3

1.9K 221 19
                                    

Panas dan perih menyengat di pipi Clarice saat Chita menampar pipi Jasmine. Sebisa mungkin Clarice mempertahankan sikapnya seperti tidak terjadi apa-apa. Sejujurnya ia tidak akan menyangka kalau Chita akan menampar pipi Jasmine.

"Ma, aku menikah karena permintaan Papa dan orang tua Jaguar buat jaga nama baik dua keluarga." bela Jasmine. Wanita itu mengingatkan ibunya tentang kejadian beberapa bulan yang lalu. Bagaimana dirinya dipaksa untuk menjadi pengantin pengganti sebab calon mempelai wanita memilih melarikan diri bersama kekasihnya.

"Jadi lo mau bilang ini semua salah gue? Gitu?" selak Clarice yang menatap sinis Jasmine dan bersedekap dada.

"Kamu menyalahkan Clarice?!" Chita menatap Jasmine seolah ingin memukulnya lagi.

"Aku gak berniat nyalahin kamu. Mungkin Jaguar memang jodohku," ucapan Jasmine membuat emosi Clarice memuncak.

"Oh jadi lo sekarang ngaku ambil keuntungan dari kaburnya gue?" Clarice mendorong tubuh Jasmine ke arah sofa.

Sengatan di punggung Clarice membuat gadis itu memejamkan matanya sejenak. Ia melupakan fakta bahwa ia akan merasakan sakit berkali-kali lipat dibandingkan rasa sakit yang dirasakan oleh Jasmine.

"Selama ini aku yang selalu mengalah dan jadi tumbal dari semua kelakuan kamu, Cla! Kamu gak jadi nikah sama Jaguar itu juga kesalahan kamu sendiri! Jadi jangan rebut Jaguar. Aku gak akan pernah lepasin suamiku."

Plak!

Chita menampar sekuat tenaga pipi tirus Jasmine hingga sudut bibir Jasmine terluka. Wanita setengah baya itu terengah. Mencoba mengontrol emosinya kembali.

Di posisinya, Clarice sedang menahan tangannya supaya tidak mengusap pipinya sendiri. Kenyataan seorang anak kembar yang bisa berbagi rasa sakit benar-benar menyiksanya.

"Jangan pernah bersikap kurang ajar kepada kakak mu! Sekali lagi kamu melawan, Mama akan menamparmu sampai pipimu tidak berbentuk!"

"Maaf Ma," Jasmine menunduk.

"Kalau kamu mau dapat permintaan maaf dari Mama, ceraikan Jaguar dan suruh dia bertanggungjawab menikahi Clarice." ucap Chita dengan tegas.

"Gak, Ma. Jasmine gak bisa."

"Ya sudah jangan harap kamu mendapatkan maaf dari Mama!" Chita terus saja memarahi dan memaki Jasmine.

"Aku yakin Clarice gak hamil. Kalaupun hamil, pasti itu bukan anak Jaguar."

"Lo!" layangan tangan Clarice dengan cepat ditahan oleh Jasmine.

"Aku akan tanyakan langsung ke Jaguar." Jasmine mengambil ponselnya yang berada di dalam tasnya. Lalu mencari nomor kontak suaminya.

Sekali sentakan, ponsel tersebut telah berpindah ke tangan Clarice.

"Cla, kembaliin!" Jasmine berusaha merebut kembali ponselnya yang sengaja dijauhkan dari jangkauannya oleh Clarice.

Chita yang memperhatikan kedua anaknya itu mulai memahami situasi. "Cla, benar kamu sedang hamil anak Jaguar?"

Pertanyaan dari Chita sempat membuat jantung Clarice seperti terhenti sepersekian detik. Untung saja saat ini otaknya sedang dapat berpikir dengan cepat. "Mama gak percaya ke Clarice? Clarice lakuin ini soalnya Jaguar belum tau. Dan Clarice sengaja pengen ngasih Jaguar kejutan, Ma."

"Kamu dengar sendiri bukan ucapan Clarice? Kamu harus tinggalkan Jaguar." ujar Chita kepada Jasmine.

"Aku gak akan pernah tinggalin Jaguar. Aku lagi hamil anak Jaguar, Ma."

"Jangan membohongi Mama, Jasmine!" bentak Chita sembari mendorong keras tubuh Jasmine sehingga anak keduanya itu terjatuh di lantai marmer yang dingin. Tanpa memedulikan keadaan Jasmine, Chita pergi meninggalkan kedua anaknya dengan amarah yang masih bercokol di hatinya.

Love from C to M [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang