.

"Tapi tetap saja, seharusnya aku yang ada diposisimu sekarang, kau seharusnya memilih pria yang kau cintai sendiri bukannya terikat dengan pria yang bahkan kau tak kenali." Lanjut Jia lagi.

"Hei, semua akan baik-baik saja, kau tau aku adalah ketua The Shadow begitu juga denganmu sebagai ketua The Light, tak ada yang bisa menyakiti kita Jia, percayalah padaku, aku akan baik-baik saja, pria yang akan menjadi suamiku tak akan berani mencelakakanku, seharusnya kau harus khawatir pada pria yang akan menjadi suamiku kelak, seperti aku mengkhawatirkan Jordan yang menjadi kekasihmu."

Jia terkekeh kecil mendengar penjelasan Ivee, "Kau harus tau, Jordan tak akan bisa lepas dariku, emm aku ingin memberitahumu suatu hal."

"Mengenai Jordan?"

Jia menganggukkan kepalanya dan terlihat serius hingga membuat Ivee merasa was-was, ia bersumpah akan memenggal kepala Jordan jika sampai menyakiti Jia, sedikit saja.

"Tapi berjanji kalau kau tak akan memberitahu siapapun, ini rahasia."

"Katakan." Titah Ivee.

"Jordan, sebenarnya dia adalah salah satu anggota geng juga, The Wrath, dia sebagai Persian."

Ivee bernapas lega, setidaknya Jordan tak menyakiti kembarannya, Ivee tak peduli Jordan anggota The Wrath, The Snakes, atau apapun, yang terpenting baginya adalah Jia bahagia dan tak tersakiti.

"Kau tak terlihat kaget." Omel Jia saat mendapati ekspresi Ivee.

"Aku tak peduli Jordan itu anggota geng atau bukan, selagi ia tak menyakitimu maka ia aman. Tapi, bagaimana mungkin kalian bertahan dengan status pacaran tapi jarak jauh?"

"Komitmen dan kepercayaan Vee, umur kami memang masih sangat muda tapi lihatlah, hubungan kami sudah bertahan selama 3 tahun meskipun jarak jauh." Sahut Jia sambil menyombongkan diri, memang Jia dan Jordan sudah berpacaran selama 3 tahun dan selama itu juga mereka selalu LDR, Jia di Russia dan Jordan di Italy.

Ivee memutar bola matanya jengah melihat kesombongan sang adik, "ya, ya, ya, aku turut bahagia dengan hubunganmu dan Jordan." Sahut Ivee sambil mencibir, tapi jauh dilubuk hatinya, ia benar-benar tulus mengharapkan hubungan Jia dan Jordan.

The Shadow - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang