24

411 70 4
                                    

Ivee keluar  dari kamar mandi dan langsung disambut oleh Aaron yang berdiri disamping pintu kamar mandi.  Ia sempat  kaget namun tidak sampai yang menjerit hingga membangunkan yang lainnya. Ivee menatap wajah Aaron dan seolah tau apa yang diinginkan pria itu, akhirnya Ivee dan Aaron keluar dari kamar rawat Ivee. Keduanya berjalan bersisian menuju rooftop tanpa sepatah katapun.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Ivee setelah mereka sampai di rooftop.

"Aku hanya ingin memastikan sesuatu." Jawab Aaron.

Ivee diam menunggu kelanjutan apa yang ingin dikatakan Aaron.

"Kau adalah Black?" Aaron menatap Ivee yang berdiri disampingnya.

Ivee diam memandang langit hingga membuat Aaron gugup. Jujur saja Aaron tak siap mendengar apapun jawaban yang keluar dari bibir Ivee tapi ia harus.

"BUkankah sudah jelas?" Suara Ivee pelan dan terbawa angin namun Aaron masih bisa mendengarnya dengan jelas.

Jawaban yang Ivee berikan bukanlah sesuatu yang Aaron harapkan, ayolah dari jutaan perempuan dimuka bumi ini, kenapa Black, seorang ketua The Shadow, gadis yang Aaron tendang untuk membela Amelia justru adalah Ivee, tunangannya. Aaron rasanya ingin mengubur dirinya hidup-hidup, bagaimana ia harus menghadapi Ivee sekarang?

Keheningan melingkupi keduanya, hanya terdengar suara semilir angin yang menerpa kulit keduanya, rambut panjang Ivee bergerak mengikuti arah angin.

"Butuh waktu lama ternyata untuk membuatmu mengetahui semuanya, sepertinya kau tidak layak untuk memimpin The Wrath." Sahut Ivee setelah mereka berdiam beberapa lama.

Oh Shit! Harga diri seorang Aaron terinjak sekarang.

"Kau sudah mengetahui bahwa aku adalah Red?"

"Sejak kau menendangku."

Aaron benar-benar menyesal sekarang, ia menyesal sudah menendang Ivee hanya karna tak terima Hell's Angels dipermainkan, tapi sekarang penyesalan pun sudah tak bermakna karna semua sudah berlalu, yang bisa ia lakukan adalah mencari cara agar Ivee bisa memaafkannya.

"Aku minta maaf." Ucap Aaron dengan tulus.

"Kau tau bahwa maaf tak sebanding dengan apa yang sudah kau lakukankan?" Ivee berujar dengan santai tanpa memandang Aaron.

"Aku tau, tapi setidaknya aku mengatakan maafku sekarang dan biarkan aku menebus kesalahanku. Juga, The Wrath tidak akan mengibarkan bendera perang pada The Shadow, aku sudah memberitahu anggotamu tadi."

Ivee berdecak pelan, "Bukankah tadi anggotaku sudah mengatakan untuk menyimpan keputusanmu sampai kita bertemu diarena lagi?"

"Tapi karna aku sudah mengetahui tentang identitasmu maka aku bisa memberitahumu langsung."

"Tak ada gunanya, kita tetap akan bertemu diarena."

Keheningan kembali terjadi, Aaron seperti pria dungu yang tak tau harus membahas apa jika sudah berhadapan dengan Ivee.

"Jika kau adalah Black maka Shelby dan Yuna adalah anggota The Shadow juga?" Tanya Aaron takut-takut.

"Ketololanmu sungguh berlebihan." Sarkas Ivee.

Aaron lagi-lagi diam, mencebik bibirnya.

"JIka sudah tak ada yang ingin kau bicarakan maka aku akan turun sekarang." Ivee membalikkan tubuhnya hendak meninggalkan rooftop tapi pergelangan tangannya ditahan oleh Aaron.

"Apakah masih sakit?" Tanya Aaron dengan kekhawatiran yang begitu terasa, pria itu juga bisa merasakan suhu hangat dari tangan Ivee.

"Jika sudah tak sakit maka aku sudah pergi kesekolah tadi." Jawaban yang lagi-lagi sarkas.

"Katakan apa yang harus aku lakukan agar kau bisa memaafkanku." Aaron sudah benar-benar frustasi.

"Tak ada, karna aku belum berniat memaafkanmu." Ivee melepaskan tangannya dari genggaman Aaron dan langsung meninggalkan Aaron begitu saja.

Oh Tuhan! Habislah Aaron. Dengan Ivee belum selesai, dan pastinya ia juga akan mendapat hukuman dari kedua orangtuanya jika tau Ivee masuk rumah sakit karna ulahnya, belum lagi dengan kakek Loren, habislah dia.

———

Kedua orangtua Amelia menuntut Ivee atas apa yang terjadi pada anaknya, Amelia yang harus dirawat dirumah sakit karna cedera pada kepalanya akibat benturan yang dilakukan Ivee. Sebenarnya bukan hanya orangtua Amelia, namun orangtua Camila, Leah, dan Mila juga. Meadows Highschool bahkan heboh dengan orangtua dari keempat siswi itu datang ke sekolah dengan pengacara masing-masing namun selalu pulang dengan tangan kosong karna Ivee belum muncul ke sekolah, menurut kabar yang berhembus disekolahan, Ivee kabur karna tak berani menghadapi tuntutan. Mungkin saja orang-orang berspekulasi seperti itu karna saat mereka mendatangi alamat yang terdapat disistem sekolah, mereka justru mendapati studio kecil itu kosong melompong, bahkan tak ada barang-barang secuil pun saat mereka mendobrak paksa studio.

Ini sudah hari ketiga Ivee tidak masuk ke sekolah, selama itu juga Owen kerap kali masih menghubunginya yang berujung dengan Ivee tak menanggapinya. Kalau soal Aaron, pria itu sudah meminta maaf pada kakek Loren, pria tua itu mengatakan semua keputusan berada ditangan Ivee, tapi kakek Loren memuji Aaron yang berani mengakui kesalahannya, yah meskipun ia kesal tapi ia tetap saja, baginya Aaron sudah menjadi orang yang tidak lari dari tanggungjawab.

Terbukti dengan pria itu mengaku salah, bukan hanya pada Loren dan Ivee tapi juga pada kedua orangtuanya sendiri, yang berakhir dengan Aaron dihukum berat. Pria itu harus menerima cambukan sebanyak 100 kali, dan kedua orangtuanya bahkan malu untuk menemui Loren dan Ivee.

Aaron juga yang harus menemani Ivee selama dirumah sakit, jika sedang sekolah maka Ivee akan ditemani oleh suster dana kan berganti jika Aaron sudah datang. Loren tak mengijinkan Jia, Shelby, Yuna maupun sahabat yang lainnya untuk menemani Ivee, hanya Aaron yang boleh, hitung-hitung itu adalah cara Loren untuk mendekatkan keduanya.

Ivee mengetahui bahwa pria itu menerima cambukan sebanyak 100 kali tapi Ivee tidak memiliki simpati sama sekali pada Aaron, terbukti saat pertama kali Aaron menemaninya setelah menerima cambukan Ivee justru hanya memandang Aaron dengan dingin, tidak bertanya mengenai luka bekas cambukannya, apapun tidak.

"Anggotamu tau bahwa aku adalah Black?" Tanya Iveetanpa mengalihkan perhatiannya dari iPad.

Aaron yang tengah bermain dengan ponselnya langsung menatap Ivee, "Mereka tau karna papa dan mama mencambukku dihadapan mereka di markas The Wrath."

"Katakan pada mereka untuk bersiap malam ini, The Shadow akan datang ke markas The Wrath."

Aaron terdiam beberapa saat setelah mendengar perkataan Ivee.

"Kenapa? Kau tak mau bertemu dengan The Shadow? Hanya anggotamu yang mau?"

"Tidak, tidak, bukan begitu, aku hanya heran, bagaimana kau tau bahwa The Wrath ingin bertemu dengan kalian?"

Bukannya menjawab tapi Ivee justru memperlihatkan iPad-nya yang menampilkan isi pesan chat Aaron dengan anggotanya. Mata Aaron membulat, Ivee meng-hacked ponselnya.

Ting! Ting! Ting!

Pesan berulang kali masuk di grup The Wrath, keenam anggota didalam memberikan stiker jempol, yes , atau apapun untuk menunjukkan kebahagiaan mereka setelah mendapati bahwa The Shadow akan bertandang ke markas The Wrath.

Sumpah demi apapun, Aaron tak mengetik apapun tapi didalam grup chat itu, akunnya mengirimkan pesan ke grup 'Bersiaplah, The Shadow akan datang ke markas malam ini.' Kira-kira seperti itu.

"Kau terlalu lambat." Sarkas Ivee, yang berarti gadis itu yang mengirimkan pesan tersebut dari iPad-nya.

Wow! Hanya WOW yang ada dalam pikiran Aaron.

TBC
Gimana sama part ini?
AeilsyIr

The Shadow - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang