"Kamu anak kesayangan Mama. Jangan pernah mengecewakan Mama ya?" tangan Chita mengusap lembut rambut Clarice yang membuatnya nyaman. Terlebih dengan suasana di dekat kolam renang serta udaranya yang sejuk.
"Iya, Ma. Clarice janji gak akan mengecewakan Mama." Jawab Clarice.
"Pintar anak Mama."
Karena gemas, Chita mengecup pipi tembam Clarice. Anaknya yang selalu ia sayangi dan cintai.
"Ma," panggil seorang anak perempuan yang wajahnya sekilas mirip dengan Clarice.
Anak perempuan itu berdiri di dekat pintu. Sesekali menunduk takut menatap Chita. Wajah Chita yang ramah berganti menjadi dingin.
"Apa?" tanya Chita dengan nadanya yang datar.
"Apa Mama besok bisa datang ke sekolah?"
"Kenapa Mama harus datang? Jangan-jangan kamu membuat masalah di sekolah ya? Dasar anak nakal!"
Chita berdiri dari duduknya lalu dengan langkah besar mendekati anak perempuan itu dan tanpa di duga Chita mencengkeram kuat bahunya.
"E-enggak, Ma! Guru Jasmine meminta Mama atau Papa—argh sakit Ma," jerit Jasmine kala punggungnya dipukul oleh Chita.
Clarice yang masih duduk hanya mampu menutup kedua matanya. Menahan rasa sakit yang mendera di tempat yang sama seperti Jasmine ketika disakiti.
"Ampun, Ma!" jeritnya semakin keras disela tangisnya.
Siapapun yang mendengar jeritan Jasmine pasti tidak akan tega. Bagaimana sakitnya Chita yang selalu memukulnya dengan sekuat Chitaaga. Kembaran yang hanya diam menatap ketika kembaran lainnya disiksa oleh orang tuanya sendiri.
"Kamu anak tidak tahu diri! Selalu saja buat masalah!" tangan Chita tidak berhenti memukul Jasmine.
"Nyonya,"
Sebuah suara mengalihkan pandangan Clarice. Suara itu. Clarice menatap Tyas yang tengah berusaha menghentikan Chita.
"Kenapa Nyonya memukul Nona Jasmine?"
"Ini bukan urusan kamu! Lebih baik kamu kembali mengurus rumah!" bentak Chita dengan wajah kesal.
"Maaf, bukannya saya ikut campur tetapi Nona Jasmine tidak pantas untuk mendapatkan pukulan keras seperti tadi."
"Memangnya saya peduli?!"
Tyas menggelengkan kepalanya menatap majikannya. Dalam hatinya bertanya-tanya kenapa Chita begitu tega sekali memukul anak kandungnya sendiri? Bahkan Tyas sendiri tak sampai hati untuk membentak anaknya sekalipun.
Perhatian Clarice teralih ke arah seseorang yang berdiri di belakang Tyas. Seorang anak laki-laki yang 2 tahun lebih tua dari Clarice.
"Nona Jasmine tidak membuat masalah. Guru mengundang Anda untuk menghadiri acara penyerahan penghargaan Nona Jasmine yang telah memenangkan olimpiade." Jelas anak perempuan itu yang tak disukai oleh Clarice.
Clarice mengetahui jika Jasmine mengikuti olimpiade sains mewakili sekolah mereka. Tetapi Clarice merahasiakannya sebab Clarice tidak ingin mengikuti olimpiade tersebut. Ah, setelah ini pasti Clarice akan mendapatkan ceramah dari Chita.
"Kalau seperti itu besok kamu saja yang datang." perintah Chita kepada Tyas.
"Tapi Nyonya—"
"Kamu bantah saya?!" Chita menatap tajam Tyas.
"Tidak Nyonya. Besok saya akan datang ke sekolah Nona Jasmine,"
Tyas memegang bahu Jasmine sembari mengusapnya pelan. Sebagai bentuk perhatian darinya dan berharap tangis Jasmine mereda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love from C to M [END]
FanfictionAwalnya Clarice berpikir dengan melarikan diri bersama kekasihnya akan mengantarkannya ke gerbang kebahagiaan. Namun, kenyataan pahit seolah menyiram tubuhnya untuk kembali bangun. Clarice telah disadarkan bahwa orang-orang disekelilingnya tidak ada...