Gaun-gaun yang dibelikan oleh Jaguar sangat indah. Sedikit tidak menyangka ternyata selera Clarice dan Jaguar sama. Clarice mengambil ponsel Jasmine yang dipinjamnya diam-diam dari tas saudari kembarnya itu.
Clarice berdecak saat ponsel Jasmine terkunci. Mencoba peruntungan, ia menyatukan titik-titik hingga menjadi sebuah pola yang diingatnya dulu. Seulas senyuman lebar terbit di bibir Clarice. Beruntung Jasmine tidak mengubah pola kunci ponselnya.
Jari Clarice menggulir layar ponsel Jasmine sampai berhenti di sebuah kontak bernama 'Mama'. Ia menghafal angka demi angka nomor Chita, selesai menghafal ia matikan ponsel Jasmine dan menyimpannya di saku gaun sebelum dirinya ketahuan.
Clarice keluar dari ruang ganti sambil memamerkan gaun yang sedang dikenakan kepada Jasmine. Wanita itu hanya diam dan Clarice tahu kalau sejujurnya Jasmine tidak rela gaun yang dibelinya tadi bersama Jaguar kini justru dikenakan olehnya.
"Yang mana lagi ya? Pilihin dong,"
Walaupun Jasmine seperti setengah hati, wanita itu tetap memilihkan gaun untuk Clarice. Saat Jasmine sibuk memilah gaun, Clarice langsung memasukkan kembali ponsel Jasmine ke dalam tas wanita itu.
"Jaguar baik banget ya sampe rela ngeluarin banyak uang beliin gaun-gaun ini buat lo. Gue yakin pasti dia yang pilih ini semua sih, selera lo kan gak setinggi ini."
Sindir Clarice dengan sengaja. Ia melirik Jasmine dari pantulan cermin yang terpasang di salah satu etalase walk in closet. Bisa ia lihat raut muka Jasmine seolah kesal.
Pandangan Clarice berpindah kepada Jaguar yang baru datang. Dalam benaknya bersorak bahagia karena Jaguar tak melepaskan tatapannya. Itu berarti pria itu tengah tertarik dan jatuh ke dalam pesonanya.
"Gue cocok gak pake ini?"
Jaguar mengangguk, "Cocok. Cantik,"
Mendapat pujian dari Jaguar, menguatkan dugaan Clarice mengenai pria itu yang tertarik kepadanya. Karena hal tersebut pula pikiran Clarice mulai bercabang. Ia menyimpulkan Jaguar tidak menyukai Jasmine.
Clarice telah menerima semua gaun-gaun yang dimintanya dari Jaguar. Pria itu memintanya untuk lekas kembali ke kamarnya sendiri yang sebelumnya sudah dipesankan. Sesampainya di kamar, kini Clarice bebas menelepon Chita menggunakan telepon hotel berbekal angka-angka yang diingatnya tadi.
Clarice ingin mengadukan semua yang terjadi padanya dua bulan terakhir termasuk dirinya yang hampir menjadi gelandangan di Manhattan.
"Halo," sapa Clarice saat telepon mulai terhubung.
"Halo. Maaf, dengan siapa ya ini?"
"Ini Clarice, Ma."
"Clarice?" ada nada terkejut, senang, dan terharu yang bisa Clarice dengar dari suara Chita.
"Iya, Ma. Ini Clarice." jawab Clarice dengan suara yang ikut bergetar. Ia sangat merindukan Chita.
"Kamu kemana saja, sayang? Mama cari kamu, kepikiran kamu, takut kamu kenapa-kenapa."
Niat awalnya yang ingin mengadu, akhirnya Clarice urungkan. Ia tidak tega jika Chita mendengar kabar anaknya hampir menjadi korban pemerkosaan dan gelandangan. "Clarice aman, Ma. Ini sekarang Clarice lagi sama Jasmine dan Jaguar."
"Kamu sudah bertemu Jaguar?"
"Udah, Ma. Kemarin gak sengaja ketemu sewaktu Clarice mau pulang. Jaguar ternyata ganteng ya, Ma? Kalau Clarice tau, mungkin dulu Clarice milih buat nikah daripada kabur."
"Kamu dimana sekarang?"
"Di Manhattan, Ma. Kayaknya mereka juga lagi honeymoon—"
"Bulan madu?!" tanpa sadar Chita menjerit marah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love from C to M [END]
FanfictionAwalnya Clarice berpikir dengan melarikan diri bersama kekasihnya akan mengantarkannya ke gerbang kebahagiaan. Namun, kenyataan pahit seolah menyiram tubuhnya untuk kembali bangun. Clarice telah disadarkan bahwa orang-orang disekelilingnya tidak ada...