Apa yang dilakukan oleh Clarice bagi Mahesa adalah sangat keterlaluan! Bisa-bisanya gadis itu melarikan diri bersama lelaki brengsek yang menjadi kekasihnya itu. Lelaki yang gemar mempermainkan perempuan.
Amarah Mahesa sudah tidak bisa lagi terbendung. Ia bahkan sudah melenyapkan seluruh foto-foto Clarice di ruangannya, tapi tetap saja pikirannya selalu tertuju pada gadis itu. Otaknya membayangkan mereka mungkin sudah tidur bersama atau mungkin sudah menikah. Sialan!
"Mahesa, apa kau mendengarkanku?" tanya Jeff menjentikkan jarinya tepat di depan mata Mahesa.
"Sepertinya dia sedang memikirkan hal yang lain." ucap Haris terang-terangan menggoda Mahesa.
"Aku mendengarnya dan jawabanku tetap tidak." Mahesa menolak dengan dinginnya. Tidak peduli Jeff merupakan ayahnya sendiri.
"Ayolah, apa kamu tidak ingin melihatku senang?" rengek Jeff. Mahesa tidak mengerti Jeff senang sekali merengek kepadanya. Padahal di hadapan orang lain, jiwa sosok itu sangat bertolak belakang.
"Ya, aku tidak ingin melihatmu senang. Aku tetap menolak. Bersikaplah dewasa dan tetaplah bekerja!"
Jeff melirik ke arah Haris. Meminta bantuan temannya itu untuk membujuk Mahesa. Mungkin dulu Mahesa akan segan menolak permintaan Haris, tapi sekarang jangan harap ia akan mengabulkan permintaan kedua pria tua itu.
"Om tidak perlu membujukku. Jawabanku tetap tidak."
"Argh! Ayolah Sa, kali ini saja. Aku benar-benar butuh hiburan." Jeff tak henti-hentinya merengek. Pria itu tidak tahu malu di hadapan asistennya sendiri.
"Tidak. Pekerjaanku sudah berat! Jangan menggangguku."
"Aku tahu kau sanggup melakukannya."
Rasanya Mahesa ingin sekali menyerang pria tua itu. Menarik dasinya dan mencekiknya agar berhenti meminta. Dulu ia pernah menggantikan posisi Jeff untuk satu minggu, dan alhasil ia hanya memiliki waktu 2 jam untuk tidur setiap harinya. Dan sekarang Jeff tanpa tahu malu memintanya untuk rangkap jabatan selama satu bulan. Itu gila! Padahal pria tua itu mempunyai wakil dan tangan kanan.
"Kenapa kau tidak meminta Christian untuk menggantikanmu?" tanya Haris heran dengan Jeff yang kekeuh meminta Mahesa untuk menggantikannya.
"Dia akan pergi bersamaku."
"Bukankah kau memiliki Steven yang menjadi tangan kananmu itu?"
Jeff mengambil cangkir kopinya lalu menyesapnya. "Mengurus perusahaan bukanlah tugasnya. Aku tidak ingin memberinya beban tambahan. Tugasnya sudah berat."
"Kau pikir pekerjaanku lebih mudah, begitu?" sinis Mahesa.
Sebagai jawaban, Jeff mengangkat kedua bahunya acuh.
"Kau bisa bekerja sembari berlibur, Jeff." saran Haris.
Jeff membuang nafas beratnya, "Kalau begitu apa gunanya aku berlibur?"
"Kau itu sebetulnya memihak aku atau Mahesa?!" protes Jeff pada Haris.
"Aku netral." balas Haris enteng.
"Baiklah aku akan meminta Giselle menggantikanku sementara."
"Lakukan kalau kau ingin perusahaanmu bangkrut." tukas Mahesa pedas. Apa yang ada dipikiran Jeff sampai-sampai meminta bantuan gadis gila itu?! Mahesa tidak habis pikir.
"Karena kau terus menolak. Aku tidak memiliki pilihan lain! Giselle akan dibantu Steven menangani proyek pembuatan gedung baru di Indonesia dengan perusahaan Salim."
"Jaguar Salim?" tanya Mahesa memastikan.
"Iya. Kenapa?" tatapan Jeff kini berubah menjadi dingin.
Jaguar adalah mantan calon suami Clarice. Mahesa selalu mendengar betapa hebatnya keluarga pria itu merajai dunia bisnis di Asia Tenggara. Dan ia dengar Reisa juga menjadi asisten priia itu setelah lulus kuliah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love from C to M [END]
FanfictionAwalnya Clarice berpikir dengan melarikan diri bersama kekasihnya akan mengantarkannya ke gerbang kebahagiaan. Namun, kenyataan pahit seolah menyiram tubuhnya untuk kembali bangun. Clarice telah disadarkan bahwa orang-orang disekelilingnya tidak ada...