5

439 67 2
                                    

Bel istirahat baru saja berbunyi dan Ivee pun lantas berdiri hendak mengisi perutnya yang suah keroncongan namun tentu saja bukan hal yang mudah mengingat ada keempat gadis yang sudah membencinya, siapa lagi kalau bukan Amelia dan para kawanannya.

Amelia dan ketiga sahabatnya langsung menghampiri bangku Ivee dan menghadang langkah Ivee yang hendak bangkit dari duduknya.

"Kau pikir kau mau kemana setelah apa yang kau katakan tadi?" Leah dan Camila menahan bahu Ivee, namun bukannya merasa terancam Ivee justru tetap tenang hingga membuat keempatnya jengah.

"Kau tiba-tiba menjadi bisu, tadi kau hanya beruntung karna Mr. Massimo menahan kami." Ucap Mila dengan tajam.

"Kau baru saja menjadi target blacklist kami selanjutnya Ivee, kalau kau tak tau kami adalah Hell's Angels, siapapun tak akan lepas dari kami, termasuk kau!" Ujar Amelia hingga membuat Ivee menaikkan sebelah alisnya, ia tak tau bahwa keempat gadis ini dengan mudahnya menyebarkan identitas mereka, seingat Ivee peraturan dari geng senior adalah tetap menyembunyikan nama samaran, nama samaran dan nama geng hanya digunakan untuk antar geng.

"Apa aku harus mengetahui tentang kalian?" Ivee masih tenang dalam duduknya, bahkan tak merasa terganggu dengan keberadaan keempat gadis yang merupakan musuhnya diarena.

"Baiklah, karna kau masih baru biarkan kami memperkenalkan diri dengan benar, kami berempat adalah gadis-gadis yang ditakuti disekolah ini, tak ada seorang pun yang bisa lolos dari hukuman kami jika sudah mengganggu ketenangan kami, kind of like F4, tapi versi perempuannya." Jelas Camila dengan smirk diwajahnya.

"Ah, pem-bully?" Pertanyaan Ivee membuat keempatnya kesal, ayolah bahkan seorang pem-bully profesional pun enggan menyebut dirinya sendiri pem-bully, benarkan?

"Penguasa!" Kesal Mila.

"Lalu? Apakah aku harus takut?"

"Kau benar-benar mencari masalah yah? Ingatlah, disekolah ini ada 2 geng yang berkuasa, kami berempat dan Owen serta kawanannya, berurusan dengan kami sama seperti kau menggali kuburanmu sendiri."

"Jelaskan nanti setelah aku mengisi perutku, yang keluar dari mulutmu hanya terdengar seperti pasta bagiku, jadi minggir, aku ingin ke kantin." Dengan mudah Ivee melepaskan diri dari cengkraman Leah dan Camilla lalu pergi begitu saja meninggalkan keempatnya yang sudah dongkol pada Ivee.

Tanpa Ivee tau, keempat gadis itu sudah mengobrak-abrik totebag milik Ivee, merobek kampus yang ada didalamnya, dan mereka baru mengetahui bahwa Ivee tak memiliki apapun yang berharga ditotebag-nya, hanya jaket, kampus, pen, semakin membuat mereka kesal karna seperti sia-sia saja.

Sementara Ivee sudah memakan makanannya dengan tenang disalah satu meja yang kosong, menikmati sandwich yang baru ia beli karna memang hanya itu makanan yang sudah ready, ia sudah terlalu lapar untuk menunggu makanan lain untuk dimasak.

"Kau sedang mencari masalah dengan kami?" Tanya seorang siswa yang duduk disamping Ivee tiba-tiba.

Ivee menaikkan alisnya dan melihat nametag Owen, sepertinya pria ini yang dikatakan Amelia tadi.

Ivee terus mengunyah sandwich yang masih berada dalam mulutnya.

"Kau pasti siswi baru yang dikatakn orang-orang, mungkin kau belum tau tapi kau sedang menduduki meja milik kami, hanya kami yang boleh menempati meja ini, kecuali kalau kau mencari masalah dengan kami, jadi jelaskan apa yang kau lakukan dimeja kami?" Owen kembali bersuara karna tak mendapatkan respon dari Ivee.

Ivee tak bisa menjawab karna mulutnya masih penuh dengan sandwich.

"KAU BISU?!" Teriak Owen dengan kesal karna merasa diabaikan oleh Ivee dan ia mengebrak meja hingga membuat mereka menjadi tontonan orang-orang dikantin.

Ivee sampai tersedak sandwich-nya sendiri karna kaget dengan teriakan Owen juga gebrakan mejanya, tersedaknya Ivee membuat Owen dan kawanannya tertawa diikuti oleh orang-orang dikantin karna mereka berpikir Ivee ketakutan sampai tak bisa menjawab pertanyaan Owen dan tersedak.

Belum selesai dengan tersedaknya Ivee semakin kaget saat sandwich-nya yang masih tersisa setengah dicampakkan oleh Leo Perrota hingga berhamburan di lantai. Ivee dengan cepat mengambil botol mineralnya dan menegak beberapa teguk air putih untuk meredakan tersedaknya. Tawa mereka masih memenuhi kantin apalagi saat melihat mata Ivee yang memerah dan berair.

Setelah selesai dengan minumnya Ivee dengan tenang menyiramkan sisa minumannya pada kepala Leo lalu menghajar kepala Owen dari belakang hingga kepala pria itu terantuk dengan meja kantin.

"Kau bodoh atau apa? Kau tak melihat aku sedang mengunyah? Dan berani-beraninya kau membuang sandwich-ku, kau tak tau itu makanan? dan satu lagi, KAU PIKIR HANYA KAU YANG BISA BERTERIAK?!"

Apa yang terjadi begitu cepat hingga membuat suasana yang tadinya riuh dengan tawa kini menjadi hening. Dengan aura dinginnya Ivee bangkit berdiri dan menyenggol bahu Leo dengan sengaja, "Bersihkan kekacauan yang kau buat." Lalu Ivee berjalan meninggalkan kantin.

Tentu saja apa yang Ivee lakukan sangat menghina Owen dan kawanannya, apalagi Ivee baru bersekolah SATU HARI disana tapi ia sudah bermasalah dengan 2 kelompok paling berkuasa di Meadows Highschool, tapi mana Ivee peduli, mereka yang mencari perkara terlebih dahulu, Ivee tentu melayani mereka dengan baik.

Belum reda rasa kesalnya pada Owen dan kawanannya, Ivee kembali berang saat melihat mejanya sudah dicoret-coret dan kampusnya sudah dikoyak, tak perlu mencari tahu siapa yang membuatnya, tentu saja Amelia dan antek-anteknya.

'Tikus-tikus itu memang selalu mencari perkara tidak diarena, bahkan di sekolahan, tapi mereka selalu memilih lawan yang salah.' Begitulah kira-kira pikiran Ivee, dengan tenang ia melangkahkan kakinya keluar dari kelas untuk menjalankan rencana dadakan.

Ivee berjalan menuju parkiran dan melihat mobil Ferrari Roma keluaran 2021 berwarna grey terparkir di parkiran khusus, dan plate number-nya dicustom khusus, AS 001 LL, tak sulit menebak pemilik mobil tersebut, tentu saja Amelia Sabella, gadis yang selalu memakai nomor 001 disegala pernak-perniknya, case ponsel, nomor loker, buku, pulpen, apapun, dan LL adalah nama gengnya, Lilith, sangat mencolok sekali. Meskipun Ivee terlihat begitu dingin tapi matanya diam-diam memperhatikan sekitarnya, menganalisa, dan 001 adalah keinginan Amelia sepertinya, menjadi nomor satu, Ivee bahkan tak tahan untuk tidak terkekeh.

Dalam waktu 10 menit Ivee sudah menjalankan rencananya dengan mudah, tinggal menunggu waktu pulang sekolah nanti, Ivee benar-benar ingin melihat bagaimana reaksi Amelia saat melihat keadaan mobilnya.

TBC

Votements boleh nggak guys? Thank you and enjoy 😍 see you in next chap!

AeilsyIr

The Shadow - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang