Kehidupan Clarice berubah total semenjak kepergian Mahesa. Perlahan seiring tahun berganti, hati Clarice tidak berubah. Lebih jahat, angkuh, ambisius serta kesombongan yang semakin menjadi.
Clarice menjadi sosok yang mengerikan. Jauh lebih mengerikan dibanding dulu. Jika dulu Clarice masih mempunyai hati dan rasa takut, setelah kepergian Mahesa semua itu lenyap.
Chita tak perlu lagi mengajari Clarice untuk membenci Jasmine. Semua mengalir begitu saja. Terutama rasa benci Clarice terhadap Mahesa yang membuatnya tertekan, ia lampiaskan kepada Jasmine. Bukan secara fisik tentunya. Menyakitinya dengan ucapan dan tindakan itu sudah lebih dari cukup. Tanpa perlu ikut merasakan rasa sakit.
Dan itu artinya Clarice sudah bisa mengatasi masalah terbesar hidupnya.
Hidup Clarice terasa sempurna dan indah. Sebelum Chita memaksanya menerima lamaran kerluarga Salim. Keluarga yang paling terpandang di negaranya. Tapi sayang sekali ia tidak tertarik dengan status dan kekayaannya.
Clarice hanya mencintai teman satu kampusnya dulu yang bernama Vincent. Pemuda populer yang sepadan dengannya. Pemuda yang digilai semua gadis. Lagipula keluarga pemuda itu tidak kalah jauh dari keluarganya.
Sayangnya Vincent seakan menjaga jarak dengannya. Padahal Clarice sangat yakin bahwa pemuda itu juga tertarik kepadanya.
Dengan sengaja Clarice menerima lamaran keluarga Salim. Tentu hanya untuk berpura-pura untuk memanasi Vincent supaya segera menyatakan perasaannya kepada Clarice. Namun kenyataannya tidak semudah yang dibayangkan oleh Clarice. Kedua belah pihak keluarga menganggapnya serius dan meminta pernikahannya agar dipercepat.
Clarice seperti terkena jebakannya sendiri. Ia tidak mungkin menikah dengan pria yang wajahnya saja tidak pernah dilihatnya. Untuk sekadar berbicara atau bertukar pesan melalui ponsel pun tidak.
Agar tidak terjebak di dalam pernikahan yang tak diinginkan, Clarice berniat melarikan diri bersama Vincent. Pergi jauh sehingga tidak akan ada seorangpun yang mengira bahwa mereka menetap disana.
Clarice berani melarikan diri karena ada Jasmine. Kembarannya itu pasti akan menggantikannya.
Disaat semua telah kondusif, Clarice akan pulang. Orang tuanya pasti akan memaafkannya. Mereka selalu memaafkan apa yang telah diperbuat olehnya.
🤍
Seminggu berada di Manhattan, ternyata tidak seindah yang Clarice bayangkan. Mulanya memang terasa indah, tapi entah kenapa beberapa hari belakang ini Vincent nampak menjaga jarak dengannya.
Clarice menggerutu kesal. Kartu debit serta kreditnya tidak bisa digunakan. Terlebih masih ada sejumlah uang yang ia simpan di dalamnya. Dugaannya Rolan sengaja memblokir semua kartunya dengan harapan Clarice akan pulang. Tapi sayangnya tidak. Clarice masih belum ingin pulang.
Sembari memeluk sekantong paperbag berisi di dadanya, Clarice menghembuskan nafas kasar. Ia harus cepat sampai ke apartemen yang ditinggali dirinya dan Vincent. Meskipun satu unit, mereka berada di kamar yang berbeda. Langkah kakinya bertambah cepat mengikuti arus orang-orang di sekelilingnya.
Saat hampir dekat dengan bangunan apartemen, Clarice melihat seseorang yang tidak asing baginya. Meski dalam perwujudan dewasa, ia sangat mengenali seseorang itu. Seseorang yang sangat tidak ingin ditemuinya.
Tidak mungkin Mahesa berada di Manhattan. Pria itu seharusnya berada di Toronto.
Clarice bersembunyi di balik salah satu bangunan ketika pria itu menolehkan kepalanya. Ia menggeleng tidak percaya jika pria itu adalah Mahesa. Pria itu mengenakan setelan dari perancang busana terkenal. Di tambah pria itu kini memasuki sebuah Rolls-Royce, salah satu mobil termahal di dunia. Sementara Mahesa hanyalah anak pembantu tanpa ayah yang beruntung bisa kuliah di Toronto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love from C to M [END]
FanfictionAwalnya Clarice berpikir dengan melarikan diri bersama kekasihnya akan mengantarkannya ke gerbang kebahagiaan. Namun, kenyataan pahit seolah menyiram tubuhnya untuk kembali bangun. Clarice telah disadarkan bahwa orang-orang disekelilingnya tidak ada...