mature content. be wise!
Clarice tengah meneliti rumah yang berada di pinggiran kota. Tidak pernah terbayangkan ia akan menempati rumah seperti ini. Ia kira mereka akan pulang ke rumah Rolan. Meskipun ia sudah diusir, setidaknya ia bisa beralasan sebagai istri ia harus mengikuti dimana Mahesa tinggal.
Tapi takdir mengejeknya. Mahesa justru memilih untuk tinggal di tempat kumuh seperti ini. Kumuh dalam artian menurut Clarice. Sebenarnya rumahnya masih berada dalam komplek perumahan kecil.
"Masuk!" perintah Mahesa yang sudah berdiri di depan pintu dan masuk lebih dulu ke dalam meninggalkan koper milik Clarice.
"Bawa ke dalam." Clarice memerintah supir yang membawa mereka untuk memasukkan koper besar miliknya. Namun dengan cueknya supir tersebut masuk kembali ke dalam kursi pengemudi dan menjalankan mobilnya.
Amarah Clarice meradang. Hari ini banyak sekali orang yang telah memancing amarahnya. Terpaksa ia harus menarik kopernya sendiri. Sejujurnya ia sendiri pun tidak tahu isi koper miliknya karena setelah pemberkatan, koper miliknya sudah ada di bagasi mobil.
Tapi jika dilogika, barang-barangnya yang banyak tidak mungkin akan muat pada dua koper saja. Paling tidak butuh belasan koper besar untuk menampungnya.
Dengan bersusah payah, Clarice menarik koper besar itu. Ditambah dirinya masih mengenakan gaun pengantin. Hampir saja ia terjatuh karena roda koper menginjak gaunnya. Hingga pada akhirnya ia kehilangan keseimbangan saat akan menaiki teras rumah.
Clarice memanggil Mahesa untuk membantunya pun pria itu tidak akan datang. Bisa jadi pria itu hanya menatapnya tanpa berminat membantu.
Menahan rasa amarah pada Mahesa, pada orang-orang kampung, dan pada teras, Clarice bangkit. Melepas heels yang telah membuatnya terjatuh. Lalu melanjutkan memasuki rumah.
Kesan pertama yang Clarice berikan pada rumah ini adalah mengerikan. Sempit, tidak ada ruang tamu, tidak ada pendingin ruangan, televisi, bahkan perabotan penghias rumah seperti pada umumnya. Hanya sebuah sofa yang usianya entah sudah berapa lama sampai kulitnya ada yang sudah terkelupas.
"Ini beneran rumah kamu?" tanya Clarice pada Mahesa yang baru muncul dari arah dapur.
Clarice tidak memercayai ini semua. Mahesa adalah lulusan luar negeri. Atasan pria itu juga terlihat kaya raya. Peluang pria itu menjadi kaya tentu sangat besar. Mustahil Mahesa hanya memiliki rumah ini sebagai aset.
"Ya." jawab Mahesa seadanya.
"Aku gak mau tinggal disini. Kita balik ke rumah. Gak masalah kalau aku harus ngemis ke Papa daripada aku tinggal di tempat kayak gini."
Clarice sudah bersiap mengangkat koper dan keluar jika tidak dihalangi oleh Mahesa yang berjalan dengan langkah lebar. Pria itu menutup pintu dan menguncinya.
"Apaan sih lo?!"
"Lo?" ulang Mahesa.
Sial! Clarice keceplosan. Salah Mahesa sendiri yang menyebalkan jadi mulutnya spontan meneriaki pria itu.
Tangannya mencengkram pergelangan tangan Clarice dan menariknya dengan kasar menuju kamar kecil yang hanya ada tempat tidur dan lemari pakaian.
Clarice sedikit was-was dengan perlakuan Mahesa. Pikiran negatifnya kembali bermunculan. Dibawa ke kamar kecil, ada kemungkinan kalau pria itu hendak memperkosanya bukan? Ini malam pertama mereka, terlebih Mahesa adalah laki-laki normal.
"Aku mau keluar." Clarice berusaha melepaskan cengkraman Mahesa walaupun sia-sia.
"Kamu tahu kesalahan kamu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Love from C to M [END]
FanfictionAwalnya Clarice berpikir dengan melarikan diri bersama kekasihnya akan mengantarkannya ke gerbang kebahagiaan. Namun, kenyataan pahit seolah menyiram tubuhnya untuk kembali bangun. Clarice telah disadarkan bahwa orang-orang disekelilingnya tidak ada...