34

440 65 0
                                    

Aaron terbangun dengan rasa sakit disekujur tubuhnya, jika boleh jujur ia pikir ia akan mati ditangan Ivee, ia bahkan sudah tak sadarkan diri saat Ivee menendangnya tepat dibagian punggung, entah gadis itu masih menghajarnya atau langsung berhenti, ia tak tau, yang ia tau sekarang ia sedang berada dirumah sakit karna ia mencium aroma obat-obatan.

Secara perlahan Aaron membuka mata dan menatap langit-langit ruang inapnya, sudah bisa dipastikan ia berada dirumah sakit. Jika ditanya apakah ia merasa kesal pada Ivee karna sudah membuatnya seperti ini maka jawabannya tidak, ia tidak kesal, marah, benci atau apapun dengan gadis itu justru ia merasa bahwa apa yang terjadi padanya adalah sesuatu yang memang seharusnya terjadi, ia yang salah disini.

Aaron meringis saat ia hendak menggerakkan tubuhnya, ia ingin duduk atau setidaknya minum sedikit karna jujur ia sudah terlampau haus.

"Kau butuh sesuatu?" Suara serak khas bangun tidur dari seorang perempuan menyadarkan Aaron bahwa ia tidak sendirian dalam ruangan itu, mata Aaron pun langsung mencari sumber suara dan ia patut membelalakkan matanya saat melihat Ivee bangun dari sofa disudut ruangan.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Aaron dengan suara serak juga sembari menahan sakit diseluruh tubuhnya.

"Menggantikan mama untuk menjagamu. Apa yang kau butuhkan?" Ivee kini sudah berada disisi brankar Aaron, mengabaikan tatapan aneh dari pria itu.

"Air. Aku mau minum." Ucap Aaron pada akhirnya.

Ivee pun lantas menekan tombol untuk memanggil dokter lalu mengambil air disamping brankar Aaron dan membantu pria itu untuk minum sebelum akhirnya seorang dokter memasuki ruangan.

"Kau sudah sadar Aaron?" Tanya dokter baya itu.

"Seperti yang kau lihat." Sahut Aaron.

"Apa yang kau rasakan sekarang?"

Bukankah sudah jelas Aaron merasakan sakit, sudah sangat terlihat bukan? Tapi ah sudahlah, "Sakit." Akhirnya hanya itu yang dikatakan Aaron.

"Bagus! Setidaknya saraf-sarafmu masih berfungsi dengan baik." Sarkas sang dokter karna sebenarnya ia tidak begitu menyukai geng-geng yang dibentuk Aaron dan kawanannya karna baginya itu hal yang sangat menyusahkan dan merepotkannya.

Aaron memutar bola matanya, jengah dengan dokter dihadapannya karna memang meskipun dokter dihadapannya adalah dokter pribadi The Wraths tetap saja ia merasa kesal dengan respon sang dokter.

"Dengan siapa lagi kalian bertanding hingga hanya kau yang terbaring disini?" Tanya sang dokter penasaran.

Aaron lantas menatap Ivee sementara Ivee juga menatapnya balik dan hal itu membuat sang dokter mengerti, "Gadis ini yang menghajarmu?"

"Hm." Respon singkat dari Aaron.

"Seingatku saat kau bertanding dengan geng lain pun kau tak separah ini. Dan gadis mungil ini bisa membuatmu sampai retak tulang lengan dan masuk rumah sakit? Wow! Kau benar-benar hebat!" Sang dokter memberikan kedua jempolnya pada Ivee yang hanya diam.

"Cepat lakukan pemeriksaan dan keluar dari sini, aku rasa kau masih memiliki pasien-pasien lain." Omel Aaron hingga membuat sang dokter terkekeh sebentar sebelum akhirnya memeriksa Aaron dan keluar dari ruangan inap itu setelah mengatakan Aaron harus rawat inap selama 2 minggu namun semua tergantung dengan bagaimana pemulihannya.

KIni tinggallah Ivee dan Aaron berdua dalam ruangan, sunyi karna keduanya enggan membuka suara, Ivee sibuk dengan ponselnya sementara Aaron hanya bisa berbaring diatas brankar. Kini waktu sudah menunjukkan jam 6.30 pagi yang berarti Ivee bahkan baru tidur tidak sampai 3 jam, tak heran jika sekarang gadis cantik itu sudah kembali memejamkan matanya dengan ponsel yang masih ditangan.

Aaron memandang Ivee yang tertidur dengan posisi duduk dan kepala yang bersandar pada dinding, ia hanya bisa menggelengkan kepala.

"Jika lelah kenapa tidak mencari posisi yang baik lalu tidur." Omel Aaron pada Ivee yang sudah tertidur dengan pelan.

Aaron bahkan tidak bisa menggerakkan tubuhnya dengan baik jadi tak mungkin ia memperbaiki posisi tidur Ivee, maka yang bisa dilakukan Aaron hanya diam sambil memandang gadis itu.

————

Siang itu dihari yang sama ruangan inap Aaron penuh dengan anggota The Wrath, The Shadows dan The Lights.

"Pulanglah, kami bisa menjaga Aaron untukmu." Ujar Jia pada kembarannya.

"Kami saja." Usul Jordan pada sang kekasih.

"Mama Julia menyuruh Ivee bukan kalian, jadi kami yang akan menggantikan Ivee sementara." Cetus Jane hingga membuat ketujuh pria disana bungkam.

"Tapi jika kalian ingin menemani kami tak masalah." Sahut Yuna dengan senyuman manis yang justru membuat pria-pria disana ngeri.

Lalu keenam pria disana memandang Aaron seolah meminta persetujuan namun yang mereka malah mendapati Aaron menatap mereka dengan tatapan memohon agar mereka menemaninya.

Ketujuh pria itu berkomunikasi hanya melalui mata dalam diam.

"Kami tak bisa disini Aaron." Ujar Wanda tiba-tiba.

Anggota The Wrath memandang Wanda dengan senyuman, "Benar, jadi biar kami saja yang menjaga Aaron menggantikan Ivee." Ujar Sergio mewakili para sohibnya.

"Itu yang sedang dikatakan Jordan dari matanya." Sahut Wanda hingga membuat pria-pria disana melongo.

"Lalu Aaron membalas 'Jangan tinggalkan aku sendirian bersama mereka.'" Sahut Joella.

"'Tapi kami juga tak mungkin berada satu ruangan dengan mereka.' Itu yang dikatakan Jacob." Lanjut Lily.

"Aku mohon, hanya menemaniku sampai Ivee kembali, kita sahabatkan. Kira-kira itu yang dikatakan Aarond dari matanya." Ungkap Rosalyn.

"Tapi mereka mengerikan dan kami tak mungkin menjadi korban mereka selanjutnya, cukup kau yang jadi korban atas kebodohanmu. Joshua." Shelby menunjuk pria gagah yang sekarang sudah kikuk.

"Apakah kami memang semengerikan itu?" Jia menatap ketujuh pria itu satu persatu.

"Bukan mengerikan." JOnathan membela diri.

"Jika kalian tak nyaman maka pergilah biar kami yang menjaga Aaron." Tandas Jane.

"Tidak, tidak, tidak, kami hanya belum terbiasa, belum terbiasa." Jayden menjawab dengan cepat.

"Tak apa, kalian pulang saja semua biar aku yang menjaga Aaron." Ivee menengahi.

"Mana bisa, kau tak lihat seberapa lelahnya wajahmu itu, kau butuh istirahat, kembalilah malam nanti." Usir Rosalyn.

Dan siapapun tau apa yang dikatakan Rosalyn benar, wajah Ivee benar-benar terlihat lelah hingga akhirnya para pria itu mengalah dan menemani Aaron bersama para gadis sementara Ivee pulang sebentar untuk beristirahat.

TBC

AeilsyIr

The Shadow - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang